Home  /  Berita  /  Politik

Siapkan Rp2,6 Triliun untuk Pesantren, Gus Jazil: Aspirasi Kita Didengar dan Direspon Presiden Jokowi

Siapkan Rp2,6 Triliun untuk Pesantren, Gus Jazil: Aspirasi Kita Didengar dan Direspon Presiden Jokowi
Gus Jazil saat Rapat Konsultasi Pimpinan MPR dengan Presiden di Istana Bogor, Kota Bogor, Jawa Barat, 8 Juli 2020. (Istimewa)
Rabu, 08 Juli 2020 16:58 WIB
Penulis: Muslikhin Effendy
JAKARTA - Saat mengunjungi Pondok Pesantren Raudhatul Muta’allimin dan Pondok Pesantren Al Ittihad, yang keduanya berlokasi di Cianjur, Jawa Barat, beberapa waktu yang lalu, Wakil Ketua MPR Jazilul Fawaid berkeluh kesah mengenai adanya pondok pesantren yang belum memiliki fasilitas memadai untuk mencegah penularan Covid-19.

Dirinya menyayangkan fasilitas pencegahan penularan Covid-19 belum ada di banyak pondok pesantren sebab. Fasilitas kesehatan di pondok pesantren menurutnya penting sebab di tempat itulah generasi muda bangsa ini dididik dan menuntut ilmu. "Dari pesantren lahir sumber daya-sumber daya manusia yang unggul, baik secara intelektual maupun spiritual," tuturnya.

"Contohnya, dari Raudhatul Muta'allimin muncul tokoh-tokoh berpengaruh bagi Cianjur," ungkapnya.
 
Dirinya mengajak membayangkan bagaimana kalua proses pendidikan di pesantren terhenti karena terkena dampak pandemi Covid-19. Kementerian terkait, Kementerian Agama, menurut politisi PKB itu diakui belum menunjukan keseriusan dalam ikut mengatasi masalah yang menimpa pesantren-pesantren yang seperti dipaparkan di atas.

"Khususnya yang berada di daerah-daerah seperti Cianjur," ungkapnya.

Disampaikannya, melihat anggaran yang ada, disebut kementerian itu sepertinya tak ada niatan untuk membantu dunia pendidikan pesantren.
 
Pria asal Pulau Bawean, Kabupaten Gresik, Jawa Timur, itu pun meminta Kementerian Agama serius dalam memberikan perhatiannya kepada pondok pesantren. "Khususnya di tengah pandemi seperti saat ini," ujarnya.
 
Bagi pria yang akrab dipanggil Gus Jazil itu, lembaga pendidikan khas Indonesia itu sudah terbukti menjadi sarana belajar agama dan ilmu pengetahuan berbagai lapisan masyarakat sehingga sudah seharusnya pesantren lebih mendapatkan dukungan dari pemerintah. "Ini yang harus jadi fokus pemerintah, pesantren saat ini tidak punya akses anggaran. Jangan biarkan hidupnya seperti rumput alang-alang," tambahnya.
 
Keluh kesah Jazilul Fawaid akhirnya sirna setelah Presiden Joko Widodo memberi anggaran kepada pesantren senilai Rp 2,6 triliun. "Saya bergembira dan bersyukur, akhirnya aspirasi kita untuk memperjuangkan pondok pesantren mendapat bantuan fasilitas kesehatan didengar dan direspon oleh Presiden Joko Widodo," ujarnya, Rabu (8/7/2020).

Anggaran sebesar itu menurutnya disampaikan sendiri oleh Joko Widodo saat Rapat Konsultasi Pimpinan MPR dengan Presiden di Istana Bogor, Kota Bogor, Jawa Barat, 8 Juli 2020.
 
Bantuan yang akan diberikan, menurut Jazilul Fawaid selanjutnya akan diatur dan ditangani oleh Kementerian Agama, Kementerian Kesehatan, dan Kementerian PUPR. "Pak Presiden juga menyampaikan kualifikasi dan syarat teknisnya," ungkapnya.
Dirinya berharap ketiga kementerian itu bisa merealisasikan apa yang menjadi keinginan masyarakat dalam hal ini pengelola pesantren sesuai dengan instruksi dan arahan Presiden.
 
Menurutnya, Joko Widodo, menyiapkan anggaran senilai Rp 2,6 triliun untuk membantu fasilitas kesehatan sebagai langkah pencegahan dan penanggulangan Covid-19 di pesantren. Bantuan tersebut disambut Jazilul Fawaid dengan mengucapkan, "Alhamdulillah kita patut bersyukur kepada Allah SWT".

"Kehawatiran sejumlah pesantren soal anggaran kesehatan sudah dijawab Pak Joko Widodo," tambahnya.

Jazilul Fawaid mengungkapkan, dalam Rapat Konsultasi itu, Presiden Joko Widodo menyampaikan, saat ini betapa sulit dan dilemanya menggerakan sektor ekonomi, industri, pendidikan secara serempak di tengah masa pandemi. Meski demikian menurutnya, Presiden Joko Widodo tidak patah arang dan tetap optimis Indonesia dapat mengatasi dampak pandemi.

"Optimis pertumbuhan ekonomi Indonesia lebih baik dibanding USA dan beberapa negara Eropa dan Asia. Pun demikian Beliau juga optimis sistem pendidikan akan berjalan sesuai dengan keinginan kita bersama," tandasnya.
 
Untuk itu dirinya mengingatkan masyarakat untuk tetap bahagia dalam menjalankan aktivitas sembari tetap menerapkan protokol kesehatan, seperti memakai masker dan cuci tangan.

"Bagi yang bertani, bertanilah dengan penuh semangat, jangan sampai stres akibat corona. Percayalah, kalau petani kita makmur, makmur juga bangsa Indonesia," tegasnya.***

wwwwwwhttps://green.radenintan.ac.id/max/https://bkpsdm.tanahlautkab.go.id/galaxy/https://143.198.234.52/sonic77