Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Dengan Tema Mawar Hitam, Pameran Busana Migi Rihasalay Pukau Pengunjung Indonesia Fashion Week 2024
Umum
20 jam yang lalu
Dengan Tema Mawar Hitam, Pameran Busana Migi Rihasalay Pukau Pengunjung Indonesia Fashion Week 2024
2
Cinta Laura Tetap Produktif di Bulan Ramadan
Umum
21 jam yang lalu
Cinta Laura Tetap Produktif di Bulan Ramadan
3
Persis Solo Pantau Fisik Pemain Selama Ramadan
Olahraga
19 jam yang lalu
Persis Solo Pantau Fisik Pemain Selama Ramadan
4
Tekad Bangkit Super Elang Jawan Raih Tiga Poin
Olahraga
19 jam yang lalu
Tekad Bangkit Super Elang Jawan Raih Tiga Poin
5
Ilhamsyah Bersyukur Menit Bermain Bertambah
Olahraga
19 jam yang lalu
Ilhamsyah Bersyukur Menit Bermain Bertambah
6
Lawan Bali United, Thomas Doll Harapkan Pemain Persija Jakarta Bugar
Olahraga
19 jam yang lalu
Lawan Bali United, Thomas Doll Harapkan Pemain Persija Jakarta Bugar
https://green.radenintan.ac.id/max/https://bkpsdm.tanahlautkab.go.id/galaxy/https://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/
Home  /  Berita  /  GoNews Group

Abaikan Usulan DMI, Mayoritas Masjid di Jakarta, Bekasi, Tangsel Tak Terapkan Ganjil Genap

Abaikan Usulan DMI, Mayoritas Masjid di Jakarta, Bekasi, Tangsel Tak Terapkan Ganjil Genap
Ilustrasi (Istimewa)
Jum'at, 19 Juni 2020 14:15 WIB
JAKARTA - Masjid di berbagai daerah tak menerapkan pembagian gelombang jemaah Salat Jumat dengan sistem ganjil genap. Alasannya, kapasitas masjid masih mencukupi atau memang hanya tak dilakukan pengaturan.

Diketahui, Dewan Masjid Indonesia (DMI), Selasa (16/6), menganjurkan pengurus masjid menggelar Salat Jumat dua gelombang, yakni pukul 12.00 dan 13.00, jika kapasitas masjid tak mencukupi. Giliran salat ditentukan lewat ganjil/genap nomor terakhir ponsel jemaah.

Masjid Agung Sunda Kelapa, Menteng, Jakarta Pusat, tidak menerapkan aturan ganjil genap karena kapasitas lahan masih bisa menampung jemaah.

"Kan poin yang dianjurkan itu ada beberapa. Kalau yang masjid lahannya luas itu enggak masalah, tidak perlu membagi gelombang," kata Kepala Bidang Umum dan Operasional Masjid Agung Sunda Kelapa Laode saat dihubungi, Jumat (19/6) dikutip dari Antara.

Pelaksanaan Shalat Jumat di Masjid Sunda Kelapa hanya dilakukan satu kali karena mampu menampung banyak jemaah meski sudah menyesuaikan dengan protokol jaga jarak.

"Kalau dulu kan hanya tiga ruangan yang digunakan untuk ibadah Salat Jumat dalam kondisi normal. Ruangannya itu hanya aula, ruang ibadah utama, sama serambi. Kalau sekarang seluruh area masjid digunakan, dengan halamannya, lapangan bola, pelataran semua dipakai," kata Laode.

Dia mengingatkan jamaah yang akan menjalani Shalat Jumat di Masjid Sunda Kelapa menaati protokol kesehatan seperti membawa sajadah sendiri, membawa tas untuk alas kaki, hingga melakukan wudhu dari rumah.

"Dipastikan protokol kesehatan yang ada tetap berjalan," kata Laode.

Senada, Masjid At-Taubah, Kelurahan Susukan, Kecamatan Ciracas, Jakarta Timur, Jum'at (19/6), tidak menerapkan ganjil genap.

Dilansir dari CNNIndonesia, tidak terlihat pengecekan nomor ponsel dari setiap jemaah yang datang oleh petugas masjid.

Pihak masjid menyediakan sarana cuci tangan beserta sabunnya. Meski dipenuhi jemaah, masjid yang terdiri dari dua lantai ini tetap menerapkan jaga jarak 1 meter antar-jemaah yang tampak patuh aturan penggunaan masker.

Pihak masjid tidak menyediakan sajadah sebagai alas salat, setiap jemaah diminta membawanya sendiri.

Hanya saja, jemaah yang melaksanakan salat di jalan di dekat masjid terlihat tidak menerapkan jaga jarak sebagaimana yang ada di dalam masjid.

"Kalau yang di dalam sudah diatur soal jaga jarak. Sedangkan di luar, susah juga, ya, sudah jaga jarak, cuma kan makin lama makin banyak jemaah yang datang sedangkan terpal untuk alas salat tidak banyak," ujar salah satu jemaah, Ahmad Husein.

Terpisah, Masjid Nurul Huda, di Kompleks Perumahan Danamon-Greenhill, Jatiasih, Bekasi, pun tak menerapkan metode ganjil-genap.

Jemaah masuk masjid tanpa pengecekan nomor ponsel masing-masing. Namun, tetap ada penerapan protokol kesehatan, seperti boks disinfektan, pengurus masjid yang terus mengingatkan soal jaga jarak.

Dua masjid di Ciputat, Kota Tangerang Selatan, yakni Masjid Fathullah kampus Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta dan Masjid Mauidzotul, memilih tak menerapkan sistem ganjil-genap karena kapasitas masih cukup.

"Enggak. Karena masjidnya gede. Kalau saya lihat sih enggak bakalan penuh," kata salah satu pengurus Masjid Fathullah kampus Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta, Handoko, Jumat (19/6).

Namun, pihak masjid tetap menerapkan sejumlah prokotol kesehatan. Misalnya menjaga jarak, pengecekan suhu tubuh, dan tidak boleh berlama-lama di dalam masjid usai gelaran Salat Jumat.

Ketua Dewan Kemakmuran Masjid Mauidzotul, Tangsel, Hamin Rosa mengatakan pihaknya mempersilakan jemaah yang tak tertampung untuk mencari masjid lain.

Lihat juga: JK Sebut Fatwa Salat Jumat MUI Pusat dan DKI Beda Konteks
"Kita enggak pake [ganjil genap]. Karena masih cukup. Masjid UIN masih. Kemaren masih penuh karena baru kita yang buka," katanya.

"Kalau enggak cukup, silakan di tempat lain," tambahnya.

Masjid Agung Kota Depok juga tidak menerapkan sistem ganjil-genap. Tak ada pemeriksaan nomor ponsel yang dilakukan oleh pengurus masjid.***

Editor:Muslikhin Effendy
Sumber:Antara dan CNNIndonesia
Kategori:Umum, Peristiwa, Pemerintahan, GoNews Group
wwwwwwhttps://green.radenintan.ac.id/max/https://bkpsdm.tanahlautkab.go.id/galaxy/https://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/