Home  /  Berita  /  Politik

Pesawat Jatuh di Riau, Komisi I DPR: Alutsista Kita Perlu Peremajaan

Pesawat Jatuh di Riau, Komisi I DPR: Alutsista Kita Perlu Peremajaan
Anggota Komisi I DPR RI, Sukamta. (Istimewa)
Selasa, 16 Juni 2020 16:25 WIB
Penulis: Muslikhin Effendy
JAKARTA - Anggota Komisi I DPR RI, Sukamta, mengaku sangat prihatin dan turut berbelasungkawa atas kejadian naas yang menimpa pesawat tempur milik TNI AU di Riau.

"Meskipun tidak ada korban jiwa, saya ucapkan duka cita kepada TNI atas kecelakaan ini. Berduka cita atas kondisi alutsista kita," ujarnya kepada GoNews.co melalui pesan tertulis, Selasa (16/6/2020) di Jakarta.

Politisi PKS ini mengatakan, kejadian serupa juga terjadi tidak hanya di Riau. Sebelumnya helikopter milik TNI AD juga jatuh di Kendal, Jawa Tengah.

Untuk itu kata Sukamta, ada beberapa hal yang menurutnya harus benar-benar diperhatikan pemerintah.

"Kejadian ini tentu tidak kita inginkan bersama. Pemerintah perlu juga mengganti rugi rumah warga yang terkena dampak kerusakan. Kedua, kita sangat perlu terus meng-ABG-kan (meremajakan) alutsista kita," ujarnya.

"Kita harus akui ada alutsista kita yang berusia sudah tua meskipun masih dinyatakan layak terbang, apalagi hanya untuk latihan," tukasnya.

Wakil Ketua Fraksi PKS ini menambahkan, pesawat milik TNI sudah beberapa kali jatuh. Awal tahun 2016 pesawat Tucano jatuh di Malang, kemudian akhir tahun 2016 pesawat Hercules C-130 juga jatuh di Wamena.

Disusul pada awal Juni helikopter milik TNI AD jatuh di Kendal dan menewaskan 4 orang. "Ini wajah alutsista kita yang tidak bisa kita pungkiri.

Harus ada evaluasi rutin. Mungkin kita perlu buat standar baru yang tinggi atas kondisi kelayakan terbang pesawat alutsista," urainya.

Jadi kata Dia, standar kelayakan yang ada sekarang dibuat lebih ketat lagi. Pesawat yang selama ini masih dikatakan layak terbang oleh standar lama, bisa jadi sudah tidak layak terbang menurut standar baru nanti.

"Menurut saya, pesawat yang tergolong ABG saja yang layak diterbangkan. Ini lebih baik untuk keselamatan kita semua.

Jangan sampai anekdot yang beredar terus menjadi kenyataan : pesawat tempur Indonesia tidak perlu ditembak, toh nanti jatuh sendiri. Ini juga terkait marwah pertahanan kita di hadapan dunia internasional," tegasnya.

Tahun 2020 yang bertepatan dengan mulai masuknya pada tahap MEF (minimum essential force) ke-4, yaitu tahun 2020-2024, bisa menjadi momentum untuk terus mengevaluasi dan memperkuat alutsista Indonesia.

"Saya mendorong agar industri pertahanan kita lebih ditingkatkan. Kita punya PT Dirgantara Indonesia yang bisa memproduksi pesawat, bahkan produknya sudah diekspor ke beberapa negara. Semoga ke depan kita bisa memenuhi sendiri kebutuhan alutsista dalam negeri secara dominan dan minim impor alutsista, sehingga kebutuhan anggarannya bisa ditekan dan dioptimalkan untuk dapat spesifikasi yang tinggi," pungkas Wakil ketua Fraksi PKS bidang Polhukam itu.***

wwwwwwhttps://green.radenintan.ac.id/max/https://bkpsdm.tanahlautkab.go.id/galaxy/https://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/