Home  /  Berita  /  Peristiwa

13 TKI Terlantar di Hutan Bakau, 2 Hari Tak Makan

13 TKI Terlantar di Hutan Bakau, 2 Hari Tak Makan
Para TKI ilegal yang ditemukan terlantar di hutan bakau. (kompas.com)
Sabtu, 02 Mei 2020 05:57 WIB
TANJUNG BALAI - Sebanyak 13 tenaga kerja Indonesia (TKI) ilegal dari Malaysia terlantar di hutan bakau di Tanjung Sei Sembilang, Kecamatan Sei Kepayang Timur, Kabupaten Asahan, Sumatera Utara.

Dikutip dari Kompas.com, belasan TKI ilegal itu ditemukan aparat Polres Tanjung Balai dan Pol Airud Polda Sumatera Utara, yang tengah melakukan patroli, Jumat (1/5/2020). Kepada polisi mereka mengaku sudah dua hari tidak makan.

''Sekitar pukul 10.30 WIB, tim patroli menolong kumpulan orang tersebut yang diduga diterlantarkan oleh kapal yang membawa mereka dari Malaysia ke Indonesia,'' ujar Kapolres Tanjung Balai AKBP Putu Yudha Prawira, Jumat (1/5/2020). 

Putu menjelaskan, sekitar pukul 10.00 WIB, petugas gabungan dari Polres Tanjung Balai dan Pol Airud Polda Sumatera Utara melakukan patroli di perairan Asahan. Setengah jam kemudian, petugas melihat belasan orang berkumpul di pinggir hutan bakau dengan membawa banyak barang. 

Petugas membawa para TKI tersebut ke Kota Tanjung Balai dan mengamankan mereka di dermaga Sat Pol Air Polres Tanjung Balai.

Petugas juga menyemprot belasan TKI tersebut dengan cairan disinfektan dan barang bawaannya diperiksa.

Sebelum ditemukan terlantar, mereka dua hari dua malam di atas kapal di tengah laut tanpa makan.

Petugas lalu menyediakan makanan bagi para TKI tersebut.

''Para TKI ini diberikan makan karena sudah dua hari dua malam di tengah laut dan tidak makan,'' katanya.

Para TKI ilegal ini berasal dari Asahan dan Tanjung Balai.

''Dari hasi pemeriksaan kesehatan, 13 TKI negatif Covid-19 dan akan dipulangkan kepada Pemdanya masing-masing atau kepada keluarganya,'' ujar Putu.

Ditipu Tekong kapal 

Dilansir dari Tribunnews, para TKI ilegal itu mengaku sudah membayarkan sejumlah uang kepada tekong kapal agar bisa menyeberang dari Malaysia. Namun, justru ditelantarkan di hutan bakau.

Mariana (54) yang mengaku meninggalkan Malaysia dan memilih pulang ke kampung halamannya di Asahan, lantaran tidak lagi bekerja sejak negeri jiran tersebut memberlakukan lockdown.

''Sudah dua hari diturunkan kapal di sana. Pas di sana katanya ada kapal lagi yang mau jemput kami, makanya kami mau diturunkan di sana. Ada tiga kali kami dioper ke kapal lain di tengah laut, sejak dari Malaysia,'' ungkap Mariana. ***

Editor:hasan b
Sumber:kompas.com
Kategori:Peristiwa
wwwwwwhttps://green.radenintan.ac.id/max/https://bkpsdm.tanahlautkab.go.id/galaxy/https://143.198.234.52/sonic77