Home  /  Berita  /  Pariaman

Meski PSBB, Pedagang di Pasar Pabukoan Pariaman Masih Beromzet Ratusan Ribu per Hari

Meski PSBB, Pedagang di Pasar Pabukoan Pariaman Masih Beromzet Ratusan Ribu per Hari
Salah seorang pembeli sedang memilih makanan di Pasar Pabukoan, Pasar Kurai Taji, Kota Pariaman, Sumbar. (Antara Sumbar/Aadiaat M.S.)
Selasa, 28 April 2020 00:24 WIB
PARIAMAN - Pedagang takjil di Pasar Pabukoan di Pasar Kurai Jati, Kota Pariaman, Sumatera Barat meraih omzet Rp500 ribu per hari dengan menjual makanan tradisonal.

"Makanan ini saya buat sendiri sedangkan khusus gorengan merupakan titipan orang," kata salah seorang pedagang takjil di Pasar Pabukoan, Pasar Kurai Taji Razali (45) di Pariaman, Senin.

Adapun makanan yang dijualnya yaitu di antaranya ondeh-ondeh, lapek nago sari, kue lapis, dadar gulung, nasi sari kayo, serta gorengan.

"Harga makanan yang saya jual rata-rata Rp1.000 sedangkan untuk nasi sari kayo Rp2.000," katanya.

Dengan variasi makanan yang dijualnya tersebut serta harganya yang murah maka sejumlah pembeli datang untuk membeli kudapan untuk berbuka puasa.

Razali setiap tahun berdagang takjil di daerah itu dengan berbagai makanan tradisional dan selalu diburu pembeli untuk berbuka puasa.

Sehingga ia bersama istrinya tetap bedagang meskipun di tengah pandemi COVID-19 serta diterapkannya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di daerah itu.

"Mau gimana lagi, kalau dibilang takut ya takut terserang COVID-19 namun saya perlu membiayai anak dan istri," ujarnya.

Sebelumnya Pemerintah Kota Pariaman menata pedagang takjil di Pasar Pabukoan di Pasar Kurai Taji yang memaksakan diri berdagang selama diberlakukannya PSBB.

"Alasan pedagang tersebut tetap berdagang karena permalasahan ekonomi, jadi kami tata dengan mengatur jarak antar pedagang," kata Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UKM Kota Pariaman Gusniyetti Zaunit di Pariaman, Senin.

Ia mengatakan Pasar Pabukoan di Pasar Kurai Taji tersebut merupakan satu-satunya lokasi menjual takjil yang diizinkan oleh Pemko Pariaman namun untuk meminimalisir penyebaran COVID-19 pihaknya mengatur jarak antar pedagang.

Sedangkan pedagang takjil di Pasar Pariaman, lanjutnya merupakan pedagang yang biasanya berjualan di lokasi tersebut dan tidak dijadikan Pasar Pabukoaan seperti tahun-tahun sebelumnya karena adanya pembangunan Pasar Pariaman sehingga terkendala lokasi. ***

Editor:Hermanto Ansam
Sumber:Antara
Kategori:Ekonomi, Pariaman
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/