Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
BPJPH Rilis Indonesia Global Halal Fashion, Targetkan Kejayaan di Pasar Dunia
Internasional
3 jam yang lalu
BPJPH Rilis Indonesia Global Halal Fashion, Targetkan Kejayaan di Pasar Dunia
2
Langsung Pantau Persiapan, Menpora Dito Ingin Berikan Kado Terbaik buat Presiden Jokowi dari Olimpiade 2024 Paris
Olahraga
2 jam yang lalu
Langsung Pantau Persiapan, Menpora Dito Ingin Berikan Kado Terbaik buat Presiden Jokowi dari Olimpiade 2024 Paris
3
Okto Sebut Sudah 9 Atlet Lolos ke Olimpiade 2024 Paris
Olahraga
3 jam yang lalu
Okto Sebut Sudah 9 Atlet Lolos ke Olimpiade 2024 Paris
4
Cinta Laura Tetap Produktif di Bulan Ramadan
Umum
2 jam yang lalu
Cinta Laura Tetap Produktif di Bulan Ramadan
https://green.radenintan.ac.id/max/https://bkpsdm.tanahlautkab.go.id/galaxy/https://143.198.234.52/sonic77
Home  /  Berita  /  GoNews Group

Tentang Papua, Australia TegaskanSekali Lagi, NKRI Harga Mati

Tentang Papua, Australia TegaskanSekali Lagi, NKRI Harga Mati
Jum'at, 08 November 2019 20:06 WIB
Penulis: Muslikhin Effendy
JAKARTA - Presiden Senat Australia Scott Ryan menegaskan bahwa integritas wilayah dan kedaulatan Indonesia atas Papua adalah harga mati yang tak perlu dibahas lagi.

Penegasan itu disampaikannya dalam pertemuan bilateral dengan Ketua DPD RI Lanyalla Mahmud Mattalitti di sela-sela sidang pimpinan parlemen MIKTA di Meksiko kemarin.

Pernyataan itu ia berikan kepada delegasi DPD RI setelah mendapat pertanyaan tajam dari Ketua DPD RI Lanyalla Mahmud Mattalitti tentang adanya oknum-oknum anti-Indonesia yang terus berkampanye dari Australia untuk merongrong kedaulatan RI khususnya tentang Papua.

Lanyalla katakan, kelompok-kelompok ataupun okum-oknum anti-Indonesia dulu berkampanye dari Australia sampai Timor Timur sebagai propinsi ke 27 akhirnya lepas dari Indonesia. Sekarang mereka berkampanye lagi dari Australia termasuk tentang kerusuhan yang terjadi di Papua belum lama ini.

"Karena itu, saya ingin mendengar sendiri dari pimpinan Senat Australia tentang Sikap Australia terhadap masalah ini," tandasnya.

Menjawab pernyataan tegas itu, pimpinan Senat Australia kembali menegaskan bahwa sepak terjang segelintir orang di Australia tak dapat menggambarkan sikap resmi pemerintah dan rakyat Australia.

Penegasan presiden Senat Australia tersebut adalah untuk kedua kalinya disampaikan kepada DPD RI tentang Papua. Sebelumnya, pada Desember 2016 presiden Senat Australia Stephen Parry juga telah menegaskan bahwa pemerintah Australia tidak akan berubah sikap tentang Papua, sebab Papua adalah bagian integral dari NKRI.

Namun demikian, akhir-akhir ini masih terdapat banyak petualang politik yang beroperasi dari Australia untuk memancing perlawanan menuju disintegrasi wilayah NKRI di Papua.

Inilah sebabnya maka dalam pertemuan dengan presiden Senat Australia kemarin, Ketua DPD RI kembali mempertanyakan sikap pemerintah, DPR, dan Senat Australia tentang hal ini.

Duta Besar Indonesia untuk Meksiko, Cheppy Wartono, yang mendampingi Ketua DPD RI menambahkan bahwa sebaiknya pemerintah Australia merepatriasi para petualang politik tersebut agar gerakan pengacau semacam ini bisa diredam aktivitasnya dalam semangat menjaga hubungan baik antara Australia dan Indonesia.

Pihak Australia menegaskan bahwa sudah ada mekanisme kerjasama antara aparat keamanan kedua negara yang akan ditaati. Tetapi perlakuan Australia terhadap Indonesia haruslah sama dengan perlakuan Australia terhadap negara sahabat lainnya juga.

Dalam pertemuan bilateral ini, Ketua DPD RI juga mengingatkan kepada pimpinan Senat Australia bahwa di sela-sela pertemuan MIKTA di Seoul pada awal Juli 2015 pimpinan Senat kedua negara telah bersepakat untuk melanjutkan pembahasan tengan perlunya kawasan pertumbuhan baru yang mencakup Indonesia bagian timur dan Australia bagian utara.

Presiden Senat Australia mengatakan, ia baru saja menduduki posisi tersebut sehingga perlu melihat kembali terlebih dahulu apa saja yang sudah disepakati oleh pimpinan Senat kedua negara. Setelah itu barulah ia dapat memberikan pendapatnya.

Namun demikian, Scott Ryan, menjelaskan, Januari tahun depan akan diselenggarakan pertemuan pimpinan parlemen negara-negara sahabat di Canberra; karena itu ia mengundang Ketua DPD RI untuk menghadirinya bersama Ketua DPR RI.

Pertemuan bilateral antara pimpinan Senat kedua negara itu dihadiri juga oleh Wakil Ketua DPD RI Sultan Baktiar Najamudin, Wakil Ketua Badan Kerjasama Parlemen Richard Hamonangan Pasaribu dan Wakil Ketua Komisi II DPD RI Bustami Zainudin.

Sebelumnya, Sultan Baktiar dan Richard Pasaribu juga ditugasi Lanyalla untuk menyampaikan pendapat Indonesia terhadap berbagai topik yang dibahas dalam persidangan MIKTA tersebut.***

wwwwwwhttps://green.radenintan.ac.id/max/https://bkpsdm.tanahlautkab.go.id/galaxy/https://143.198.234.52/sonic77