Home  /  Berita  /  Umum

Kepala BNPB: 99 Persen Tidak Ada Kebun Sawit yang Terbakar, Tapi 80 Persen Hutan Terbakar Jadi Kebun

Kepala BNPB: 99 Persen Tidak Ada Kebun Sawit yang Terbakar, Tapi 80 Persen Hutan Terbakar Jadi Kebun
Kepala BNPB, Doni Monardo saat terjun langsung ke lokasi karhutla di Riau. (dok.BNPB)
Rabu, 18 September 2019 03:26 WIB
Penulis: Muslikhin Effendy
JAKARTA - Kepala BNPB, Doni Monardo mengambil kesimpulan, kebakaran hutan dan lahan disejumlah wilayah di Indonesia termasuk Riau, adalah murni ulah manusia.

Yang kedua kata Dia, 99 persen tidak ada kebakaran di lahan perkebunan baik itu sawit maupun kayu olahan industri.

Demikian dikatakan Doni Monardo, seperti dikutip GoNews.co dari tayangan ILC Tvone, Selasa (17/9/2019) malam.

"Berdasarkan data-data yang saya kumpulkan setelah tiga bulan dilantik, kemudian dari hasil pantauan langsung di lapangan, saya mengambil kesimpulan, hampir tidak ada kebun yang terbakar," ujarnya.

"Rata-rata, yang terbakar adalah kawasan hutan dan semak belukar," timpalnya.

Namun demikian kata Doni, yang bikin Ia merasa geram, 80 persen dari kawasan hutan yang terbakar tersebut akhirnya beralih fungsi menjadi kebun. "Ini fakta di lapangan, lahan sawit memang tidak terbakar, tapi 80 persen hutan yang terbakar itulah yang akhirnya menjadi kebun," tegasnya.

Dan menurut Doni, kenapa titik api bermunculan, dan petugas kualahan memadamkan api. Yang pertama menurutnya adalah gejala fenomena alam. "Dimana menurut data BMKG, Elnino lemah yang mengakibatkan kemarau lebih panjang. Jika dibandingkan tahun lalu, jumlah hotspot meningkat 5.695 atau kenaikan 70 persen," tukasnya.

Dan berdasarkan satelit NASA, peningkatan hotspot naik 150 persen. "Dan jika melihat data dari KLHK, jumlah hutan yang terbakar saat ini mencapai 328 ribu hektare, jadi ada 15 provinsi terbesar, dan Riau bukan yang terbesar," tandasnya.

Dan yang pertama justeru menurut Doni, adalah Nusa Tenggara Timur (NTT) luasnya 108 ribu hektare. "Dan kenapa tidak menimbulkan asap, karena yang terbakar rumput, karang dan lain-lain. Dan nomor dua baru di Riau, ada 49 ribu hektare, dimana lahan gambutnya ada 40 ribu lebih," jelasnya.

"Artinya dibanding provinsi lain, Riau termasuk daerah gambut yang terbakar mencapai 50 persen di Indonesia,".

Menurut Doni lagi, kebakaran di sejumlah wilayah di Kalimantan, rata-rata dilakukan secara individu oleh masyarakat. Sedangkan di Riau, rata-rata dibakar pihak korporasi.

Untuk itu kata Doni, BNPB mengajak semua lapisan masyarakat di seluruh Indonesia, baik pemda, perusahaan, sama-sama melakukan pencegahan daripada upaya pemadaman.

Sebelumnya, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya mengungkap setidaknya terdapat empat perusahaan asing terlibat dalam kebakaran hutan dan lahan di wilayah Kalimantan Barat (Kalbar) dan Riau.

Keempat perusahaan tersebut berasal dari Singapura dan Malaysia. Untuk wilayah Kalbar perusahaan itu ada di Kabupaten Ketapang, Sanggau, dan Melawi. "Di Kalimantan Barat itu ada empat perusahaan Singapura dan Malaysia. Kemudian di Riau kemarin satu disegel dari Malaysia, " kata Siti Nurbaya di gedung Kemenkopolhukam, Jakarta Pusat, Jumat (13/9/2019).

Perusahaan itu di antaranya yakni PT Hutan Ketapang Industri milik Singapura, PT Sime Indo Agro, PT Sukses Karya Sawit, dan PT Rafi Kamajaya Abadi milik Malaysia.

Selain itu, kata dia, terdapat 103 perusahaan telah mendapatkan sanksi dan 15 di diantaranya masuk dalam tahap penyelidikan oleh Polda Kalbar. Bahkan pihaknya telah menyegel sebanyal 29 perusahaan.

"Dari akhir Agustus sampai dengan kemarin dan ini masih berlangsung juga itu sudah 29 yang disegel, empat disidik diproses hukum," paparnya.***

wwwwwwhttps://green.radenintan.ac.id/max/https://bkpsdm.tanahlautkab.go.id/galaxy/https://143.198.234.52/sonic77