Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Usher Menikah Diam-diam, Kejutkan Keluarga dan Fans
Umum
24 jam yang lalu
Usher Menikah Diam-diam, Kejutkan Keluarga dan Fans
2
Lala Widy Laris, Sebulan Penuh Main di Pesbukers Ramadan
Umum
23 jam yang lalu
Lala Widy Laris, Sebulan Penuh Main di Pesbukers Ramadan
3
Bruno Mars Diduga Tersangkut Hutang Judi 50 Juta Dolar ke MGM Grand Casino
Umum
24 jam yang lalu
Bruno Mars Diduga Tersangkut Hutang Judi 50 Juta Dolar ke MGM Grand Casino
4
Ricky Soebagja Minta Pemahaman Tren Positif dan Menjaga Peak Performance hingga Olimpiade 2024 Paris
Olahraga
21 jam yang lalu
Ricky Soebagja Minta Pemahaman Tren Positif dan Menjaga Peak Performance hingga Olimpiade 2024 Paris
5
Musisi Rock Steve Harley Tutup Usia 73 Tahun
Umum
20 jam yang lalu
Musisi Rock Steve Harley Tutup Usia 73 Tahun
6
STY Tak Risau Sejumlah Pemain Pilar Absen di Latihan Perdana Timnas Indonesia
Olahraga
6 jam yang lalu
STY Tak Risau Sejumlah Pemain Pilar Absen di Latihan Perdana Timnas Indonesia
Home  /  Berita  /  Politik

HNW: Bangsa Ini Lahir Dari Kaum Profesional yang Mencintai Indonesia

HNW: Bangsa Ini Lahir Dari Kaum Profesional yang Mencintai Indonesia
Wakil Ketua Ketua MPR RI, Hidayat Nur Wahid. (Istimewa)
Senin, 16 September 2019 14:37 WIB
Penulis: Muslikhin Effendy
JAKARTA - Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid (HNW) mengucapkan terima kasih kepada GENPRO Wilayah Sulawesi Selatan yang telah bekerja sama dengan MPR untuk melakukan Sosialisasi Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika.

Kegiatan yang demikian menurut pria asal Klaten, Jawa Tengah, itu telah dikerjasamakan dengan berbagai ormas, organisasi pemuda, kampus, dan kelompok masyarakat lainnya. "Dengan berbagai metode", ujarnya.

Disebutkan metode yang digunakan seperti training of trainers, lomba cerdas cermat, seni budaya, focus group of discussion, legal drafting, bela negara, dan outbound. Hal demikian disampaikan HNW saat memberi Sosialisasi Empat Pilar kepada ratusan anggota dan pengurus GENPRO Sulawesi Selatan, Makassar, 15 September 2019.

Sosialisasi yang dilakukan oleh MPR, menurut alumni Pondok Modern Gontor itu sudah dilakukan sejak dirinya menjadi Ketua MPR Periode 2004-2009. "Waktu itu namanya Sosialisasi Putusan MPR", ungkapnya.

Bagi HNW, sosialisasi nilai-nilai kebangsaan itu tak mungkin bila hanya dilakukan oleh MPR. "Salah satu alasannya, MPR tak mempunyai perwakilan di daerah," tuturnya.

Untuk itu dirinya mengajak eksekutif ikut melakukan hal yang sama seperti Orde Baru dengan membentuk BP7 dan melaksanakan Penataran P4. "Meski demikian metode sosialisasi yang dilakukan oleh MPR bukan dengan cara indoktrinisasi tapi secara demokrasi," tegasnya.

Sosialisasi yang sekarang dilakukan berlandaskan pada UU. No.17 Tahun 2014 Tentang MPR, DPR, DPD, dan DPRD. Dengan undang-undang itu maka seluruh anggota MPR diberi amanat untuk melakukan sosialisasi.

Apa yang disosialisasikan menurut pria yang gemar berolahraga bulutangkis itu adalah bagian dari tuntutan Gerakan Reformasi 1998. Dipaparkan, salah satu tuntutan reformasi pada masa itu adalah dilakukannya amandemen UUD Tahun 1945.

"Amandemen boleh dilakukan, yang tak boleh adalah mengubah Pembukaan UUD", tuturnya.

Penanaman pemahaman nilai-nilai kebangsaan ditegaskan oleh HNW sangat penting. Gerakan itu untuk membangunkan kesadaran akan nilai-nilai kebangsaan. "Juga untuk mengantisipasi tantangan global", ucapnya.

Diingatkan bagaimana Uni Soviet sebagai negara adidaya pada masanya bisa pecah. Terpecahnya negara yang disegani oleh Amerika Serikat itu menurut HNW karena adanya kebijakan Glasnot dan Perestroika. "Mereka hancur bukan karena tembakan namun karena kebijakan seperti itu", ungkapnya.

Indonesia luasnya lebih kecil dibanding Uni Soviet. Namun Indonesia lebih banyak memiliki suku serta sebagai negara kepulauan yang terpisah-pisah wilayahnya sehingga potensi perpecahan itu ada. Untuk itu dirinya mengajak kepada semua melaksanakan nilai-nilai Pancasila.

"Jangan sampai kita melaksanakan Pancasila karena kepentingan politik sehingga kemudian menuduh kelompok lain dengan stigma yang tak relevan. Pancasila, ditegaskan untuk menjadi rujukan sebagai tonggak untuk menghadirkan Indonesia sebagaimana mestinya,".

Dihadapan generasi yang fokus pada dunia wirausaha dan kreatifitas itu, HNW mengatakan bangsa Indonesia dilahirkan oleh kaum profesional dan mencintai Indonesia. Disebut dalam anggota BPUPKI, mereka adalah orang-orang yang ahli, seperti Mohammad Hatta ahli ekonomi lulusan Belanda, demikian pula ahli-ahli hukum yang juga lulusan perguruan tinggi yang hebat.

"Kalau bicara profesionalisme, Indonesia lahir dari mereka. Indonesia tumbuh dari kalangan profesionalisme tak hanya pada masa lalu. Prof. BJ Habibie juga seorang profesional dan mencintai Indonesia", tegasnya.

Untuk itu dirinya mengajak pada GENPRO dan yang lainnya untuk meningkatkan profesionalisme guna menjaga bangsa ini. "Ke depan Indonesia juga bisa dijaga kaum profesional yang cinta Indonesia," harap HNW.

Menurut Ketua GENPRO Sulawesi Selatan, Rusdi Hidayat, bangsa ini sebenarnya memiliki sumber daya alam yang besar. Namun sayang hal demikian belum dikelola secara maksimal oleh bangsa sendiri.

"Untuk itu perlu kita meningkatkan sumber daya manusia", tegasnya.***

wwwwww