Home  /  Berita  /  GoNews Group

Kata Kakak Kelas UAS soal Kasus 'Salib'

Kata Kakak Kelas UAS soal Kasus Salib
Ustadz Syahrul Aidi Maazat saat dijumpai di Masjid DPR RI, Senayan, Jakata, Kamis (22/08/2019). (Foto: Ocu)
Kamis, 22 Agustus 2019 20:04 WIB
Penulis: Muhammad Dzulfiqar
JAKARTA - Ustadz Syahrul Aidi Maazat, senior Ustadz Abdul Somad (UAS) saat menempuh pendidikan tinggi di Mesir, berharap agar masyarakat tidak terbawa arus isu penodaan agama yang melibatkan UAS.

"Ada hal-hal besar yang harus kita pikirkan. Masalah ekonomi, masalah lapangan kerja, masalah sumber daya manusia, masalah sumber daya alam yang tidak dikuasai sepenuhnya oleh bangsa sendiri, masalah itu yang seharusnya jadi bahan diskusi kita," kata Syahrul saat dijumpai di Masjid DPR RI, Senayan, Jakata, Kamis (22/08/2019).

Pasca gelaran Pemilu Serentak 2019, menurut Syahrul, sebaiknya masyarakat mulai mengintensifkan upaya-upaya untuk saling merekatkan ikatan kebangsaan. "Jangan yang dimunculkan, hal-hal yang sesungguhnya tidak berbentuk provokasi-tidak masalah, kemudian dipermasalahkan,".

Anggota DPR RI terpilih dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini, sempat mencurigai motif di balik mencuatnya kasus ini. Tapi lagi-lagi, menurutnya, peristiwa ini "tidak perlu dibesar-besakan,". Lagi pula, toh yang disampaikan UAS adalah keyakinan untuk kalangan internal umat Islam, "dan tidak seorang pun yang bisa protes terhadap keyakinan orang lain,".

Sebelumnya, beredar potongan video ceramah UAS yang mengatakan bahwa dalam hukum Islam salib adalah tempat bersarangnya jin kafir. Somad mengatakan hal itu untuk menanggapi pertanyaan salah satu anggota jemaahnya yang menggigil hatinya ketika melihat salib.

UAS kemudian mengklarifikasi pernyataannya dalam sesi tanya-jawab ceramah yang berbuntut polemik itu.

"Pertama, itu saya menjawab pertanyaan, bukan saya membuat-buat untuk merusak hubungan. Ini perlu dipahami," kata UAS dalam video klarifikasi yang diunggah di Youtube milik FSRMM TV pada Minggu (18/08/2019).

UAS menjelaskan bahwa ceramah yang mengundang polemik itu dilakukan di Masjid An-Nur Pekanbaru sekitar tiga tahun lalu. Ia menjelaskan subtansi ceramah tersebut hanya untuk menjawab pertanyaan dari jamaah tentang patung dan kedudukan Nabi Isa AS yang tertera dalam Alquran dan Sunah Nabi Muhammad SAW.

Penelusuran GoNews.co, tanya jawab jamaah dengan UAS tentang salib yang disebut terjadi 3 tahun lalu itu, videonya diunggah oleh akun youtube Hombing Siltor pada 16 Agustus 2019, sehari sebelum hari peringatan hari kemerdekaan RI ke 74, dan belum ditemukan video lainnya.

Sebagian keterangan dalam video tersebut berbunyi, "Di "SALIB" ada setan, "jin kafir".. begitu mendengar kalimat itu dalam vidio di upload di salah satu grub fb, kaget, bercampur sedih dan panas hati, apalagi di tambah dengan guyonan menyanyikan kata "HALELUYAH" dengan nada sinis menghina terujar dari bibir mulutmu secara lantang,".

Buntut dari viralnya video tersebut, UAS pun dilaporkan ke polisi atas dugaan penodaan agama. Kasus yang hampir serupa pernah mencuat beberapa tahun lalu dan berbuntut pemenjaraan terhadap eks. Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.

Tapi, GMKI sebagai salah satu pihak yang tercatat turut melaporkan UAS menegaskan, pelaporan pihaknya tidak terkait sama sekali dengan luka kasus Ahok.***

wwwwwwhttps://green.radenintan.ac.id/max/https://bkpsdm.tanahlautkab.go.id/galaxy/https://143.198.234.52/sonic77