Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Bernard van Aert Resmi Lolos ke Olimpiade 2024 Paris
Olahraga
18 jam yang lalu
Bernard van Aert Resmi Lolos ke Olimpiade 2024 Paris
2
PERBASI Panggil 14 Pemain untuk Ikut TC Tahap Kedua Timnas Basket U-18 Putri di Bali
Olahraga
18 jam yang lalu
PERBASI Panggil 14 Pemain untuk Ikut TC Tahap Kedua Timnas Basket U-18 Putri di Bali
3
PT Pertamina Siap Dukung PB Percasi Lahirkan Pecatur Andal
Olahraga
8 jam yang lalu
PT Pertamina Siap Dukung PB Percasi Lahirkan Pecatur Andal
4
Susanto Megaranto Kalah, IM Gilbert Elroy Tarigan Bermain Remis
Olahraga
7 jam yang lalu
Susanto Megaranto Kalah, IM Gilbert Elroy Tarigan Bermain Remis
https://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/
Home  /  Berita  /  GoNews Group

Staf Khusus Dewan Pengarah BPIB Ingin Pendekatan Kulutural Hadapi Konflik Papua

Staf Khusus Dewan Pengarah BPIB Ingin Pendekatan Kulutural Hadapi Konflik Papua
Kericuhan di Manokwari. (Istimewa)
Selasa, 20 Agustus 2019 18:05 WIB
JAKARTA - Staf Khusus Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Romo Benny Susetyo menginginkan pendekatan kultural dikedepankan dalam hadapi konflik Papua. Menurutnya, seharusnya para kepala daerah yang ada mahasiswa Papua di wilayahnya mesti menggunakan cara itu.

"Kalau ada konflik-konflik yang melibatkan mereka harusnya jangan libatkan ormas-ormas lain. Harusnya dibangun persuasif gitu loh," ujar Romo Benny saat dihubungi Liputan6.com, Jakarta, Senin (20/8).

Selain itu, lanjut Romo, tokoh-tokoh Papua yang ada di wilayah di mana terjadi konflik dengan mahasiswa Papua seharusnya diikutsertakan untuk melakukan persuasi. "Jangan seperti kemarin itu seolah dipertontonkan gitu loh. Sekarang ini kan gampang diviralkan, semua orang punya HP," katanya.

Kata Romo, pendekatan kultural juga bisa dilakukan dengan cara membangun dialog bersama pihak-pihak terkait. Selain juga memulai dari pendekatan-pendekatan sektoral seperti kesehatan, pendidikan, sosial, dan sebagainya.

Menurut Anggota BPIP itu, konflik yang terjadi itu juga salah satunya dipicu oleh trauma sejarah bangsa Papua. Menurut Romo, selama ini sejarah traumatik itu terus dilanggengkan dengan tidak membangun kesadaran bahwa bangsa Papua juga merupakan bagian dari NKRI.

"Kedua Papua itu harus mendapatkan perhatian khusus dalam berbagai bidang. Terus menampilkan di ruang publik orang Papua yang berprestasi," kata Romo.

Jika hal itu dijalankan, lanjut Romo, niscaya perasaan akan eksistensi bangsa Papua yang menjadi bagian dari Indonesia akan bersarang di hati masyarakatnya. Dan dengan cara itu gesekan bisa diminimalisir.

"Kita harus selesaikan kasus-kasus HAM masa lalu. Dan hentikan kekerasan. Kalau nggak kan akan trauma terus-menerus," ujarnya.

Jika trauma kekerasan itu masih bercokol di benak rakyat Papua, maka riak-riak kerusuhan akan sangat gampang dipicu oleh apapun. Romo melihat bahwa salah satu akar masalah utamanya ialah ketidakadilan.

"Hal mendasar ialah bahwa rakyat Papua harus menjadi bagian dari sejarah kita," tegasnya.

Romo juga mengimbau pemerintah harus mengakui kesalahannya selama ini dalam melakukan pendekatan terhadap rakyat Papua. Menurutnya, selama ini, baik pihak pemerintah maupun pihak lain melakukan pendekatan terhadap rakyat Papua tidak melihat dari akar budayanya.

Terakhir, pun meminta supaya seluruh pihak menghentikan penstigmaan baru bagi rakyat Papua. "Hentikan memperlakukan mereka seperti bukan manusia," tutupnya.***

Editor:Muslikhin Effendy
Sumber:Merdeka.com
Kategori:GoNews Group, Peristiwa, Pemerintahan, Politik
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/