Home  /  Berita  /  GoNews Group

Hindari Oligarki yang Memiskinkan Rakyat, PKS Ingin Demokrasi Substantif

Hindari Oligarki yang Memiskinkan Rakyat, PKS Ingin Demokrasi Substantif
Senin, 12 Agustus 2019 17:01 WIB
Penulis: Muhammad Dzulfiqar
JAKARTA - Anggota Fraksi PKS MPR RI, Iskan Qolba Lubis mengungkapkan, Indonesia pasca reformasi masih menghadapi tantangan oligarki dan pembelahan antara Islam dengan nasionalis.

Oligarki sebagai dampak dari biaya politik yang tinggi di sistem demokrasi yang masih bersifat struktural, dinilai Iskan, sangat berbahaya bagi demokrasi yang seharusnya mendorong kesejahteraan sebagaimana dicita-citakan pendiri Bangsa.

Demokrasi yang terlalu struktural, dinilai Iskan, berbuah biaya politik yang mahal, sehingga "bisa-bisa pemimpin-pemimpin dikuasai oleh oknum-oknum, pebisnis-pebisnis besar, (yang) akhirnya DPR juga dipengaruhi oleh mereka, (dan) undang-undang bisa dipengaruhi. Kalau ini (yang terjadi, red) akan hancur,".

Sementara cita-cita pendiri Bangsa, kata Iskan adalah mensejahterakan bangsa melalui demokrasi. Karenanya, PKS, kata Iskan, berharap demokrasi Indonesia lebih dioptimalkan ke sisi substantif, dimana melalui iklim demokrasi masyakat bisa mencapai kesejahteraannya.

"Menyatunya antara sistem demokrasi dan kesejahteraan itu yang sering kita sebut di PKS sebagai demokrasi yang substantif," kata Iskan saat menjadi pembicara diksusi di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (12/08/2019).

Tantangan lain pasca reformasi yang juga disoroti Iskan adalah, hubungan antara agama dengan negara. Islam dan nasionalisme harusnya menyatu.

"Selama ini selalu dipertentangkan. Seolah-olah kalau orang itu Islami, dia tidak nasionalis. Dan kalau dia nasionalis, dia tidak Islami. Ini sudah harus diselesaikan," tukas Iskan.

Karenanya, dalam diskusi berjudul "Optimalisasi Pelaksanaan Sidang Tahunan MPR RI" itu, Iskan berharap pidato Presiden RI di Sidang MPR RI Agustus mendatang, bisa menyihir masyarakat Indonesia untuk menguatkan visi berbangsa dan mencapai cita-cita pendiri Bangsa.

"Seorang presiden inilah yang harus pidato (dengan materi, red) yang penting, bukan lagi hal-hal yang sifatnya cuma selfie-selfie ke mana-mana. Tapi begini loh yang kita inginkan Indonesia ke depan," kata Iskan yang juga menyinggung proyeksi Indonesia sebagai 4 besar kekuatan ekonomi dunia di 30 tahun mendatang.***

wwwwwwhttps://green.radenintan.ac.id/max/https://bkpsdm.tanahlautkab.go.id/galaxy/https://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/