https://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/
Home  /  Berita  /  GoNews Group

Tiga Kelompok Separatis Bersenjata Bersatu Jadi Tentara West Papua

Tiga Kelompok Separatis Bersenjata Bersatu Jadi Tentara West Papua
Rabu, 03 Juli 2019 17:51 WIB
JAKARTA - Tiga kelompok separatis bersenjata di Papua kini bergabung membentuk apa yang mereka namakan Tentara West Papua (TWP).

Tiga kelompok separatis bersenjata di Papua mengumumkan bahwa mereka telah membentuk Tentara West Papua (West Papuan Army), sementara para aktivis pendukung kemerdekaan menyatakan sekarang mereka siap "mengambil-alih negara kami".

Tentara West Papua Terbentuk.

Kelompok ini menyebut langkah ini menyatukan sayap politik dan militer dari gerakan kemerdekaan Papua. Pengamat memperingatkan perkembangan terbaru ini akan meningkatkan ketegangan dengan militer RI.

Kelompok-kelompok pemberontak bersenjata selama ini bertindak sendiri-sendiri dalam upaya mereka untuk merdeka dari Republik Indonesia. Bulan ini sekaligus menandai 50 tahun Papua menjadi bagian dari RI.

Para pengamat mengatakan perkembangan terbaru ini menjadi titik balik yang signifikan namun memperingatkan kemungkinan akan meningkatkan ketegangan dengan militer Indonesia.

Tentara West Papua akan berada di bawah komando organiasi payung United Liberation Movement for West Papua (ULMWP), yang dipimpin Benny Wenda dari pengasingan. ULMWP selama ini menempuh cara-cara politik dan diplomatik untuk mencapai kemerdekaan Papua.

"Secara politis dan militer kami bersatu sekarang. Masyarakat internasional sekarang tanpa ragu-ragu dapat melihat bahwa kami siap untuk mengambil-alih negara kami," ujar Wenda seperti dikutip dalam website ULMWP.

"Indonesia tidak bisa lagi menstigmatisasi kami sebagai separatis atau penjahat. Kami adalah negara kesatuan militer dan politik yang sah," tambahnya.

Ketegangan akan meningkat

Papua, yang berbagi pulau dengan Papua Nugini, berada dalam cengkeraman konflik kemerdekaan yang telah berlangsung lama.

Dr Camellia Webb-Gannon, koordinator Proyek Papua Barat di Universitas Wollongong Australia, mengatakan pembentukan Tentara West Papua menandai persatuan yang signifikan antara aktivis politik dan militer.

Pengamat memperingatkan perkembangan terbaru ini bisa meningkatkan ketegangan dengan militer Indonesia. "Untuk pertama kalinya sayap bersenjata sekarang menyatakan tunduk pada gerakan politik, ULWMP," kata Dr Webb-Gannon kepada ABC News.

"Ini sangat penting karena mereka menunjukkan, jika kami merdeka, kami tidak akan menjadi kediktatoran militer. Militer akan tunduk pada pemimpin politik," tambahnya.

Namun dia juga memperingatkan bahwa perkembangan ini dapat memicu ketegangan dengan militer Indonesia di Provinsi Papua dan Propinsi Papua Barat.

Menurut Dr Webb-Gannon, begitu anggota gerakan kemerdekaan bersenjata meningkatkan aktivitas atau lebih banyak muncul di Papua Barat, militer Indonesia akan merespons.

"Ini juga memberikan tekanan pada masyarakat internasional untuk menepis narasi soal Papua Barat," katanya.

"Yaitu bahwa mereka dapat menjaga diri sendiri, dan mereka berhak dan mampu menentukan nasib sendiri dan pemerintahan sendiri," kata Dr Webb-Gannon.

"Atau meminta pertanggungjawaban Indonesia, "apa yang Anda lakukan, mengapa Anda menahan orang Papua Barat"," jelasnya.

Juru bicara ULMWP Jacob Rumbiak mengatakan pembentukan Tentara West Papua itu menyatukan sayap politik, intelijen dan militer menjadi satu kelompok diplomatik yang akan mendorong kampanye kemerdekaan ke depan.

"Persatuan ini akan menunjukkan kepada Indonesia dan dunia, bahwa kami orang Papua Barat siap mendapatkan kemerdekaan hari ini juga," katanya kepada ABC News.

"Militer kami secara otomatis akan berada di bawah kendali penuh seorang komandan. Kami memiliki agenda yang sangat jelas untuk menjadi pejuang kebebasan terbaik," ucap Jacob Rumbiak.

Tiga kelompok bersenjata yang bersatu itu termasuk Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) yang menyerang sebuah situs konstruksi pada bulan Desember dan menewaskan 31 orang. Serangan itu memicu tindakan keras yang brutal dari militer Indonesia di wilayah tersebut.

Kedutaan Besar Indonesia di Canberra tidak menanggapi permintaan komentar pada saat artikel ini diterbitkan.***

Editor:Muslikhin Effendy
Sumber:VIVA.CO.ID
Kategori:GoNews Group, Umum, Peristiwa, Pemerintahan, Politik
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/