Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Pertamina GM Tournament 2024, Eka Putra Wirya: Terima Kasih PT Pertamina dan Bank Mandiri
Olahraga
21 jam yang lalu
Pertamina GM Tournament 2024, Eka Putra Wirya: Terima Kasih PT Pertamina dan Bank Mandiri
2
Inara Rusli dan Virgoun Berdamai demi Anak
Nasional
18 jam yang lalu
Inara Rusli dan Virgoun Berdamai demi Anak
3
Pesta Mewah Victoria Beckham Rayakan Ultah ke-50
Umum
18 jam yang lalu
Pesta Mewah Victoria Beckham Rayakan Ultah ke-50
4
Alyssa Soebandono dan Dude Harlino Sambut Kelahiran Buah Hati
Umum
18 jam yang lalu
Alyssa Soebandono dan Dude Harlino Sambut Kelahiran Buah Hati
5
Iqbaal Ramadhan Berbagi Karya dan Kegiatan Terbaru Lewat Saluran WhatsApp Khusus
Nasional
18 jam yang lalu
Iqbaal Ramadhan Berbagi Karya dan Kegiatan Terbaru Lewat Saluran WhatsApp Khusus
6
Simen Lyngbo Akui Timnas U 23 Indonesia Makin Kuat
Olahraga
17 jam yang lalu
Simen Lyngbo Akui Timnas U 23 Indonesia Makin Kuat
https://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/
Home  /  Berita  /  GoNews Group

Dianggap Kampanye Hitam, Neno Warisman Ungkap Makna Puisinya di Munajat 212

Dianggap Kampanye Hitam, Neno Warisman Ungkap Makna Puisinya di Munajat 212
Aktifis dan deklarator 2019GantiParesiden, Neno Warisman. (GoNews.co)
Kamis, 28 Februari 2019 01:25 WIB
JAKARTA - Neno Warisman ungkap makna puisinya di acara Munajat 212 yang menjadi kontroversi dan disebut kampanye hitam.

Puisi yang dibuat dan dibaca di acara Munajat 212 Neno Warisman, diklaim Neno Warisman tidak ada hubungan sedikitpun dengan politik atau kampanye hitam.

Neno Warisman yang juga tim kampanye Prabowo Subianto-Sandiaga Salahuddin Uno itu, mengklaim jika puisi itu tak ada hubungannya dengan Staf Kepresidenan RI, Moeldoko.

Puisi dalam bentuk doa yang dibacakan oleh aktivis, seniman sekaligus aktris lawas Neno Warisman dalam acara Munajat 212 pada Kamis (21/2/2019) yang lalu, ternyata menuai kontroversi hingga viral di media sosial.

Sejumlah pihak menyebut puisi Neno Warisman tersebut berterkaitan dengan politik jelang Pilpres 2019.

Satu di antaranya seperti yang diungkapkan oleh Sekretaris Jenderal Solidaritas Ulama Muda Jokowi (Samawi) Aminuddin Maruf.

Menurut Aminuddin, puisi yang dibacakan di Monas, Jakarta Pusat itu, merupakan kampanye terselubung.

"Doa yang dipanjatkan sangat berbeda. Kalau murni acara istigasah dan doa bersama untuk bangsa, ya sudah berdoa saja, tidak menyinggung kemenangan pasangan A atau pasangan B," kata Aminuddin dalam pernyataan yang disampaikan ke media, pada Jumat (22/2/2019).

Akan tetapi, sebagian pihak lainnya justru mengapresiasi dan memuji puisi Neno Warisman.

Berikut ini isi lengkap puisi Neno Warisman yang viral tersebut.

Allahu AkbarPuisi munajat kuhantarkan padamu wahai berjuta-juta hati yang ada di siniEngkau semua bersaudara dan kita bersaudara tersambung, terekat, tergabung bagai kalung lentera di semesta. Sorot-sorot mata kalian bersinar, wahai saudara. Mencabik-cabik keraguan. Meluluhlantakkan kesombongan.

Karena mata-mata kalian nan jernih mengabarkan pesan kemenangan yang dirindukan, Insyaallah, pasti datangAllahu Akbar. Kemenangan kalbu yang bersih. Kemenangan akal sehat yang jernih. Kemenangan gerakan-gerakan yang berkiprah tanpa pamrihDari dada ini telah bulat tekad bajaKita adalah penolong-penolong agama Allah.

Jangan halangi. Jangan sanggah. Jangan politisasi. Sebab ini adalah hati nurani. Dari mulut-mulut kita telah terlantun salawat, zikir, dan doa bergulirMengalir searah putaran bintang-bintang bertriliun banyaknyaTersatukan dalam munajat 212.

Miliaran matahari itu saudarakuMerekatkan diri menjadi gumpalan kabut cahaya raksasa di semestaBukti kebesaran Allah Azza Wa JallaBegitulah kita saudarakuHarusnya kita saling merekat. Wahai para pejuang fisabilillah di dalamnya. Ayo munajat. Ayo rekatkan umat. Jadikan barisanmu kuat dan saling rekat. Rekatkan Indonesiamu. Rekatkan jiwa-jiwamu. Rekatkan langkah dan tindakanmu.

Ya Allah. Berjuta tangan para pejuang agamamu ini mengepalkan tinju mereka. Berseru-seru mereka. Menderu-deru mereka. Di setiap jengkal udara hingga terlahir takbir kemenanganKemenangan di ujung lelah menggema takbir bersahut-sahutanBerjuta sajadah akan kita hamparkan sebentar lagi, kawan.

Berjuta kepala menangis bersujud bersyukur. Basah air mata dalam bahagia kemenangan sebentar lagi tiba. Allahumma inni a'uzubika min jahdil bala'i wa darkisy syaqa'i wa su'il qada'i wa syamatatil a'da'i. Jauhkan kami dari bala musibah yang tak dapat kami atasiLindungkan kami dari kegembiraan orang-orang yang membenci kamiRekatkan jiwa-jiwa patriot kami dalam keikhlasan.

Di nadi-nadi kami. Di jantung-jantung kami. Di pundak-pundak kami. Di jari-jari kami. Yang telah memilih untuk hanya selalu berdua. Kita dan Allah Azza Wa Jalla. Selalu berdua. Kita dan Rasulullah kekasih semesta. Selalu berdua. Kita dan saudara mukmin saling menjaga. Selalu berdua. Kita dan pemimpin yang membela hak-hak umat seutuhnya. Duhai Allah Rabb. Jangan kau jadikan hati kami bagai si penakut pengecut. Sebab kami terlahir di tanah para pahlawan pemberani. Yang rela mengorbankan jiwa raga harta dan segalanya. Jangan jadikan hati kami lalai dan gentar. Karena kami lahir dan besar dibimbing para ulama kami yang sabar. Menetap jantung-jantung kami untuk menjadi pendekarYang berani berpihak pada yang benar.

Duhai Allah. Jangan kau jadikan hati kami dari tertutup. Dari cahaya terang kebenaran yang menyala di malam-malam munajat. Saat Engkau turun ke jagat dunia. Telah Engkau bersaksikan. Kami tegak berdiri, ya Allah. Kami meminta menangis hingga basah sekujur diri kepada-Mu. Seluruh harapan kami dambakan. Akan Kau tolong atau Engkau binasakan. Akan Kau menangkan atau Engkau lantakkan Itu hak-Mu. Namun kami mohon jangan serahkan kami pada mereka. Yang tak memiliki kasih sayang pada kami dan anak cucu kami. Dan jangan, jangan Engkau tinggalkan kami dan menangkan kami.

Karena jika Engkau tidak Menangkan. Kami khawatir ya Allah. Kami khawatir ya Allah. Tak ada lagi yang menyembah-Mu. Ya AllahIzinkan kami memiliki generasi yang dipimpin Oleh pemimpin terbaik. Dengan pasukan terbaik. Untuk negeri adil dan makmur terbaik. Takdirkanlah bagi kami. Generasi yang dapat kami andalkan. Untuk mengejar nubuwwah kedua. Wujud dan nyata. Dan lahirnya sejuta Al Fatih di Bumi IndonesiaAllah Rabb. Puisi munajat ini kubaca bersama saudara-saudaraku. Mujahid mujahidah yang datang berbondong-bondong dari segala arah. Maka inilah puisi munajat.

Mengetuk-ngetuk pintu langit-MuBersimpuh di pelataran keprihatinanAtas ketidakadilan. Atas kesewenang-wenangan. Atas kebohongan demi kebohongan. Atas ketakutan dan ancaman yang ditebar-tebarkan. Atas kepongahan dalam kezaliman yang dipamer-pamerkan. Dalam pertunjukan kekuasaan. Yang mengkerdilkan Tuhan. Yang menantang kuasa Tuhan. Yang tidak percaya bahwa Tuhan pembalas sempurna.

Acara bertajuk Malam Munajat 212 yang berlangsung di Monas ini berlangsung Kamis (21/2/2019) mulai pukul 18.00 WIB sampai 23.00 WIB.

Kegiatan itu dihelat oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) DKI Jakarta bersama Lembaga Dakwah Front dan Majelis Taklim se-Jabodetabek. Tema yang diusung dalam acara adalah 'Mengetuk Pintu Langit untuk Keselamatan Agama, Bangsa, dan Negara'. Acara tersebut dihadiri oleh sejumlah tokoh, baik ulama hingga politikus.

Di antaranya, Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan, Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid, Ketua Dewan Kehormatan Partai Amanat Nasional (PAN) Amien Rais, Presiden Partai Keadilan Sosial (PKS) Sohibul Iman, Waketum Partai Berkarya Siti Hediati Hariyadi atau Titiek Soeharto.

Neno Warisman Ungkap Makna Puisinya di Munajat 212

Saat bersilaturahmi dengan sejumlah wartawan, Rabu (27/2/2019), Neno Warisman menjelaskan mengenai ide dan inspirasinya terkait puisinya yang dibacakannya di Munajat 212 saat itu.

Selain itu juga menjawab mengenai perang total yang pernah disampaikan oleh Ketua Harian Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma'ruf Amin, Moeldoko.

"Segala yang dilalukan oleh baginda Rasulullah Nabi Muhammad SAW itu indah sekali Bang Karni. Jadi, gimana ya saya sangat mencintai sejarah dan saya mencatat kejadian-kejadian yang sangat berkesan. Dan yang terutama pada pribadi baginda sendiri," jelas Neno Warisman.

"Jadi doa itu doa yang sangat sering menemani saya dalam hari-hari saya sejak dahulu bang karni. Tentu dengan doa-doa yang lain juga. Tapi itu doa yang sangat biasa yang saya sering lafazkan, di malam-malam saat saya Salat sendirian. Ya seperti kaum muslim lainnya," paparnya kembali.

Neno mengatakan puisi yang dilantunkannya di Munajat 212, termasuk kebiasaannya sehari-hari mengingat jika dirinya juga seorang seniman.

Ia juga menganggap puisi yang dibacakannya di Munajat 212 sangat biasa, karena kesehariannya juga membuat puisi dan men-share ke teman dan lingkungannya sendiri.

"Jadi ya kebetulan saya seniman. Yah jadi, sehari-hari saya bicara dengan anak-anak atau dengan teman-teman atau mungkin di group-grup WA (WhatApp) juga sering mendapatkan puisi-puisi saya gitu," ucapnya.

"Apalagi, jikalau terkait dengan persoalan yang saya geluti selama lebih dari 25 tahun di dunia pengasuhan yang katakanlah tanpa tepuk tangan, tanpa pujian atau sanjungan katakan begitu," katanya Neno Warisman kembal.

Neno Warisman mengungkap jika puisi yang dilantunkannya di Munajat 212 merupakan bentuk kepedihan hati. Kepedihan hati Neno Warisman yang berkaitan langsung dengan puisinya yaitu soal pendidikan untuk anak-anak dan generasi muda ke depannya, sekaligus terkait isi hati seorang ibu.

"Jadi kepedihan hati itu rasanya sudah sesak di dada ini dan anak anak kita generasi kita membutuhan ruang hidup yang betul-betul lebih bai, yang bisa menjadikan mereka orang-orang hebat di masa yang akan datang. Itu lah apa dasar yang melatari puisi itu lahir," ungkap Neno.

Selain itu juga menjawab mengenai perang total yang pernah disampaikan oleh Ketua Harian Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma'ruf Amin, Moeldoko.

Menurutnya, tak kepikiran sama sekali dibenak Neno Warisman mengenai Moeldoko hingga perang total atau perang badar yang dimaksud.

"Enggak sama sekali. Ingat juga enggak. Yang saya pikirkan hanyalah bagaimana umat ini memberikan manfaat dan juga mendapatkan kemenangan. Jadi kemenangan di sini adalah kemenangan umat," kata Neno Warisman.***

Editor:Muslikhin Effendy
Sumber:wartakota dan GoNews.co
Kategori:GoNews Group, Peristiwa, Pemerintahan, Politik
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/