Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Jordi, Elkan dan Yance Absen di Laga Lawan Vietnam
Olahraga
22 jam yang lalu
Jordi, Elkan dan Yance Absen di Laga Lawan Vietnam
2
Indonesia Jadi Tuan Rumah Asia Road Race Championship 2025
Olahraga
22 jam yang lalu
Indonesia Jadi Tuan Rumah Asia Road Race Championship 2025
3
Hadiah Ramadan Milo Untuk Suporter Persis Solo
Olahraga
22 jam yang lalu
Hadiah Ramadan Milo Untuk Suporter Persis Solo
4
PSIS Tetap Optimistis Ke Championship Series
Olahraga
22 jam yang lalu
PSIS Tetap Optimistis Ke Championship Series
5
PERBASI Gelar Seleknas untuk Bentuk Timnas Basket 5on5 Putri U-18 di Bali
Olahraga
21 jam yang lalu
PERBASI Gelar Seleknas untuk Bentuk Timnas Basket 5on5 Putri U-18 di Bali
6
Usher Menikah Diam-diam, Kejutkan Keluarga dan Fans
Umum
20 jam yang lalu
Usher Menikah Diam-diam, Kejutkan Keluarga dan Fans
Home  /  Berita  /  GoNews Group

Tak Disangka, Ternyata Ini yang Dilakukan oleh Salah Seorang Anggota Sat Lantas Polres Tanah Datar Selama Bertahun - tahun

Tak Disangka, Ternyata Ini yang Dilakukan oleh Salah Seorang Anggota Sat Lantas Polres Tanah Datar Selama Bertahun - tahun
Anggota Sat Lantas Polres Tanah Datar, Bripka Firman Z bersama warga setempat di Mushala Nur Arifin" di pinggiran sungai Batang Tompo, Jorong Taruko, Nagari Taluak, Kecamatan Lintau Buo, Tanah Datar, Sumatera Barat .
Minggu, 24 Februari 2019 21:53 WIB
Penulis: Jontra
TANAH DATAR - Cerita perjalanan hidup seorang polisi bernama Bripka Firman. Z yang saat ini bertugas menjadi anggota Sat Lantas, Polres Tanah Datar, Polda Sumbar ini agaknya patut menjadi referensi bagi generasi muda saat ini. Pasalnya, anggota polisi ini mampu menginspirasi melalui kegiatan sosial yang dilakoninya selama bertahun - tahun. Sosok Firman secara swadaya dengan dibantu masyarakat berhasil membangun sebuah fasilitas umum yang sangat dibutuhkan sekali keberadaannya oleh masyarakat setempat dengan modal awal niat dan kemauan saja.

Firman melewati berbagai tempaan kehidupan, hingga akhirnya mampu mendedikasikan dirinya bagi warga masyarakat dimana dia ditempatkan untuk bertugas oleh Negara. Jika dikilas balik, hal itu berawal sejak dirinya harus menjadi anak yatim kala masih duduk di bangku kelas 5 Sekolah Dasar. Sang ayah telah pergi menghadap Yang Maha Kuasa dan meninggalkan Firman kecil untuk selama- lamanya. Siap atau tidak siap, dirinya pun harus mampu menerima dan menghadapi kenyataan hidup yang demikian.

Namun hal itu, tak menyurutkan cita-cita Firman kecil yang bermimpi ingin menjadi seorang penegak hukum. Bripka Firman yang saat ini sudah berdinas selama lebih kurang lima belas tahun di Institusi Kepolisian Negara Republik Indonesia, mencoba mendedikasikan dirinya untuk mengabdi kepada masyarakat, dimana pun dirinya ditempatkan untuk bertugas.

Ibarat pepatah, sedikit demi sedikit lama- lama jadi bukit, Firman yang pada awalnya menyisihkan sebagian penghasilannya untuk membangun sebuah fasilitas umum Mushala dan tempat MCK sejak tahun 2009 silam itu, akhirnya berhasil merampungkan pembangunan sebuah tempat ibadah yang kemudian diberi nama "Mushala Nur Arifin" di pinggiran sungai Batang Tompo, Jorong Taruko, Nagari Taluak, Kecamatan Lintau Buo, Tanah Datar, Sumatera Barat.

Tak hanya itu, selain menjadi polisi, ternyata Firman juga memiliki kemampuan untuk menjadi tukang pekerja bangunan. Berbekal kemampuan sebagai tukang pekerja bangunan dan mau meluangkan waktu, tenaga dan menyisihkan sebagian gajinya dia berhasil menyelesaikan pengerjaan Mushala dan MCK tersebut. Menurut Firman, selain dirinya pribadi, dalam membangun Mushala ini dirinya juga dibantu oleh dana swadaya masyarakat Setangkai. Mushala dengan luas 5x6 meter dan mempunyai 2 ruang kamar mandi di pinggiran sungai Batang Tompo ini akhirnya rampung dan bisa digunakan oleh warga setempat dan para musafir yang melintasi kawasan tersebut.

"Pekerjaan mengecor, mengaduk semen, merakit besi, memasang bata, dan semua pekerjaan kuli bangunan dilakukan sendiri oleh Firman sampai Mushala "Nur Arifin" itu selesai dengan masa pengerjaan sekitar 1,5 tahun, "ungkap seorang warga setempat bernama Asnimar (58), Minggu 24 Februari 2019.

Dikatakan Firman, bahwa niat mendirikan mushala dan tempat mandi bagi warga Setangkai ini terinspirasi saat dirinya dinas sebagai Polantas PJR di daerah itu.

"Saat itu, saya dinas setiap hari di Poslantas Setangkai, namun saya lihat tak ada satupun tempat mandi dan shalat yang tersedia. Setiap ingin mandi, saya melihat warga sekitar, baik pagi dan sore mandi dan melakukan aktifitas semuanya di pinggiran sungai Batang Tampo ini, baik laki-laki atau perempuan, " ungkap pria kelahiran Lima Puluh Kota, pada 38 tahun silam ini.

Alasan tersebut membuat Firman bertekad mewujudkan keinginannya agar di lokasi sekitar tempat ia berdinas ada Mushala dan tempat mandi bagi warga masyarakat setempat. Firman memberanikan diri minta izin kepada pemilik tanah yang dipanggilnya Etek Asnimar. Setelah mendapat izin, dirinya langsung memulai pekerjaan itu. Berawal dengan sedikit mendam tanah yang berada di aliran sungai, akhirnya pemilik tanah menghibahkan tanah itu untuk dibangun menjadi Mushala, tempat mandi Mandi, Cuci, Kakus (MCK) bagi masyarakat. Padahal, sebelumnya areal itu hanyalah tebing yang dipenuhi oleh semak belukar, tuturnya.

Diakui juga oleh Firman, biaya awal pembangunan mushala itu dia dapatkan dengan cara berhutang ke salah satu toko bangunan di sekitar daerah Lintau Buo.

"Selama 1,5 tahun saya mendirikan Mushala ini, saya kerap meninggalkan istri dan anak-anak saya, dan tidur setiap hari di Pos Lantas yang berada di depan, "ujar Firman sembari menunjuk Pos Lantas yang terlihat saat berada di lingkungan Mushala Nur Arifin.

Dikatakan juga oleh Firman, bahwa istrinya Helvi Desyanti yang saat itu tengah bekerja sebagai guru honorer di Kota Payakumbuh, juga ikut memberi support dan ijin padanya untuk pulang hanya sekali seminggu, agar pengerjaan Mushala dan MCK warga tersebut dapat fokus dan segera diselesaikan.

Izin untuk bekerja mendirikan Mushala bagi warga itu juga harus didapatkannya dari Kapolres Tanah Datar yang kala itu dijabat oleh AKBP Erlangga melalui Kasat Lantas nya waktu itu, yaitu AKP Arifin Daulay, ungkap Firman.

"Akhirnya Sprint tugas saya dapatkan agar tetap berdinas di daerah Setangkai ini, sampai Mushala ini selesai. Alhamdulilah, untuk makan dan minum "Tukangnya" juga telah disediakan oleh masyarakat sekitar, "ucap Firman dengan wajah sumringah.

Terpisah, Wali Nagari Taluak, Pendi Aswir mengakui bahwa Mushala Nur Arifin itu dibangun atas inisiatif awal dan kerja keras pak tukangnya yang tak lain adalah Bripka Firman. Z.

"Keberadaan Mushala ini sangat besar manfaatnya bagi warga sekitar dan masyarakat yang menunggu kendaraan dan berhenti di simpang Setangkai. Mushala dan kamar mandi ini telah dimanfaatkan ratusan warga kami dan masyarakat sekitar untuk shalat, sesekali untuk mengaji anak - anak saat magrib, "terangnya.

Dikatakan juga oleh Pendi, bahwa Nagari nya tahun lalu mendapat dana bantuan dari pemerintah sebesar Rp150 juta untuk merenovasi Mushala dan membangun jalan menuju ke Mushala serta kelengkapan sarana listrik, dan kamar mandi.

"Mushala Nur Arifin akan diganti nama menjadi Mushala Nur Firman untuk mengingat tetes keringat dan inisiatif Bripka Firman hingga akhirnya kami memiliki satu-satunya Mushala di pinggiran Sungai Batang Tampo, Setangkai ini. Saat ini, sedang dalam proses surat menyurat di kantor Wali Nagari Taluak, Lintau Buo, "ungkapnya.

Menurut informasi yang berkembang, ternyata Bripka Firman. Z tidak kali ini saja membangun dan menyelesaikan pembangunan tempat ibadah (Mushala). Ternyata bekal Keahlian "Tukang Pekerja Bangunan" yang dimilikinya juga ikut ambil bagian dalam pengerjaan Mushala di Mapolres Tanah Datar pada tahun 2004 dan Mushala di SLB Lintau pada tahun 2010 silam.(**)

wwwwww