Home  /  Berita  /  GoNews Group

Sepanjang 2018, Sumbar Dilanda 200 Kali Longsor, 113 Kali Banjir dan19 Kali Banjir Bandang

Sepanjang 2018, Sumbar Dilanda 200 Kali Longsor, 113 Kali Banjir dan19 Kali Banjir Bandang
Gubernur Sumbar Irwan Prayitno. (Riki Chandra/JawaPos.com)
Jum'at, 15 Februari 2019 21:33 WIB
PADANG - Selain ancaman gempa bumi dan tsunami, wilayah Sumatera Barat (Sumbar) juga rentan diterjang bencana banjir, banjir bandang, longsor hingga abrasi pantai. Bahkan, ancaman yang termasuk bagian bencana hidrometeorologi itu rutin terjadi setiap tahun.

Dikutip dari JawaPos.com, Gubernur Sumbar Irwan Prayitno mengatakan, mitigasi menghadapi bencana 'langganan' setiap daerah di Sumbar itu harus terus diperkuat. Pihaknya kembali menginstruksikan bupati/wali kota untuk serius mengantisipasi bencana hidrometeorologi, khusus banjir bandang dan longsor yang kerap menelan korban jiwa.

Menurut Irwan, bencana banjir bandang sebetulnya bisa diantisipasi sejak dini. Salah satu caranya dengan memeriksa dan membersihkan hulu sungai secara berkala.

"Banjir bandang terjadi akibat sumbatan air yang membentuk embung alami. Lalu, saat diterjang hujan lebat, debit air meningkat dan akhirnya membludak," kata Irwan dalam rakor mitigasi gempa, tsunami, banjir, dan longsor, di Auditorium Gubernur Sumbar, Jumat (15/2/2019).

Irwan meminta, bupati/wali kota untuk menggencarkan kembali pemeriksaan hulu sungai yang selama ini kurang optimal dan tidak berkelanjutan.

"Harusnya, hulu sungai diperiksa 3 kali setahun. Kenyataannya hanya sekali setahun. Bahkan, ada yang sama sekali tidak melakukan. Komitmen ini perlu dilakukan agar jumlah banjir bandang terus berkurang, dan zero korban jiwa," terang Gubernur dua periode itu.

Sementara itu, Kabid Kedaruratan dan Logistik, BPBD Sumbar Rumainur mengatakan, BPBD Sumbar tidak memiliki anggaran khusus untuk pembersihan hulu sungai. Sebab, kewenangan itu berada di BPBD kabupaten/kota. Pihaknya hanya bisa membantu operasional. Seperti tenaga dan dukungan peralatan.

"Kalau BPBD kabupaten/kota minta bantuan tenaga dan alat, pasti kami kirim. Tidak mungkin kami yang datang ke hulu sungai di suatu daerah untuk melakukan pembersihan, BPBD di daerah pasti tersinggung. Kami di provinsi menunggu permintaan," bebernya.

Rumainur mengatakan, bencana hidrometeorologi tidak bisa dipandang enteng. Bahkan, termasuk ancaman besar selain gempa dan tsunami. Apalagi, korban jiwa yang ditimbulkan bencana itu masih cukup tinggi.

Dari catatan BPBD Sumbar, sepanjang 2018, wilayah Sumbar dilanda 200 kali longsor, 113 kali banjir, 19 kali banjir bandang, 2 kali abrasi pantai dan sekali banjir rob. Bencana tersebut juga merenggut 82 jiwa. (jpc)

Editor:arie rh
Sumber:JawaPos.com
Kategori:GoNews Group, Peristiwa, Sumatera Barat, Padang
wwwwwwhttps://green.radenintan.ac.id/max/https://bkpsdm.tanahlautkab.go.id/galaxy/https://143.198.234.52/sonic77