Home  /  Berita  /  Politik
Debat Kedua Pilpres 2019

Pangi: Biarkan Paslon Saling 'Menyanyah' Tanpa Batas Waktu dan Teks

Pangi: Biarkan Paslon Saling Menyanyah Tanpa Batas Waktu dan Teks
Pangi Syarwi Chaniago. (dok. GoNews.co)
Sabtu, 19 Januari 2019 18:32 WIB
Penulis: Muslikhin Effendy
JAKARTA - Pengamat Politik Sekaligus Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting, Pangi Syarwi Chaniago berharap agar debat kedua tak lagi menggunakan teks dan dibatasi waktu.

Hal ini kata dia, agar proses debat kedua tidak membosankan seperti yang terjadi di debat perdana pada Kamis lalu.

"Pertama, saya berharap KPU tak lagi menggunakan metode yang sama dengan debat sebelumnya. Pertanyaan debat harus tertutup," ujar Pangi Syarwi Chaniago, Sabtu (19/1/2019) saat dihubungi GoNews.co di Jakarta.

Tujuannya kata Pangi, agar debat berjalan sesuai dengan trayek otak dan narasi masing-masing paslon. "Sehingga pikiran dan narasi capres berkembang dan lebih terkesan hidup," tandasnya.

Akademisi dan pengamat politik Indonesia. Yang mulai berkarier sebagai dosen ilmu politik pada Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta ini menabahkan, setiap kandidat tidak boleh lagi membawa contekan.

"Selama ini masyarakat penasaran. Dengan membawa teks, itu membuat kita engak tahu mana capres/paslon yang genuine dan mana yang sudah dibedakin. Contekan atau naskah teks membuat perdebatan menjadi kaku dan tidak hidup," tegasnya.

Berikutnya kata Pangi, dengan menggunakan teks juga terkesan bukan konsep atau narasi pikiran paslon. Namun hanya membacakan teks yang dimuatkan tim sukses belaka.

"Biarkan saja mengalir tanpa teks agar mereka (Paslon, red) mengeluarkan isi otaknya," paparnya.

Ia juga menyarankan, agar peserta atau audian yang hadir tidak perlu gadug. Tapi hanya mendengar saja. "Jadi ngak ada yang namanya tepuk tangan, yel-yel dan seterusnya, debat inikan bukan soal yang paling banyak tepuk tangannya, itu ngak sangat subtansi," tandasnya.

Selanjutnya kata dia, soal pembatasan waktu juga sangat menganggu. "Coba KPU mengakali bagaimana waktu yang pas, sehingga paslon bisa memanfaatkan waktu sebaik mungkin, bisa saja pola begini, minta dan biarkan masing masing paslon orasi dulu, apakah mau menyampaikan visi dan misi serta unek enek pikiran, menjawab ketakutan dan kegelisahan masyarakat, biarkan mereka tanpa beban dan bebas menyampaikan dengan murni pikirannya, soal pembatasan waktu yang tak pas juga menganggu kualitas jalannya debat," saran Pangi.

Jadi kata dia, biar lah masing masing paslon saling menyangah, mengkritisi, menyalahkan kebijakan dan selama ini, meluruskan, mengkoreksi sepanjang tidak menyerang karakter pribadi dan menyerang pada soal SARA.

"Dengan begitu, besar harapan kita adalah terjadi perdebatan cukup keras namun berjalan secara alamiah, tanpa beban. Ayo paslon adu pikiran, narasi dan gagasan terhadap masalah atau fenomena yang ada di negeri ini," pungkasnya.***

wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/