Home  /  Berita  /  GoNews Group

Sederet Masalah di Porprov Sumbar, Wasit Tinju Mogok, Wasit Bola Pingsan Dikeroyok

Sederet Masalah di Porprov Sumbar, Wasit Tinju Mogok, Wasit Bola Pingsan Dikeroyok
ilustrasi
Selasa, 27 November 2018 13:15 WIB
PADANG - Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Sumbar ke XV yang diselenggarakan di Padang Pariaman diwarnai sejumlah masalah. Senin (26/11) lalu, sejumlah wasit yang akan memimpin 16 partai final cabang tinju dikabarkan mogok karena persoalan honor.

Sehari sebelumnya, wasit pertandingan bola antara Padang Panjang vs Tanah Datar, sempat pingsan karena dikeroyok supporter.

Sejumlah pihak membenarkan adanya aksi mogok wasit yang dikarenakan masalah honor yang tak cair tepat waktu. Pada Porprov sebelumnya, honor wasit sudah dibayarkan sebelum Porprov dimulai.

Memalukannya menurut Pengurus provinsi (Pengprov) Persatuan Tinju Amatir Nasional (Pertina) Sumbar menyebut kalau ada wasit yang berasal dari luar Sumbar, bahkan luar negeri, seperti dari Singapura dan Malaysia.

Dikutip dari harianhaluan.com, Ketua Pengurus provinsi (Pengprov) Persatuan Tinju Amatir Nasional (Pertina) Sumbar, Togi Tobing mengaku sangat kecewa terkait persoalan yang terjadi.

Menurutnya, insiden dihentikannya pertandingan final itu sangat mencoreng penyelenggaraan Porprov di Padang Pariaman. Apalagi yang dipermasalahkan adalah honor wasit, dimana semuanya itu biasanya sudah kelar sebelum iven diselenggarakan.

"Saya sangat malu mendengar kabar kalau ada honor wasit, juri dan panitia tidak dibayarkan. Apa pun alasannya, menurut saya insiden ini memalukan. Porprov kali ini menjadi yang terburuk dibandingkan Porprov sebelumnya," ujarnya saat ditemui Haluan pada venue tinju di Pakandangan, Senin (26/10).

Ia juga mengaku malu dengan wasit juri tinju yang didatangkan Pertina Sumbar dari Singapura, Malaysia, dan wasit luar Sumbar lainnya, serta wasit dalam Sumbar dan panitia lokal. Honor mereka juga tak dibayarkan oleh tuan rumah tepat waktu.

“Biasanya pembayaran honor ini sudah dibayarkan Panitia Porprov sebelum pelaksanaan babak semifinal. Sebagai contoh pada Porprov XIV Padang, sekarang tidak. Saya sangat malu karena ada wasit yang didatangkan dari luar daerah, bahkan luar negeri,” ujar Togi lagi.

Panitia Porprov sekaligus Ketua Pertina Kabupaten Padang Pariaman, Jhon Kenedi mengakui adanya aksi mogok yang dipicu persoalan honor. “Kegaduhan memang sempat ada, namun terjadi karena kesalahpahaman saja antara Panitia Porprov dengan para wasit yang diundang. Wasit memang sempat melakukan protes kepada panitia. Pasalnya mereka merasa tidak dibayar oleh panitia," ujarnya.

Jhon Kenedi juga membenarkan, semua wasit yang bertugas memimpin jalannya pertandingan tinju Porprov melakukan mogok kerja.

“Panitia Porprov sudah melakukan diskusi dan penjelasan kepada wasit yang mogok. Allahmdulillah, sudah ada hasilnya. Pertandingan sudah bisa dimulai kembali pada Senin (26/11) sore," ujarnya.

Pakai Dana Bantuan Pemprov

Ketua KONI Sumbar Syaiful juga menyesalkan insiden mogoknya wasit tinju. Pasalnya, hal itu akan berdampak besar bagi Padang Pariaman selaku tuan rumah nantinya.

"Bagi Panitia Porprov Padang Pariaman, tidak ada alasan sebenarnyua untuk tidak bisa membayarkan gaji wasit dan juri. Kalau bisa, sebelum keringatnya kering, honor wasit tersebut sudah dibayarakan," tambahnya.

Sebagai salah satu solusinya dijelaskan Syaiful, uang Rp5 miliar merupakan bantuan Pemprov Sumbar bisa dipakai untuk pembayaran honor wasit juri dan panitia. Adanya kabar yang menyebutkan keterlambatan dikarenakan panitia menerapkan sistem non tunai, menurut Syaiful tidak bisa dijadikan alasan.

“Non tunai itu berlaku untuk ASN di pemerintahan. Kalau Pelaksanaan Porprov ini khusus. Bayarkan sesuai nilainya. Uang Rp5 miliar yang merupakan bantuan Pemprov Sumbar bisa dipakai," ujarnya.

Wasit Bola Dikeroyok

Sehari sebelumnya, Minggu (25/11), wasit yang memimpin perempat final cabang sepak bola antara Padang Panjang vs Tanah Datar terpaksa dilarikan ke RSUD Padang Pariaman setelah dikeroyok penonton usai pertandingan.

Sang wasit, Hasan Basri bahkan sempat pingsan di tengah lapangan usai mendapatkan bogem mentah dari supporter Padang Panjang yang tidak terima timnya mengalami kekalahan 3- 1 dalam pertandingan yang digelar di Lapangan Manunggal, Kecamatan Nan Sabaris.

Sempat mengalami sulit pernafasan dan dibantu pakai oksigen, kondisi Hasan Basri akhirnya pulih dan diperbolehkan pulang oleh petugas medis. Namun, persoalan ini membuat malu.

Wakil Ketua Komite Wasit Sepakbola Sumbar, Yulius Dede sangat menyayangkan pemukulan itu. Apalagi, wasit dianggap sangat baik selama memimpin pertandingan

"Saya rasa kemarin itu wasit memimpin sangat baik. Bahkan, kedua tim menunjukan sportifitas yang bagus saat bermain. Namun, masalahnya itu dari supporternya, di saat waktu sudah hampir habis penonton menyerang wasit," kata Dede kepada Haluan, Senin (26/11).

Ia mengatakan, hal seperti ini akan berimbas kepada perkembangan sepakbola di Sumbar, karena pendukung lebih memilih hasil yang instan, bukan dengan proses.

"Berarti mereka hanya ingin melihat timnya menang," ujarnya.

KONI Padang Panjang menurut Dede sudah minta maaf atas insiden yang terjadi dan menyayangkan perbuatan supporter mereka.

"Mudah-mudahan ini tidak terjadi lagi di laga-laga selanjutnya. Apalagi ini yang bermain anak muda yang masih mempunyai masa depan di sepakbola," katanya.

Senada, Pelatih Sepakbola Pusat Pendidikan dan Latihan Olahraga Pelajar (PPLP) Sumbar, Dedi Umar sangat menyayangkan pemukulan terhadap sang pengadil.

"Hal seperti ini tidak boleh terjadi lagi, karena hakikatnya sepakbola adalah suatu permaiman nilai seni yang tinggi. Wasit harus netral supaya pertandingan berjalan dengan enak ditonton," ujarnya. (h/mg-mal/rul)

Editor:arie rf
Sumber:harianhaluan.com
Kategori:GoNews Group, Olahraga, Sumatera Barat, Padang
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/