Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Bernard van Aert Resmi Lolos ke Olimpiade 2024 Paris
Olahraga
23 jam yang lalu
Bernard van Aert Resmi Lolos ke Olimpiade 2024 Paris
2
PERBASI Panggil 14 Pemain untuk Ikut TC Tahap Kedua Timnas Basket U-18 Putri di Bali
Olahraga
23 jam yang lalu
PERBASI Panggil 14 Pemain untuk Ikut TC Tahap Kedua Timnas Basket U-18 Putri di Bali
3
Susanto Megaranto Kalah, IM Gilbert Elroy Tarigan Bermain Remis
Olahraga
12 jam yang lalu
Susanto Megaranto Kalah, IM Gilbert Elroy Tarigan Bermain Remis
4
PT Pertamina Siap Dukung PB Percasi Lahirkan Pecatur Andal
Olahraga
12 jam yang lalu
PT Pertamina Siap Dukung PB Percasi Lahirkan Pecatur Andal
https://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/
Home  /  Berita  /  Umum

Tulisan Lama Soal Kajian Potensi Gempa dan Tsunami Mentawai Kembali Viral, Ini Tanggapan BMKG

Tulisan Lama Soal Kajian Potensi Gempa dan Tsunami Mentawai Kembali Viral, Ini Tanggapan BMKG
ilustrasi
Kamis, 18 Oktober 2018 18:41 WIB
JAKARTA - Tulisan bertajuk "Gempa 8,9 skala Richter dan Tsunami Ancam Padang" yang tayang pada 12 Oktober 2010 mendadak viral kembali. Tulisan lawas tersebut dibagikan hingga 211 ribu kali melalui Facebook dan 211 ribu kali melalui media sosial lainnya.

Berita itu memuat hasil kajian Tim 9, terdiri dari ahli gempa dan ahli tsunami bentukan Staf Khusus Presiden Bidang Bantuan Sosial dan Bencana (SKP BSB), ihwal potensi ancaman gempa Megathrust di Pulau Siberut, Mentawai, Sumatera Barat. Potensi ancaman pergerakan seismic gap itu ialah gempa berkekuatan 8,9 skala Richter dan tsunami yang bisa menghantam hingga ketinggian 6 meter dan sejauh 2 kilometer.

Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika, Rahmat Triyono mengatakan hasil kajian ini memang kerap muncul kembali ke permukaan setiap kali terjadi gempa bumi di daerah lain di Indonesia. Saat terjadi gempa dan tsunami di Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah, pada akhir September lalu, berita soal hasil kajian Tim 9 itu pun menjadi viral.

"Setiap ada gempa di mana itu akan terangkat lagi. Mereka (masyarakat Padang) sudah terbiasa dengan itu," kata Rahmat seperti dilansir laman tempo.co, Kamis, 18 Oktober 2018.

Rahmat mengatakan, hasil kajian yang dirilis pada delapan tahun silam itu masih bisa dijadikan rujukan hingga saat ini. Hasil itu juga telah ditindaklanjuti oleh pemerintah pusat dan daerah dengan sejumlah langkah mitigasi.

Pemerintah, kata Rahmat, sudah membangun shelter evakuasi, menempatkan alat peringatan dini, membangun jalur evakuasi, dan memberikan sosialisasi Kepad masyarakat.

"Walaupun itu belum tentu terjadi, siapa yang bisa menjamin gempa dan tsunami benar akan terjadi kan? Tapi juga enggak bisa diabaikan," kata Rahmat.

Rahmat pun mengingatkan bahwa potensi gempa dan tsunami tersebar di berbagai titik di Indonesia. Selain hasil kajian, kata dia, sudah ada pula peta rawan gempa dan rawan tsunami. Dia mengatakan, peta tersebut juga sudah bisa menjadi rujukan mitigasi.

"Upaya mitigasi jangan cuma di Mentawai aja. Daerah lain juga harus siap," kata Rahmat.

Kendati berita lawas soal ancaman gempa 8,9 skala Richter dan tsunami di Padang viral, Rahmat meyakini masyarakat Sumatera Barat tak panik. Menurut dia, masyarakat Sumatera Barat sudah akrab dengan informasi tersebut.

Rahmat melanjutkan, masyarakat memang mesti terus mengingat informasi tersebut agar waspada. "Masyarakat selalu teringat. Jangan karena 'nyatanya enggak terjadi', terus mengabaikan. Artinya harus selalu waspada," kata dia. ***

Editor:arie rf
Sumber:tempo.co
Kategori:Sumatera Barat, Umum, GoNews Group, Kepulauan Mentawai
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/