Home  /  Berita  /  Peristiwa

Warga di Desa Ini Beramai-ramai Kenakan Pakaian Era 1980-an, Ternyata Ini Sebabnya...

Warga di Desa Ini Beramai-ramai Kenakan Pakaian Era 1980-an, Ternyata Ini Sebabnya...
Pakaian era 1980-an yang dikenakan warga Pulau Gadang, XIII Koto Kampar, Riau
Kamis, 30 Agustus 2018 00:27 WIB
Penulis: Syawal Jose
BANGKINANG - Masyarakat Kenegerian Pulau Gadang di Desa Pulau Gadang, Kecamatan XIII Koto Kampar, Kabupaten Kampar, Riau tiba-tiba beramai-ramai mengenakan pakaian era 1980-an. Pakaian masa lalu itu terlihat dikenakan baik oleh wanita dan pria bahkan juga anak-anak.

Ternyata pakaian 1980-an itu punya kisah terdalam bagi warga Desa Pulau Gadang, XIII Koto Kampar, Riau. Dengan mengenakan pakaian itu, mereka mengenang perjuangan warga setempat yang harus pindah dari desa yang sudah didiami nenek moyang mereka sejak zaman dahulu.

Pada tahun 1980 itu, warga Pulau Gadang itu, pindah seluruhnya ke pemukiman baru, karena kampung itu harus dihilangkan dan direndam air karena terkena pembangunan waduk PLTA Koto Panjang. Rabu (29/8/2018), tepat 26 tahun, kampung lama mereka terendam.

Sebagai bentuk mengenang kampung awal mereka, maka digelar acara yang dinamakan ''olek''. Pada oleh inilah seluruh warga mengenakan pakaian tahun 1980-an dimana saat itu mereka kembali ke kampung lama mereka yang subur dan dekat dengan sungai Kampar. Selain berpakaian, warga juga bertingkah ala kampung lama seperti era tahun 1980-an.

Dengan pakaian itu, mereka menggelar karnaval dengan melakukan gerakan yang menggambarkan tradisi kehidupan di kampung lama seperti mengaji di surau, manuge dan mambonio atau menanam padi di ladang kasang. Selain itu ada kelompok yang menampilkan bagian prosesi pesta pernikahan yakni acara pinang suwik atau mengantarkan mempelai laki-laki ke rumah mempelai perempuan lengkap dengan peralatan yang dibawa seperti gulungan kasur, koper berisi pakaian dan alat-alat mandi dan perlengkapan lainnya.

Acara makin meriah karena ribuan warga disuguhkan aktraksi kesenian dari berbagai sekolah dan instansi diantaranya penampilan atraksi dari pelajar SDN 006 Pulau Gadang, SDN 007 Pulau Gadang, MTs Syekh Ja'afar, SMAN 2 XIII Koto Kampar, TK Harapan, SMPN 3 XIII Koto Kampar maupun penampilan atraksi dari pegawai Puskesmas XIII Koto Kampar III serta atraksi orang tua dari murid TK Harapan.

Dari pantauan di lokasi, acara diawali dengan karnaval dan pawai budaya dari Masjid Al Hidayah Pulau Gadang menuju Lapangan Pahlawan Kusuma Bantolo yang berjarak sekitar 1 kilometer.

Sampai di Lapangan Kusuma Bantolo langsung dilaksanakan upacara bendera. Bertindak selalu inspektur upacara Kepala Desa Pulau Gadang Abdul Razak Datuk Majo Kampau. Setelah itu dilanjutkan tabur bunga di Tugu Pahlawan Kusuma Bantolo yang dilakukan oleh Kepala Desa Pulau Gadang Abdul Razak, Ketua BPD Pulau Gadang Syofian Datuk Majo Sati, Kapolsek XIII Koto Kampar AKB Budi S, anggota DPRD Kampar Fahmil, Manajemen PT PLN (Persero), Ketua DPC Serikat Pekerja PT PLN (Persero) Sektor Pengendalian Pembangkit Pekanbaru Darmansyah, perwakilan Danramil XIII Koto Kampar, salah seorang Veteran M Said Engku Setia.

Acara ini juga diikuti belasan ninik mamak dari Kenegerian Pulau Gadang yang berpakaian lengkap bersama para bundo kanduong, tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh pemuda, para guru dan pegawai. Setelah kegiatan tabur bunga dilanjutkan dengan atraksi seni dari berbagai sekolah dan instansi.

Tidak sampai di situ, acara dilanjutkan dengan permainan rakyat yang digelar Rabu sore dan pada malamnya dilanjutkan dengan pertunjukan teater salah satu adalah mengangkat tema "Kembalinya Ulama Kami" yang menceritakan kisah penahanan salah seorang ulama Pulau Gadang Syekh H Engku Lunak yang sempat ditawan penjajah Belanda pada tahun 1940-an ke penjara di Sukamiskin Bandung.

Kepala Desa Pulau Gadang Abdul Razak dalam pengarahannya menyampaikan, acara peringatan HUT pemindahan desa ini digelar setiap tahun yang bertujuan untuk mengenang kembali masa-masa kehidupan kampung lama yang telah tenggelam demi mendukung pembangunan Waduk PLTA Koto Panjang. Disamping itu menceritakan sejarah pemindahan ini kepada generasi muda sekarang sehingga menimbulkan semangat membangun desa.

Sementara itu anggota DPRD Kampar Fahmil mengakui sangat tertarik dengan acara yang dikemas oleh masyarakat bersama Pemerintah Desa Pulau Gadang dengan begitu rapi. "Ini hendaknya dibikin oleh pemerintah kabupaten. Karena banyak sejarah dari pemindahan desa ini. Masyarakat berkorban luar biasa, harta benda dan tekanan psikologis yang luar biasa," beber politisi Partai Keadilan Sejahtera ini. ***

Kategori:Peristiwa, Umum
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/