Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Kalah Lawan Sri Lanka, Timnas Putra Bersiap Hadapi Korsel di Kualifikasi Grup B FIBA 3X3 Asia Cup 2024
Olahraga
24 jam yang lalu
Kalah Lawan Sri Lanka, Timnas Putra Bersiap Hadapi Korsel di Kualifikasi Grup B FIBA 3X3 Asia Cup 2024
2
Suami Sandra Dewi Jadi Tersangka Korupsi
Hukum
24 jam yang lalu
Suami Sandra Dewi Jadi Tersangka Korupsi
https://green.radenintan.ac.id/max/https://bkpsdm.tanahlautkab.go.id/galaxy/https://143.198.234.52/sonic77
Home  /  Berita  /  Olahraga
Asian Games 2018

Tantangan Berat Tim Indonesia di Laga Empat Besar

Tantangan Berat Tim Indonesia di Laga Empat Besar
Kepala Pelatih Ganda Putri PBSI, Eng Hian. Ist
Selasa, 21 Agustus 2018 01:40 WIB
Penulis: Azhari Nasution

JAKARTA - Tim Indonesia akan menghadapi tantangan berat di laga semifinal bulutangkis beregu Asian Games 2018. Baik tim putra maupun tim putri akan berhadapan dengan tim Jepang. Tim putri akan bertanding, Selasa (21/8), mulai pukul 12.00 WIB. Sedangkan tim putra akan bertanding mulai pukul 18.00 WIB.

Tim putri Jepang merupakan unggulan pertama dan memiliki kekuatan merata baik di sektor tunggal maupun ganda. Indonesia sebagai tim underdog, seharusnya bisa tampil lepas dan tanpa beban menghadapi putri-putri Jepang yang ditarget emas.

Sektor ganda putri yang menjadi andalan tim putri Indonesia di nomor beregu, kali ini tak akan mudah meraih kemenangan. Greysia Polii/Apriyani Rahayu dan Rizki Amelia Pradipta/Della Destiara Haris seringkali kewalahan menghadapi wakil-wakil Jepang. Kali ini mereka mesti mengatasi rintangan dari dua ganda Jepang yang akan turun di Asian Games 2018 yaitu Yuki Fukushima/Sayaka Hirota dan Misaki Matsutomo/Ayaka Takahashi.

"Sekarang metode pola latihan ganda putri ada perubahan, dulu kiblat kami kan bagaimana menghadapi dominasi ganda putri Tiongkok. Kini dengan Jepang polanya begitu, mereka begitu menguasai sektor ganda putri, dan kita seringkali mentoknya juga sama Jepang terus, berarti ada yang harus diubah di pola latihannya," kata Eng Hian, Kepala Pelatih Ganda Putri PBSI.

"Mudah-mudahan menuju olimpiade, dari awal tahun 2019 mulai kelihatan hasilnya. Sekarang memang luar biasa, pola yang dimiliki ganda putri Jepang ini memang dahsyat. Sebetulnya tidak ada perubahan dari Jepang, negara lain yang berubah dari segi komitmen, disiplin, daya juang dan sebagainya," ujar Eng.

"Kalau melawan Jepang yang benar-benar harus dijaga itu adalah komitmen diri, harus tahan dan kuat. Kalau bicara kecepatan, mereka nggak cepat. Kalau bicara power, nggak seperti Tiongkok, skill mereka nggak sebagus Indonesia, tapi mereka disiplin, budaya mereka seperti itu, mereka tidak pernah menyerah. Kalau menghadapi yang begitu, kitanya yang rata-rata tidak tahan. Dari luar lapangan dengan kehidupan sehari-hari, mental yang apa-apa dipermudah, itu mempengaruhi juga di lapangan," tambahnya. 

Sementara itu, dari sektor ganda putra, penampilan pasangan Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon sempat menjadi perhatian sang pelatih, Herry Iman Pierngadi. Pasangan rangking satu dunia ini harus melewati laga sengit melawan pasangan India, Satwiksairaj Rankireddy/Chirag Shetty.

Setelah menelan kekalahan 19-21 di game pertama, Kevin/Marcus sempat tertinggal jauh di interval game kedua. Meskipun akhirnya mereka bisa mengendalikan permainan di game ketiga, namun penampilan Kevin/Marcus tetap diluar dugaan. 

"Kalau sudah unggul harus tekan terus, memang kalau saya perhatikan Kevin/Marcus kalau babak awal mainnya beda dengan semifinal-final, sudah lain. Kalau di semifinal atau final, temponya kencang terus, speed nya full. Kalau tadi saya rasa masih belum, cuma game ketiga saja yang full," kata Herry yang dijumpai di Istora. 

"Harusnya penampilan mereka menyerang, tapi mereka juga mengukur, ini pertandingan awal. Tidak mungkin istilahnya di-gas full terus. Memang kita harus mengatur peak performance, jangan di awal bagus, di akhir turun. Harusnya grafiknya naik. Tadi cukup riskan, saat game pertama kalah, di game kedua ketinggalan. Ini juga terjadi di kejuaraan dunia. Sampai akhirnya nyusulnya banyak, tapi itu kan susah," tambah Herry. 

Herry juga menilai performa Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto belum seratus persen. Selain karena masih mencoba beradaptasi di pertandingan pertama dan bertemu lawan yang baru mereka hadapi, penampilan lawan yang sering membuat kesalahan sendiri, juga membuat Fajar/Rian belum tampil pada kemampuan maksimal mereka. 

Menghadapi Jepang besok juga menjadi tantangan tersendiri bagi tim ganda putra. Kevin/Marcus kemungkinan akan berhadapan dengan Takeshi Kamura/Keigo Sonoda. Rekor pertemuan sementara imbang 4-4, namun Kevin/Marcus takluk di pertemuan terakhir. 

Pada pertemuan terakhir di Kejuaraan Dunia 2018, Kevin/Marcus dikalahkan dengan dua game langsung dengan skor 19-21, 18-21.

Di posisi ganda kedua, Fajar/Rian kemungkinan besar akan dihadapkan dengan Takuto Inoue/Yuki Kaneko. Dalam empat pertemuan, Fajar/Rian belum pernah sekalipun meraih kemenangan atas Inoue/Kaneko. Jika Jepang menurunkan Yuta Watanabe/Hiroyuki Endo sebagai ganda kedua, rekor pertemuan mereka 1-1 atas Fajar/Rian. Pada pertemuan terakhir di Badminton Asia Championships 2018, Watanabe/Endo menang dengan skor 21-16, 16-21, 21-13.

Namun bisa saja ganda putra membuat kejutan dengan menurunkan kombinasi baru. Selain dua pasangan tersebut, masih ada nama Mohammad Ahsan yang tertera dalam daftar tim inti. Akankah Ahsan diturunkan di laga semifinal?

"Soal pertemuan dengan Jepang, kita lihat saja besok. Kevin/Marcus memang kalah di pertemuan terakhir dengan Kamura/Sonoda. Ya tidak apa-apa, kan ada strategi baru, diadu saja, tidak apa-apa kalau kemarin kalah," jelas Herry menutup pembicaraan. (*)

wwwwwwhttps://green.radenintan.ac.id/max/https://bkpsdm.tanahlautkab.go.id/galaxy/https://143.198.234.52/sonic77