Home  /  Berita  /  Politik
Pahlawan Riau dari Kota Pekanbaru

Usai Agresi Belanda II, Kapten Mansyurdin Pindah dari Pekanbaru ke Kota Medan (bagian terakhir)

Usai Agresi Belanda II, Kapten Mansyurdin Pindah dari Pekanbaru ke Kota Medan (bagian terakhir)
Kapten Mansyurdin. (dok. Keluarga untuk GoNews.co)
Jum'at, 17 Agustus 2018 14:44 WIB
Penulis: Muslikhin Effendy
PEKANBARU - Masyarakat Riau khususnya Kota Pekanbaru harus bangga dengan sosok pahlawan bernama Kapten Mansyurdin.Meski nama Kapten Mansyurdin hingga kini belum masuk daftar sebagai Pahlawan Riau maupun Pahlawan Nasional, namun berkat jasa-jasanyalah, Kota Pekanbaru berkembang pesat sebagai Ibukota Provinsi Riau.

Baca Juga: Kapten Mansyurdin Dibebaskan Jepang, Asal Tak Kembali ke Riau

Siapakah sosok Kapten Mansyurdin ini? Untuk diketahui, Kapten Mansyurdin merupakan Komandan Polisi Tentara/PT Pertama di Riau yang juga sempat menjabat Wakil Ketua BKR Riau. Kapten Mansyurdin adalah termasuk tokoh yang sangat dihormati dan disegani di negeri ini. Sang Kapten merupakan pria kelahiran Pariaman 10 Januari 1923 yang lahir dari pasangan Nurdin-Balun dan wafat pada 10 Juni 1960.

Sepanjang hidupnya, ia abdikan untuk kemajuan dan perjuangan di Riau. Namun sayangnya, hingga kini Kapten Mansyurdin belum juga masuk daftar Pahlawan Riau. Padahal, Pemprov Riau sendiri sudah pernah memasukkan namanya ke daftar Pahlawan Riau dari Kota Pekanbaru. Namun, hingga jelang HUT RI ke-73, Kapten Mansyurdin tak kunjung didaftarkan sebagai pahlawan Riau maupun pahlawan nasional.

Baca Juga: Kapten Mansyurdin Dipenjara di Bukittingi

Berikut Ini sejarah singkat perjuangan Kapten Mansyurdin yang dihimpun GoNews.co dari data Tim Peneliti dan Pengkaji Gelar Daerah (TP2GD) Provinsi Riau serta cerita pihak keluarga yang masih hidup di Riau, pada kisah (bagian-8 atau bagian terakhir).

Setelah Badan Keamanan Rakyat (BKR) yang dibentuk Hasan Basri, diubah menjadi TKR (Tentara Keamanan Rakyat) dan TRI (Tentara Republik Indonesia). Mansyurdin, yang saat itu bersama rekan-rekanya membentuk 'Serikat Hantu Kubur' diberi amanah guna membentuk 'Polisi Tentara' seluruh Riau dengan Pangkat Kapten.

Baca Juga: Kapten Mansyurdin Diangkat sebagai Wakil Komandan BKR

Sementara itu, 'Serikat Hantu Kubur' bentukan Kapten Mansyurdin akhirnya resmi dibubarkan setelah dibentuk Polisi Tentara Seluruh Riau.

Setelah Polisi Tentara Seluruh Riau terbentuk. Kapten Mansyurdin dan kawan-kawan pun membantu Pemerintah Republik Indonesia Daerah Riau, dalam proses pemulangan para tentara Jepang ke negeri asalnya.

Proses pemulangan berjalan damai dan lancar serta tanpa peperangan.

Baca Juga: Kapten Mansyurdin Bentuk Serikat Hantu Kubur

Namun setelah Jepang kembali ke negerinya. Tentara Belanda saat itu kembali melakukan penjajahan atau yang disebut dengan Agresi II ke Indonesia.

Agresi Belanda II juga terjadi di Provinsi Riau. Pada peristiwa itu, Kapten Mansyurdin juga turut berjuang membela tanah air.

Kapten Mansyurdin bergerilya masuk hutan bersama dengan Pemerintah RI sampai Penyerahan Kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Dan menjelang PRRI akan diproklamirkan oleh Komplotan Hussein/Dahlan Djambek/Simbolon, Kapten Mansyurdin diminta bantuan oleh Pemerintah Pusat melalui Letnan Kolonel ABD. Halim (ALENG) yang sengaja datang dari Jakarta, untuk berangkat ke Pekanbaru guna memberikan kesadaran kepada putra-putra Riau dan masyarakat setempat, agar jangan menyeleweng dari cita-cita Proklamasi Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945.

Baca Juga: Kapten Mansyurdin, Komandan Polisi Milter Pertama di Riau

Tugas tersebut dilaksanakan Mansyurdin dengan sebaik-baiknya, dan saat itu, terbukti puta-putra Riau tidak ikut campur dalam penyelewengan, kecuali beberapa orang saja.

Selanjutnya, beberapa waktu sebelum APRI mendarat, Kapten Mansyurdin sempat akan ditangkap oleh PRRI.

Tetapi Kapten Mansyurdin dapat meloloskan diri ke Jakarta untuk bergabung dengan Saudara Letnan Kolonel ABD. Halim (ALENG).

Baca Juga: Kapten Mansyurdin, Pengibar Bendera Merah Putih Pertama di Riau

Setelah kondisi Pemerintahan dan masyarakat aman, Kapten Mansyurdin pun Mengundurkan diri dari Tentara Rebuplik Indonesia (TRI) dan pindah ke Medan Sumatera Utara, berkumpul dengan keluarga tepatnya pada tanggal 17 Desember 1958.

Itulah 8 bagian kisah Kapten Mansyurdin, yang berhasil dihimpun GoNews.co bertepatan dengan peringatan HUT RI ke 73.

Kisah ini diceritakan kembali oleh Hj Murida Mansyurdin pada 17 Mei 2017 di Pekanbaru, Riau.

Adapun sumber referensinya adalah:

1. Buku Sejarah Riau

Oleh: Tim Penyusun dan Penulisan Sejarah Riau UNRI. Editor: Drs. Muchtar Lutfi, Drs. Suwardi MS, Drs. Anwar Syair, Drs. Umar Amin. Pelindung/Penasehat : Arifin Achmad. Percetakan Riau – Pekanbaru 1977

2. Catatan Perjuangan.

Kapten PT. (CPM) MansyurdinMenjelang dan Sesudah ProklamasiKemerdekaan RI – Di Pekanbaru Anggota Veteran Gol. A NPV. 17511/F Komandan PT (CPM) Pertama di Provinsi Riau. Ditulis pada Tahun 1958. (TAMAT)

wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/