Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Boy Pohan Berebut Tiket Wasit/Juri Tinju Olimpiade 2024 Paris
Olahraga
13 jam yang lalu
Boy Pohan Berebut Tiket Wasit/Juri Tinju Olimpiade 2024 Paris
2
Kejutan, Aditya Tahan Remis Unggulan Pertama Pertamina Indonesia Grand Master Tournament 2024
Olahraga
8 jam yang lalu
Kejutan, Aditya Tahan Remis Unggulan Pertama Pertamina Indonesia Grand Master Tournament 2024
3
Mandiri 3X3 Indonesia Tournament 2024 Disambut Antusias di Medan
Olahraga
6 jam yang lalu
Mandiri 3X3 Indonesia Tournament 2024 Disambut Antusias di Medan
4
Duel Fisik dan Membaca Permainan Itu Keunggulan Sergio Ramos
Sepakbola
6 jam yang lalu
Duel Fisik dan Membaca Permainan Itu Keunggulan Sergio Ramos
5
UEA Dukung Indonesia Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20 FIFA 2027
Olahraga
59 menit yang lalu
UEA Dukung Indonesia Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20 FIFA 2027
https://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/
Home  /  Berita  /  Politik

NasDem Menang Banyak, 11 Provinsi Termasuk Riau, Jagoannya Berhasil Raup Suara Tertinggi

NasDem Menang Banyak, 11 Provinsi Termasuk Riau, Jagoannya Berhasil Raup Suara Tertinggi
Syamsuar - Edy Natar saat menerima SK dukungan dari Partai NasDem. (Istimewa)
Kamis, 28 Juni 2018 11:40 WIB
Penulis: Muslikhin Effendy
JAKARTA - Dalam pesta demokrasi pilkda serentak, sejumlah partai besar seperti PDIP, Gerindra dan PKS keok disejumlah Provinsi.

Yang menarik adalah partai NasDem. Parpol besutan Surya Paloh ini menang di hampir semua pilgub. Dari 17 pilgub yang dilaksanakan serentak, NasDem hanya gagal di 6 provinsi. Kemenangan jagoan partai Nasdem ini hanya bisa diimbangi oleh PAN, Partai Hanura, dan partai Golkar. Ketua DPP Bidang Media dan Komunikasi.

NasDem Willy Aditya menerangkan, kemenangan itu berdasarkan hasil quick count atas versi hitung cepat. "Berdasarkan hasil quick count, calon yang diusung NasDem menang di 11 Provinsi," katanya.

Willy merinci pasangan calon yang diusung NasDem dan menang versi hitung cepat yakni di Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, Maluku, Nusa Tenggara Timur, Papua, Sumatera Utara, Sulawesi Tenggara, Riau, Kalimantan Barat, dan Sumatera Selatan.

Khusus Sumatera Selatan, hasil hitung cepat perbedaannya sangat tipis. "Sumsel versi hitung cepat LSI (Lingkaran Survei Indonesia) kami menang," ujarnya.

Willy mengatakan, empat calon pemenang di antaranya merupakan kader internal NasDem. Masing-masing yakni di Kalimantan Barat, Sumatera Selatan, Nusa Tenggara Timur, dan Sulawesi Tenggara.

"Sementara untuk posisi wakil gubernur kader Nasdem Edy Nasution yang menjadi wakil Syamsuar di pilkada Riau," ujarnya.

Di Pilkada serentak 2018, Partai NasDem memiliki jagoan di 167 Provinsi dalam Pilkada serentak kali ini.

Sebanyak 150 daerah di antaranya merupakan calon kepala daerah yang diusung langsung oleh NasDem, sisanya dalam bentuk dukungan. NasDem juga tercatat memberikan dukungan pada tiga pasangan calon independen.

Masing-masing di Kabupaten Sumedang, Kabupaten Kudus, dan Kota Madiun. Sementara itu, NasDem absen di empat daerah pada Pilkada kali ini, yakni Kabupaten Madiun, Parigi Motong, Minahasa Utara, dan Kota Malang.

Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh juga mengaku bersyukur banyak kandidat kepala daerah terutama gubernur yang diusung atau didukung partainya menang di hitung cepat. "Kita mensyukuri itu dan memunculkan perasaan berbesar hati bagi keluarga besar partai Nasdem,"ujar Paloh.

Paloh juga mengatakan bahwa kemenangan tersebut makin mempermudah dan membuka jalan untuk persiapan Pilpres tahun 2019 mendatang, dimana kader-kader partai NasDem juga semakin besar rasa optimismenya.

"Harus diakui nantinya akan lebih baik dan lebih mudah, kader-kader kita di wilayah pastinya akan bergerak dengan rasa optimisme,"kata mantan Politikus Partai Golkar ini.

Sementara itu Wakil Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Arwani Thomafi mengatakan kemenangan partainya versi hitung cepat di Pilgub 2018 adalah buah dari konsolidasi internal partai paskakonflik yang sudah berjalan cukup baik. Arwani juga menyinggung perkawinan politik santri-nasionalis.

Menurut Arwani, strategi tersebut di sejumlah daerah terbukti menjadi perpaduan ideal khas Indonesia yang mencerminkan fakta sosiologis masyarakat Indonesia.

"Pesan penting dari perhelatan ini, rakyat semakin cerdas untuk memilih kandidat kepala daerah sesuai dengan nurani dan visi misi kandidat. Pesan lainnya, Pemilu 2019 baiknya semua pihak menghindarkan diri dari politik uang, kampanye hitam serta mengeksploitasi organisasi keagamaan seperti NU untuk kepentingan jangka pendek dan pragmatis. Faktanya, hari ini upaya-upaya tersebut gagal total," kata Arwani. ***

Sumber:berbagai sumber
Kategori:Politik, Pemerintahan, Peristiwa, Umum
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/