Home  /  Berita  /  Politik
Survei LKPI di Pilgub Jateng

Diduga Terlibat Kasus e-KTP, Masyarakat Jateng Ogah Pilih Ganjar Pranowo di Pilgub 2018

Diduga Terlibat Kasus e-KTP, Masyarakat Jateng Ogah Pilih Ganjar Pranowo di Pilgub 2018
Ilustrasi. (net)
Sabtu, 23 Juni 2018 14:48 WIB
Penulis: Muslikhin Effendy
JAKARTA - Dalam persidangan kasus mega korupsi e-KTP, terdakwa Setya Novanto sempat menyebut Calon Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, telah menerima fee proyek e-KTP sebesar 500 ribu US Dollar, meski langsung dibantahnya.

Sudah beberapa kali Ganjar Pranowo pun dipanggil penyidik KPK terkait kasus korupsi proyek e-KTP. Bahkan Gubernur Jawa Tengah (Jateng) itu bakal diperiksa sebagai saksi terkait tersangka Markus Nari.

Berbeda dengan pesaingnya yakni Sudirman Said. Walaupun ia juga bersentuhan dengan Setya Novanto, tetapi Sudirman justeru mengungkap tentang kasus 'papa minta saham Freeport' yang melibatkan Setya Novanto dan Petinggi Freeport yang berujung pada mundurnya politisi Golkar itu dari posisinya sebagai Ketua DPR RI.

Akibatnya, Sudirman Said juga dicopot dari Kabinet Joko Widodo karna dianggap telah berani membuka Skandal Besar.

Menarik untuk di teliti suara masyarakat terkait Ganjar Pranowo dan Sudirman Said sebagai tokoh utama yang akan berlaga di Pilkada Jawa Tengah 2018. Hal inilah yang dilakukan Lembaga Kajian Politik dan Sosial Masyarakat Jawa (LKPS-Masyarakat Jawa), untuk melakukan Penelitian dan Jajak Pendapat Masyarakat Jawa Tengah terhadap kedua tokoh tersebut.

Hasilnya, survey ini menunjukan, bahwa masyarakat Jawa Tengah sangat menginginkan pemimpin yang jujur dan bersih serta tidak terindikasi mencuri uang negara.

"Dan dari jumlah masyarakat yang dilibatkan dalam suervei, mayoritas memilih pasangan Sudirman Said - Ida Fauziyah, dengan alasan bersih dari kasus korupsi," ujar Direktur Kajian Bidang Politik Jawa, Tubagus Alvin S.Pol, Sabtu (23/6/2018).

Apalagi kata dia, Masyarakat Jawa Tengah, secara kultur punya pandangan terkait kepemimpinan yang dituntut harus menjadi Pemimpin jujur dan bisa di jadikan suri tauladan bagi masyarakat.

"Sudah dipastikan kekalahan Ganjar Pranowo disebabkan karena terpaan pemberitaan dan fakta persidangan atas pengakuan Setya Novanto, Muhamamd Nazarudin soal keterlibatannya menerima fee proyek e-KTP," tambahnya.

Sementara itu, Calon Wakil Gubernur pasangan Ganjar, yakni Taj Yasin juga tidak banyak bisa membantu meningkatkan Elektabilitas dari jaringan NU, sebab yang di dukung oleh NU adalah Cawagubnya Sudirman Said.

Survei yang melibatkan 2.220 responden ini menilai, dari dua tokoh itu, sebanyak 89,6 persen mengatakan Sudirman Said adalah tokoh yang bersih dari Korupsi bahkan berani membongkar 'Skandal Korupsi'.

"Sementara hanya 52,3 persen Yang mengatakan Ganjar Pranowo Bersih dari Korupsi," urainya.

Saat responden ditanya apakah percaya jika Ganjar Pranowo terlibat kasus e-KTP seperti pengakuan Setya Novanto dan Nazarudin? Hampir 80,9 persen percaya. Dan sebanyak 19.1persen tidak percaya.

Begitu juga dengan pertanyaan, "Jika Pilkada Jawa Tengah digelar pada hari ini siapa yang akan bapak-ibu pilih antara Ganjar Pranowo dan Sudirman Said sebagai Gubernur Jawa Tengah".

Secara spontan 50,8 persen responden mengaku akan memilih Sudirman Said sebagai Gubernur Jawa Tengah Dan sebanyak 40.7 persen memilih Ganjar Pranowo sebagai Gubernur. Sisanya 8,5 persen tidak menjawab.

"Alasan dari 51,3 persen yang memilih Sudirman Said, karena ingin Jawa Tengah dipimpin oleh Tokoh yang tidak tersandera oleh kasus Korupsi e- KTP. Sementara yang 43,8 persen memilih Ganjar Pranowo beralasan jika Ganjar terlibat kasus e KTP maka masih Ada wagubnya yang akan menggantikannya," paparnya.

Sudirman-Ida juga dipilih 52,4 persen responden, saat ditanya soal partai pendukungnya yakni Gerindra, PKB, PKS dan PAN.

Sementara pasangan Ganjar Pranowo-Taj Yasin yang diusung PDIP, PPP, Demokrat, dan NasDem, hanya dipilih 45,2 persen dan sisanya 2.4 persen tidak menjawab.

Untuk diketahui, dalam penelitian ini, Lembaga Kajian Politik dan Sosial Masyarakat Jawa (LKPS-Masyarakat Jawa) mengunakan Metode Jajak Pendapat dengan cara wawancara dan kuisioner kepada 2.220 warga Jawa Tengah yang terpilih secara proposional dan Tersebar di 35 Kab/ Kota. Responden ditentukan dari populasi DPT Pilkada 2018 sebanyak 27.068.125 orang.

Penelitian ini mengunakan Metode Multistage Random Sampling dengan Margin of Erraor -/+ 2,08 persen dengan Tingkat Kepercayaan 95 % Survei dilaksanakan mulai tanggal 7 - 20 Juni 2018.***

wwwwwwhttps://green.radenintan.ac.id/max/https://bkpsdm.tanahlautkab.go.id/galaxy/https://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/