Home  /  Berita  /  Peristiwa

Survei Terbaru LKPI: Lukman Edy-Hardianto Kian Melejit, Andi Rachman-Suyatno Paling Buncit

Survei Terbaru LKPI: Lukman Edy-Hardianto Kian Melejit, Andi Rachman-Suyatno Paling Buncit
Ilustrasi.
Jum'at, 08 Juni 2018 14:22 WIB
Penulis: Muslikhin Effendy

JAKARTA- Dari temuan survei terbaru Lembaga Kajian Pemilu Indonesia (LKPI) yang melibatkan responden dari masyarakat Riau, ternyata nama Lukman Edy dan Hardianto meraih suara terbanyak dibanding dengan tiga kandidat lain yang akan bertarung di Pilgub Riau 2018.

Untuk diketahui, populasi survei ini adalah warga negara Indonesia yang berdomisili di Provinsi Riau yang terdaftar dalam Daftar Pemilih Sementara (DPS) yang di tetapkan KPUD Riau yaitu sebanyak 3.676.326 pemilih yang tersebar di 166 kecamatan, 1.859 desa, 12.054 TPS, dengan rincian 1.868.003 pemilih laki-laki, 1.808.323 pemilih perempuan.

Berikut Ini Hasil Lengkap Survei LKPI di Pilgub Riau 2018:

Berdasarkan temuan survei, tingkat pengetahuan responden terhadap pelaksanaan pemilihan kepala daerah Provinsi Riau cukup tinggi dimana 70,3 % menjawab tahu kapan pelaksanaan pemilihan kepala daerah, sisanya 23,9 % menjawab tidak tahu dan 5,8 % menjawab ragu-ragu.

Menurut Direktur Eksekutive LKPI, Arifin Nur Cahyono, ketidak-tahuan responden terhadap pelaksanaan pemilihan kepala daerah sebesar 23,9,9 % merupakan salah satu yang menyebakan terjadinya golput, yang jika dijumlahkan dengan responden yang menjawab ragu-ragu, maka ada potensi golput sebesar 29,7 % karena alasan ketidak-tahuan kapan pelaksanaan pemilihan kepala daerah Provinsi Riau tahun 2018.

"Hasil ini tidak jauh berbeda ketika responden ditanyakan apakah akan ikut dalam pemilihan kepala daerah yang akan datang. Berdasarkan survei ditemukan 6,1 % responden yang secara terbuka menyatakan tidak akan ikut pemilihan (golput), 26,7 % menjawab ragu-ragu dan mayoritas (67,2 %) menyatakan akan ikut memilih," ujar Arifin kepada GoNews.co Jumat (8/6/2018) di Jakarta.

“Responden yang menyatakan secara terbuka mengapa tidak ikut memilih (golput) sebesar 6,2 % ditambah dengan responden yang ragu-ragu jumlahnya 26,7 %. Tentu saja banyak alasan mengapa pemilih tidak ikut memilih atau golput. Secara teori misalnya karena sikap apathi atau apatis, dimana warga masyarakat yang sama sekali tidak melibatkan diri dalam kegiatan politik atau tidak mau terlibat dalam kegiatan politik (pemilihan kepala daerah),” tambahnya.

Masih kata Arifin, dalam survei tersebut juga ditemukan, bahwa kandidat pasangan paslon Lukman Edy - Hardianto menempati peringkat tertinggi untuk parameter akseptabilitas atau tingkat kesukaan masyarakat, yakni 80,3 % dan hanya selisih 2,1 persen dengan kandidat pasangan paslon Syamsuar-Edy Nasution yang tingkat akseptabilitasnya 78,2 %. "Sedangkan Firdaus - Rusli Efendy tingakt Akseptabilitas sebesar 70,2 %, dan pasangan petahana Arsyadjuliandi Rachman – Suyatno meraih tingkat akseptabilitas terendah hanya 68,2 %," paparnya.

Meski demikian kata dia, dalam survei ini juga menunjukkan, nama Arsyadjuliandi Rachman sebagai gubernur incumben menjadi kandidat Cagub yang paling populer atau dikenal oleh responden sebesar 73,6 % disusul Syamsuar 70,4 %, Lukman Edy (73,2%), Firdaus 71,2%. Dan untuk kandidat Cawagub angka popularitas Edy Nasution (56,3%.) disusul tiga Cawagub lain yang meraih suara di bawah 50%.

"Angka popularitas ini hanya merujuk pada sejauh mana pemilih mengetahui kandidat baik  hanya sekedar mengenali nama kandidat atau memang mengenal kandidat sebagai tokoh yang maju dalam Pilkada Riau 2018. Artinya, tingkat pengenalan pemilih terhadap kandidat  sama sekali tidak berarti menjelaskan preferensi pilihan pemilih terhadap kandidat terkait sebagai calon gubernur atau calon wakil  gubernur Provinsi Riau," tandasnya.

Dari hasil survei peta kompetisi empat pasangan kandidat yang dilakukan LKPI ini menunjukkan, hanya pasangan Lukman Edy-Hardianto dan Syamsuar –Edy Nasution yang akan bersaing ketat. Hal ini tergambar dari jawaban responden secara spontan memilih pasangan Lukman Edy-Hardianto 31,4 %, disusul pasangan Syamsuar-Edy Nasution 25,1 %.

"Sementara pasangan Firdaus - Rusli Effendi hanyua meraih suara 11,3 %) dan paling buncit adalah pasangan Arsyadjuliandi Rachman – Suyanto 10,1 %. Dan yang belum menentukan pilihan dalam pikirannya terhadap ke empat pasangan kandidat sebanyak 22,1 %," paparnya.

Untuk tingkat Elektabilitas dengan simulasi menggunakan kertas kuisioner, hasilnya pasangan Lukman Edy-Hardianto dipilih oleh 33,2 persen atau naik sebanyak 1,8 persen dan Syamsuar –Edy Nasution yang bersaing ketat dpilih sebanyak 25,6 persen atau naik hanya 0,5 persen. “Sedangkan pasangan Firdaus - Rusli Effendi naik (1%.) menjadi 12,3 persen, dan Arsyadjuliandi Rachman – Suyanto naik 1,1 % saja menjadi 11,2 persen,” tandasnya.

Survei ini menggunakan metode multistage random sampling. Jumlah sampel  dalam survei ini adalah 1985 responden dengan margin of error +/- 2,2 % pada tingkat  kepercayaan 95%. Responden tersebar di 397 Desa /kelurahan, 166 Kecamatan, 12 kabupaten/kota  yang ada di Provinsi Riau.

Metode pengumpulan data adalah responden terpilih diwawancara secara tatap muka  menggunakan kuesioner. Setiap  pewawancara  bertugas mewawancarai 5 responden untuk setiap satu kelurahan/Desa. Kendali mutu survei adalah pewawancara lapangan minimal mahasiswa atau sederajat dan mendapatkan pelatihan (workshop) secara intensif disetiap pelaksanaan survei.

Pengambilan data survei (penentuan responden dan wawancara di lapangan) dilaksanakan  pada  24 Mei sd 6 Juni 2018.***

wwwwwwhttps://green.radenintan.ac.id/max/https://bkpsdm.tanahlautkab.go.id/galaxy/https://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/