Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Usher Menikah Diam-diam, Kejutkan Keluarga dan Fans
Umum
23 jam yang lalu
Usher Menikah Diam-diam, Kejutkan Keluarga dan Fans
2
Lala Widy Laris, Sebulan Penuh Main di Pesbukers Ramadan
Umum
22 jam yang lalu
Lala Widy Laris, Sebulan Penuh Main di Pesbukers Ramadan
3
Bruno Mars Diduga Tersangkut Hutang Judi 50 Juta Dolar ke MGM Grand Casino
Umum
23 jam yang lalu
Bruno Mars Diduga Tersangkut Hutang Judi 50 Juta Dolar ke MGM Grand Casino
Home  /  Berita  /  GoNews Group

Jokowi Tak Mau Keluarga Indonesia Hancur karena Ideologi Teroris

Jokowi Tak Mau Keluarga Indonesia Hancur karena Ideologi Teroris
Presiden Jokowi saat berbuka bersama di Istana. (Istimewa)
Sabtu, 19 Mei 2018 00:42 WIB
JAKARTA - Presiden Joko Widodo tidak ingin ada satu keluarga di Indonesia 'hancur' karena orangtua menerapkan ideologi terorisme. Hal ini dikatakan Presiden terkait teror bom yang mengguncang tiga Gereja di Surabaya, Jawa Timur.

Pelakunya satu keluarga yang melibatkan anak.

"Kami berharap semuanya jangan sampai ada lagi keluarga Indonesia yang hancur karena ideologi ini," ujar Jokowi di acara buka puasa bersama pimpinan lembaga negara dan menteri di Istana Negara, Jakarta Pusat, Jumat (18/5/2018).

Menurut Presiden, orang tua seharunya bisa membangun rasa optimisme pada anak-anak dan memberikan contoh yang baik. Namun karena orang tua sudah kena ideologi terorisme, sehingga mengajarkan hal-hal yang tidak baik kepada anak.

"Hilang semuanya karena keluarga itu mengikuti ideologi terorisme," kata Jokowi.

Presiden memastikan, pemerintah bersama DPR akan segera merampungkan Revisi Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2003 tentang pemberantasan tindak pidana terorisme.

Kemudian Presiden menyampaikan, pemerintah saat ini tengah membentuk Komando Operasi Khusus Gabungan. Koopssusgab akan terdiri dari Kopassus, Marinir, dan Paskas. Bersama Polri, mereka akan memberantas teroris di tanah air.

"Dalam rangka beri rasa aman pada rakyat tapi dengan catatan itu dilakukan apabila situasi sudah di luar kapasitas Polri. Artinya, tindakan preventif lebih penting dibandingkan langkah represif," kata Jokowi.

"Langkah preventif paling baik adalah, bagaimana kita semuanya membersihkan lembaga pendidikan dari TK, SD SMP SMA, perguruan tinggi, dan ruang publik di tempat umum dari ajaran ideologi yang sesat yaitu terorisme," Jokowi menambahkan.***

Editor:Muslikhin Effendy
Sumber:suara.com
Kategori:GoNews Group, Peristiwa, Pemerintahan, Politik
wwwwww