Home  /  Berita  /  GoNews Group

Selain Ambon, Ternyata Medan dan Manado Juga Ngebet Ingin Jadi Kota Musik Dunia

Selain Ambon, Ternyata Medan dan Manado Juga Ngebet Ingin Jadi Kota Musik Dunia
Ketua DPR RI, Bambang Soesatyo bersama Walikota Ambon saat meresmikan Studio Musik Internasional di kampus Pattimura. (Istimewa)
Minggu, 18 Maret 2018 21:47 WIB
Penulis: Muslikhin Effendy
AMBON - Menjadi ikon adalah dambaan semua kota di Indonesia, seperti Pekalongan yang bangga akan batiknya, Bandung dengan sebutan kota desain, atau Surabaya dengan julukan kota Pahlawan, serta Yogyakarta dengan julukan Kota Pelajar.

Hal ini juga yang didambakan salah satu kota di Inonesia Timur. Dimana Pemerintah Kota Ambon, Provinsi Maluku, sudah mencanangkan Ambon City of Music sejak 2011.

Meski sudah menjadi ikon kota musik dan masuk tiga kota kreatif di Indonesia, Ambon masih berambisi menjadi kota musik Dunia.

'Gayung pun bersambut' setelah Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) memfasilitasinya termasuk menggelontorkan dana untuk pembangunan studio bertaraf internasional di Universitas Pattimura dan gedung pertunjukan musik di UIN Ambon.

"Saya harapkan pada 2019 Ambon diakui UNESCO menjadi City of Music ke-18 di dunia," kata Wali Kota Ambon Richard Louhenapessy saat bertemu wartawan Koordinatorit Parlemen dalam peresmian studio musik di Kompleks Universitas Pattimura, Sabtu (17/3/2017) kemarin.

Bahkan menurutnya bukan hanya Ambon, ada dua kota lainnya yang ngebet dan ingin menjadi kota musik dunia.

"Kota Medan dan Manado menginginkan juga ditetapkan sebagai kota musik. Tapi Ambon dululah," kata Richard tersenyum.

"2019, kita targetkan diakui UNESCO dulu," tambahnya.

Richard juga mengatakan, Ambon pantas diakui menjadi kota musik ke-18 di dunia versi UNESCO. DNA orang Ambon, kata Richard, adalah musik.

"Kalau bayi lahir di tempat lain menangis tapi kalau di Ambon langsung bernyanyi," kelakarnya.

Faktanya, kata Richard, penyanyi dan musisi Ambon tidak hanya berkiprah di tingkat lokal dan nasional tetapi juga sudah mendunia.

"Saudara bisa lihat malam-malam sepanjang perjalanan pentas musik dan pesta begitu banyak ditemui, itulah Ambon. Habitnya musik," ujarnya.

Sementara itu, Ketua DPR Bambang Soesatyo yang meresmikan studio musik mendukung Kota Ambon menjadi city of music. Pemerintah kota diharapkan segera melengkapi dokumennya untuk berkoordinasi dengan Komisi X agar pendanaannya bisa terus didukung.

Bambang juga berharap festival musik dunia dapat digeser dari Jakarta dan penyelenggaraannya di Ambon.

"Mungkin seperti pentas JavaJazz bisa juga nanti Pak Peter Gontha untuk menggelar acara sejenis di Ambon," kata politisi Golkar ini disambut tepuk tangan pejabat Kota Ambon.

Dukungan serupa juga sebelumnya disampaikan sekira 300 musisi yang menggelar Konferensi Musik Indonesia di Ambon. Bahkan mereka berencana akan menggelar Festival Musik Melanesia di Ambon.

Terkait keinginan Pemkot Ambon, Ketua Koordinatoriat Wartawan Parlemen, Rhomdoni Setiawan juga meminta, agar insan pers khususnya yang ikut dalam kegiatan press gathering di Ambon, juga bisa bersinergi dan membantu publikasi terhadap potensi-potensi yang ada.

Dengan demikian kata dia, maka cita-cita Ambon menjadi Kota Musik Dunia ke 18 bisa terwujud. "Kita komit mendukung segala upaya dari pemerintah, khususnya kota Ambon dalam mengembangkan segala potensi yang ada. Sebagai insan pers, sudah sepantasnya kita menjadi penyambung lidah pemerintah daerah. Kita akan bantu mensosialisasikan Ambon menjadi Kota Musik Dunia," pungkasnya. ***

wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/