Home  /  Berita  /  Ekonomi

Pertanian Sumbar Luar Biasa, Bahkan Bawang Penyuplai Kebutuhan Bagian Barat Indonesia, Tapi Warga Lebih Memilih Berdagang

Pertanian Sumbar Luar Biasa, Bahkan Bawang Penyuplai Kebutuhan Bagian Barat Indonesia, Tapi Warga Lebih Memilih Berdagang
Ilustrasi (net)
Minggu, 25 Februari 2018 10:31 WIB
PADANG - Bank Indonesia (BI) mengungkapkan bahwa masyarakat Sumatera Barat lebih suka berdagang daripada mengembangkan sektor pertanian, meskipun hasil pangan di wilayah ini begitu melimpah atau surplus bila dikonsumsi oleh orang Minang sendiri. Bahkan untuk potensi bawang merah, Sumbar merupakan penyuplai untuk wilayah barat Indonesia.

"Pertama soal pertanian dan nelayan, saya katakan bahwa lahan pertanian memang tak bisa dikembangkan karena kebanyakan pegunungan dan Bukit Barisan sudah tak bisa dibuka. Sementara yang sudah ada sebagian sudah ditanami sawit, sawah, dan lain-lain," kata Endy Dwi Tjahjono, Kepala Kantor Perwakilan BI Sumatera Barat, saat diskusi dengan media di Padang, Jumat malam (23/2/2018).

Namun ia melihat kalau dilihat dari klasifikasi tanaman pangan sebetulnya produksi Sumatera Barat sangatlah melimpah.

"Bawang merah di Alahan Panjang, Solok, sepanjang mata memandang bawang semua. Dan itu pusat suplai untuk kawasan Indonesia Barat, selain Brebes. Lalu beras surplus. Telur ayam di Pariaman saja produksi 6 juta butir telur per hari, padahal penduduk Sumbar 5 jutaan," ungkap Endy secara detail.

Tapi dia menyayangkan potensi pertanian yang begitu besar dimiliki oleh Sumatera Barat ternyata tidak dibarengi oleh nilai tambah hasil produksinya.

"Jadi pertanian bagus namun nilai tidak nambah-nambah. Nelayan, pakai cantrang juga sudah tak boleh. Namun perikanan budidaya juga belum berkembang dengan baik," tutur dia menjelaskan sebuah ironi yang terjadi di Sumatera Barat.

Oleh karena itu Endy menjelaskan bahwa masyarakat Minang lebih suka berdagang daripada bertani, karena memberikan nilai tambah yang lebih.

Seperti diketahui sektor perdagangan Sumbar cukup tinggi, kedua setelah pertanian. Bila dilihat dari struktur pembentuk ekonomi nya perdagangan sekitar 15%, pertanian 24%, transportasi dan pergudangan 12,2%, manufaktur 9,7% dan konstruksi 9,5 persen.

"Akan tetapi dulu pas ada penerbangan langsung Malaysia-Padang, cukup banyak wisatawan berkunjung ke Padang dan perdagangan ramai disini. Namun setelah ada penerbangan langsung Malaysia-Bandung, maka wisatawan pindah ke Bandung semua dan beli barang disana," ujarnya. ***

Editor:Hermanto Ansam
Sumber:akurat.co
Kategori:Ekonomi, Sumatera Barat, Padang
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/