Home  /  Berita  /  GoNews Group

Gelar Rapimnas Jelang Hut ke-45, KSPSI Diminta Melek Digital

Gelar Rapimnas Jelang Hut ke-45, KSPSI Diminta Melek Digital
Pembukaan Rapimnas KSPSI. (istimewa)
Kamis, 22 Februari 2018 11:00 WIB
Penulis: Muslikhin Effendy
JAKARTA - Menjelang HUT ke-45, Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) menggelar Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) di Hotel kawasan Gatot Subroto, Jakarta Selatan.

Turut hadir dalam acara tersebut, Menteri Perindustrian, Airlangga Hartanto. Dalam sambutannya, Airlangga meminta para pelaku Industri harus melek digital saat ini. "Harus melek teknologi, jika tak ingin ketinggalan," ujarnya.

Airlangga Hartanto juga menerangkan, seiring perkembangan zaman, saat ini tidak semua kondisi perindustrian memiliki perubahan.

"Tidak semuanya, tapi jika dilihat dari sektor makanan dan minuman, batu dan tembakau industri terbesar serta beberapa sektor tertentu ada perubahan," katanya.

   Dia juga menambahkan, pihak industri lain harus mengenal dunia digital yang saat ini berkembang.

"Maka dari itu harus ada pelatihan untuk mengenal dunia digital," katanya.

Sementara itu, Ketua Umum KSPSI Yorrys Raweyai mengatakan, tantangan KPSI ke depan dilihat dari kualitas internal organisasi adalah adanya potensi perpecahan organisasi, minimnya kader memadai, menurunnya jumlah anggota. "Selain itu, perangkat organisasi yang belum sesuai perkembangan teknologi, dan Sistem Check Off System harus dikelola dengan baik," katanya , Rabu (21/2) petang.

Dia menerangkan, dalam Rapimnas yang berlangsung tanggal 21-23 Februari 2018 diharapkan KSPSI menjadi professional, modern dan mandiri.

Menurutnya, Jika melihat tantangan dari situasi ketenaga kerjaan nasional dan industri nasional saat ini, KPSI harus bisa menyikapi beberapa persoalan seperti upah murah, tingkat serapan Pasar Tenaga Kerja yang tak sebanding jumlah angkatan kerja, ekonomi digital yang disrupitive (menciptakan pasar baru) mengakibatkan PHK disektor perbankan, kompetensi pekerja belum memadai, lesunya sektor real.

"Tidak terproteksinya pekerja lokal dengan pekerja asing, minimnya pengawasan ketenagakerjaan, dan produk jaminan sosial belum optimal ini menjadi PR besar kita," pungkasnya. ***

wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/