Home  /  Berita  /  Ekonomi

Serbuan Jeruk Impor dari China Tidak Pengaruhi Petani Lokal

Serbuan Jeruk Impor dari China Tidak Pengaruhi Petani Lokal
Rabu, 17 Januari 2018 11:06 WIB

LANGKAT - Rencana pemerintah membuka kran impor jeruk hingga 1.000℅ dari China untuk menghadapi hari raya Imlek yang akan datang tidak mempengaruhi pasar dan harga jeruk petani lokal.

Kalangan petani jeruk di Kabupaten Langkat contohnya, meski terjadi impor saat ini, harga jeruk manis di sentra pertanian jeruk Aras Napal, Sekoci, Pantai Buaya, Kecamatan Besitang dan Kecamatan lainnya di Langkat masih di level Rp 7.000 - Rp 8.000/kg untuk jeruk matang dan Rp 5.500/kg untuk jeruk mengkal untuk jus di tingkat petani.

"Kalau Imlek kan sekitar Februari, jadi etnis Tionghoa yang butuh jeruk untuk keperluan sembahyang dan konsumsi, jenis jeruknya sudah ditentukan. Jeruk untuk sembahyang kulitnya berwarna kuning, kalau jeruk Langkat meski kadar airnya tinggi, kulit buah berwana hijau," kata Bambang, petani jeruk di Dusun Sijambu, Desa Sekoci, Kecamatan Besitang, Langkat.

Dijelaskan kalangan petani jeruk, tidak berdampaknya impor jeruk karena saat ini hingga akhir Februari, petani belum memasuki musim panen.

"Diprediksi, pertengahan Maret atau awal April baru petani mulai panen, saat ini kondisi jeruk masih muda dan mulai mengisi kadar air. Karena, mulai tumbuh putik buah hingga bisa dipanen buah jeruk memakan waktu 8 - 9 bulan," paparnya.

Tetapi, jika pertengahan Maret kran impor jeruk masih dibuka lebar, itu jelas berdampak pada petani lokal, karena petani memasuki masa panen. Harga pasar pasti menggencet petani, apa lagi jika harga jeruk impor lebih murah dibanding jeruk lokal.

"Dan kami selaku petani lokal meminta kepada pemerintah, kebijakan impor hanya dibuka jika petani mengalami penurunan produksi dan trek," jelas kalangan petani jeruk di Kecamatan Besitang.

Pantauan di pertanian jeruk Dusun Pantai Buaya, terlihat buah jeruk masih usia 6 - 7 bulan, dan banyak pohon jeruk berbuah sedang proses pembesaran.

"Seyogyanya Januari ini sudah bisa panen, tetapi karena tahun lalu terus dibarengi hujan, proses produksinya berubah. Imlek mendatang belum bisa dipanen. Dan kalau Imlek sebelumnya seperti tahun 2017 dan 2016, harga jeruk lokal kayaknya gak ada pengaruh. Tetapi kalau petani jeruk di Pulau Jawa kami tidak mengetahui, karena jeruk Langkat sebagian besar pasarnya mengisi Jakarta," sebut M Yunus, salah seorang petani jeruk di Pantai Buaya.

Editor:wen
Sumber:medanbisnis
Kategori:Ekonomi, GoNews Group
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/