Home  /  Berita  /  Pendidikan

"Manjapuik Nan Tatingga", Dinas Kebudayaan Sumbar Gandeng Anak Muda Lestarikan Seni Tradisi Randai

Manjapuik Nan Tatingga, Dinas Kebudayaan Sumbar Gandeng Anak Muda Lestarikan Seni Tradisi Randai
Seni tradisi Randai yang harus dilestarikan dan diperkenalkan kepada generasi muda.
Selasa, 28 November 2017 20:46 WIB
Penulis: Agib Noerman
PADANG - Tidak bisa dipungkiri, kesenian tradisional Minangkabau mulai tertutupi dengan adanya tarian modern di era globalisasi ini. Suka atau tidak suka, kurangnya kesadaran semua elemen masyarakat akan kecintaan kesenian tradisional membuat eksistensinya berkurang. Bertolak dari pemikiran itu, Dinas Kebudayaan Sumbar menggelar Festival Randai Tingkat Sumbar, 27-28 November di Taman Budaya, Padang.

Dengan tema "Manjapuik Nan Tatingga", Dinas kebudayaan Sumbar mencoba melestarikan dan memperkenalkan salah satu seni tradisional Minangkabau yakni randai ke generasi muda. Menurut Koordinator Acara, Wismi Lusita festival randai ini memang dilaksanakan Dinas Kebudayaan Provinsi Sumatera Barat, namun dengan melibatkan semua unsur budayawan.

"Randai merupakan salah satu seni tradisi Minangkabau yang sudah terkenal di mancanegara. Dan, naif jika kita tidak melestarikan budaya ini," tegas Wismi kepada wartawan, Selasa (28/11/2017) di sela-sela kegiatan.

Memperkenalkan seni tradisi randai kepada anak muda adalah sasaran utama Dinas Kebudayaan. Sebab, generasi muda lebih mudah menerima budaya asing sehingga melupakan tradisi yang dimiliki leluhurnya. Anak muda juga generasi penerus yang akan tetap melestarikan seni tradisi Minangkabau.

Selain menggelar festival, terobosan yang dilakukan oleh Dinas Kebudayaan dalam melestarikan seni tradisi Minangkabau dengan memasukan seni tradisi dalam kurikulum di sekolah. Meski masih dalam upaya penggodokan dengan Dinas Pendidikan, namun langkah ini sudah dinilai sebagai langkah kongkrit.

"Nantinya, para seniman dan budayawan yang akan langsung mengajar di sekolah tersebut. Sekarang masih dalam tahap koordinasi dengan Dinas Pendidikan," ungkap Wismi.

Terkait kegiatan festival randai itu sendiri, Wismi yang juga Kepala Seksi Seni Pertunjukan dan Seni Sastra Dinas Kebudayaan Sumbar ini menjelaskan sedikitnya 14 kabupaten/kota yang mengikuti festival. 14 kabupaten/kota tersebut antara lain, Kota Padang, Payakumbuh, Bukittinggi, Kota Pariaman, Sawahlunto, Kota Solok, Kabupaten Dharmasraya, Kabupaten Solok, 50 Kota, Kabupaten Padang Pariaman, Solok Selatan, Sijunjung, Tanah Datar dan Pesisir Selatan.

Kemudian, panitia menyiapkan tiga orang juri dari budayawan seperti Saparman, Rizal Tanjung dan Ismar Mahadis. "Peserta yang ikut merupakan hasil seleksi dari daerah masing-masing," paparnya.

Terpisah, Kepala Dinas Kebudayaan Sumbar, Taufik Effendi menyatakan kegiatan ini perlu dipertahankan. Menurut Taufik, dengan keberagaman seni tradisi Minangkabau perlu perhatian khusus bagi semua elemen masyarakat. (***)

wwwwwwhttps://green.radenintan.ac.id/max/https://bkpsdm.tanahlautkab.go.id/galaxy/https://143.198.234.52/sonic77