Home  /  Berita  /  GoNews Group

Pembakaran Mapolres Dharmasraya, IPW: Polisi Tak Boleh Lengah, Penebar Teror Sudah Incar Daerah Pada Malam Hari

Pembakaran Mapolres Dharmasraya, IPW: Polisi Tak Boleh Lengah, Penebar Teror Sudah Incar Daerah Pada Malam Hari
Dok. Kepolisian.
Minggu, 12 November 2017 16:56 WIB
Penulis: Muslikhin Effendy
JAKARTA - Kasus penyerangan dan pembakaran terhadap Polres Dharmasraya di Sumatera Barat pada Minggu (12/11/2017) dinihari, dinilai sebagai modus baru dalam dunia terorisme di indonesia.

Sebab menurut Ind Police Watch (IPW), kedua pelaku yang diduga sebagai teroris itu berhasil membakar kantor polisi atau polres.

"Dari pantauan Ind Police Watch (IPW) selama ini aksi penyerangan teroris terhadap institusi polri lebih kepada anggota kepolisian. Ada yang ditembak atau dibacok atau terkena ledakan bom teroris," ujar Neta kepada GoNews.co, Minggu (12/11/2017) di Jakarta.

Lanjutnya, kalaupun ada fasilitas Polri yang diserang, lebih kepada aksi penembakan dari jarak jauh. Namun dalam kasus polres Dharmasraya, teroris nekat melakukan aksi pembakaran.

"Artinya para teroris indonesia semakin berani melakukan perang terbuka dan perang jarak dekat dgn anggota kepolisian," tukasnya.

"Bagaimana pun sikap nekat para teroris ini patut dicermati dan diwaspadai segenap jajaran Polri agar anggotanya maupun fasilitasnya tidak terus menerus menjadi bulan bulanan teroris," tegasnya.

Perang terbuka dan perang jarak dekat yang dilakukan teroris kepada jajaran Kepolisian belakangan ini kata Neta, kerap terjadi. Setelah serangan bom Kampung Melayu yang menewaskan sejumlah Polisi, para teroris melakukan serangan ke Polda Sumut yang juga menyebabkan satu polisi tewas.

"Kasus di Polres Dharmasraya hampir sama dengan kasus penyerangan di Polda Sumut. Teroris melakukan serangan di tengah malam menjelang pagi," tandasnya.

Di Polda Sumut kata Neta, teroris menikam polisi sampai mati, tapi di Dharmasraya teroris membakar kantor polisi. "Dari kasus ini ada dua yang harus menjadi perhatian Polri agar bisa mempersempit ruang gerak teroris," tandasnya.

Pertama kata dia, kejadian di Dharmasraya dan Polda Sumut menunjukkan bahwa jajaran kepolisian tak boleh lengah, terutama saat tengah malam dan dinihari. Dua serangan di Sumut dan Dharmasraya menunjukkan bahwa serangan terjadi saat jam-jam rawan dimana orang-orang sedang terjebak ngantuk hebat.

"Kedua, kasus Sumut dan Dharmasraya menunjukkan tanpa bom teroris tetap bisa beraksi. Dengan senjata apa adanya para teroris tetap bisa melakukan perlawanan dan menyerang polisi," tegasnya.

Selain itu, ia menilai, kasus di Dharmasraya menunjukkam bahwa dalam melakukan serangan, para teroris tidak hanya terfokus di kota besar.

"Kini mereka juga mengincer wilayah pedalaman. Fenomena ini perlu diantisipasi Polri agar teror tidak kian menyebar," pungkas Neta S Pane selaku Ketua Presidium Ind Police Watch. ***

wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/