Home  /  Berita  /  Peristiwa

Kakek Asal Payakumbuh Teriak-teriak dan Minta Pulang di Kantor Haji Indonesia di Madinah

Kakek Asal Payakumbuh Teriak-teriak dan Minta Pulang di Kantor Haji Indonesia di Madinah
Jamaah haji yang mengalami demensia dalam penanganan petugas KKHI Madinah, Arab Saudi, Sabtu (12/8/2017) pagi. Foto/SINDOnews/Muhammad Iqbal Marsyaf
Sabtu, 12 Agustus 2017 22:47 WIB
MADINAH - Seorang kakek menggegerkan Kantor Daerah Kerja (Daker) Madinah, Arab Saudi, Sabtu (12/8/2017) pagi. Jamaah haji tersebut berasal dari Payakumbuh, Sumatera Barat. Dia berteriak ingin pulang dan membuat keributan di hotel sehingga dibawa ke Kantor Daker Madinah.

Di kantor Daker Madinah, kakek itu tetap mencari-cari jalan pulang ke rumahnya. Bahkan pergi ke kamar-kamar yang ada di lantai dasar Kantor Urusan Haji Indonesia.

Sebelum memasuki kantor, kakek berusia 70 tahun itu sempat dikunci di dalam mobil agar tidak kabur. "Sejak pukul 03.00 WAS tingkahnya seperti itu," ujar Kepala Seksi Perlindungan Jamaah (Linjam) Daker Madinah, Ali Nurokhim.

Dokter dari Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Madinah pun dipanggil ke kantor Daker. Sekitar pukul 06.45 Waktu Arab Saudi (WAS) atau 10.45 WIB, Kepala Sub Seksi KKHI Ika Nurfarida Sholeh dan timnya datang dengan dua ambulans.

Ika lantas memberikan suntikan penenang. Tidak lama kemudian jamaah tersebut mulai tenang dan akhirnya tidur. Pada pukul 07.00 waktu setempat, jamaah tersebut dibawa ke KKHI untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.

Ika menjelaskan, setelah tenang, jamaah akan dimintai keterangan untuk mencari penyebab gejala dan potensi solusinya. Dia mengungkapkan, kasus ini bukan yang pertama. "Gangguan perilaku kemungkinan karena demensia," kata Ika yang merupakan spesialis kejiwaan.

Demensia adalah kemunduran fungsi dan struktur otak karena usia. Ketika ada perubahan situasi lingkungan, jamaah demensia mengalami kebingungan. Jamaah bisa mengalami disorientasi jika menghadapi situasi yang berbeda dengan biasanya, seperti perbedaan waktu dan situasi sekeliling.

"Kami berusaha semaksimal mungkin menenangkan secara persuasif. Hanya berupa obat-obatan untuk menekan psikomotor dan menidurkan," tutur Ika.

Efek obat penenang itu pun tidak lama. Hanya sekitar 30 menit sampai satu jam. Demensia tidak bisa dihentikan, tapi hanya bisa dikendalikan gejalanya dengan memberikan obat-obatan dan dukungan dari lingkungan.

"Kita hanya kendalikan perilakunya tapi tidak proses penyakitnya," katanya.

Sejak pemberangkatan jamaah pada Jumat (28/7/2017) hingga hari ini, tim KKHI menangani 18 kasus serupa. Sebanyak 15 jamaah sudah pulih kembali ke penginapannya dan bergabung dengan rombongannya. ***

Editor:Hermanto Ansam
Sumber:sindonews.com
Kategori:Peristiwa, Payakumbuh
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/