Uniknya, bayi yang sudah seperti berusia 2 bulan tersebut, juga dilahirkan melalui proses persalinan normal tanpa menjalani tindakan medis bantuan oleh seorang ibu bernama Natalia Manulang (35) dan memiliki panjang 60 centimeter.
Ditemani suaminya, Khairudin Tambunan, Natalia Manulang yang merupakan warga RT 2/RW 2 Kelurahan Guguk Bulek, Kecamatan Mandiangin Koto Selayan, Bukittinggi. Pasangan ini terlihat bersukacita menyambut kehadiran bayi mereka.
"Saya nggak terlalu heran sebenarnya. Karena, tahun 2015 lalu, anak kami sebelumnya saya juga melahirkan bayi kembar dengan total berat 8 kilogram. Yang satu lahir 3,9 kilo, saudaranya 4,1 kilo,” sebut Natalia.
Karena faktor keterbatasan biaya, Natalia juga mengaku saat mengandung “bayi raksasa” itu, dia tidak pernah melakukan USG satu kalipun.
“Saat hamil, saya hanya periksakan diri ke bidan saja. Kalau USG kan biayanya lumayan mahal. Lucunya, sudah tiga kali periksa ke berbagai bidan, bayi saya ini justru diprediksi akan lahir kembar lagi,” terangnya.
Bayi raksasa seberat 6,2 kilogram buah hati pasangan Khairudin dan Natalia yang dilahirkan dinama Raja Oloan Tambunan, ungkap Khairudin.
Sementara itu, bidan yang membantu kelahiran bayi Raksasa Natalia, Yenni Fitri, mengaku salut dengan kesabaran dan keteguhan hati pasiennya itu untuk melahirkan secara normal.
Persalinan yang diupayakan Yenni Fitri dibantu tiga asisten dan dua mahasiswa kebidanan itu berjalan lancar tanpa terkendala.
Bisa membantu pasien melahirkan bayi dengan berat 6,2 kiligram itu menjadi sejarah tersendiri bagi Yenni fitri yang akrab disapa bunda ini.
“Sebelumnya bayi yang paling besar yang pernah lahir di tempat saya ini baru seberat 5,2 kilogram. Ini adalah sejarah baru bagi klinik BPS Bunda,” pungkasnya.(**)
