Home  /  Berita  /  Umum

Perantau Pesisir Selatan Disambut Jalan Hancur di Kampung Halaman

Perantau Pesisir Selatan Disambut Jalan Hancur di Kampung Halaman
Sebuah mobil yang melaju di jalur kiri terpaksa mengambil jalan ke jalur kanan untuk menghindari lubang, di Tebing Tinggi, Ranah Pesisir, Selasa (27/6/2017). (hasan basril)
Rabu, 28 Juni 2017 07:30 WIB
Penulis: Hasan Basril
PADANG LABAN - Seperti tahun-tahun sebelumnya, tahun ini puluhan ribu perantau yang berasal dari Pesisir Selatan, Sumatera Barat, pulang ke kampung halaman untuk merayakan Lebaran Idul Fitri 1438 H.

Kerinduan terhadap orangtua, saudara, famili dan orang-orang di kampung membuat mereka rela melakukan perjalanan jauh dan melelahkan dari perantauan menuju kampung halamannya.

Sebagian besar perantau yang mudik ke Pesisir Selatan bertolak dari berbagai kota di Sumatera dan Pulau Jawa. Sisanya dari pulau-pulau lainnya di Indonesia di luar Sumatera dan Jawa. Bahkan ada yang dari luar negeri.

Perjalanan jauh dan melelahkan dari rantau terasa semakin berat dan tidak nyaman ketika para perantau yang memasuki wilayah Pesisir Selatan dari arah Padang, melewati Kecamatan Sutera (sekitar 45 menit dari Kota Painan, ibu kota Pesisir Selatan).

Sebab, mulai dari sana ditemukan banyak ruas jalan yang rusak. Bahkan ada badan jalan yang kondisinya hancur, sehingga sulit dilalui mobil, apa lagi mobil roda empat berukuran rendah.

Memasuki Jorong Labuhan, di Kecamatan Ranah Pesisir, kondisi jalan semakin hancur. Kondisi jalan yang sangat menjengkelkan para pengguna jalan, termasuk para pemudik tersebut, ditemukan hingga ke perbatasan Sumbar-Jambi dan perbatasan Sumbar-Bengkulu.

''Dari arah Sungai Penuh, jalannya bagus hingga ke perbatasan Pasisia (Pessel). Namun lewat perbatasan, atau memasuki wilayah Pasisia, jalannya sangat buruk,'' jelas warga Sungai Penuh, Inal, Minggu (25/6).

Di banyak titik ditemukan ban bekas, kayu, bangku dan benda lainnya, yang diletakkan warga di tengah ruas jalan untuk mengingatkan pengemudi agar tidak terperosok ke lubang dalam di badan jalan.

Sejumlah pemudik mengaku sangat kecewa dan sedih melihat kondisi jalan di kampung halamannya. ''Kita sangat sedih melihat kondisi jalan lintas yang hancur di kampung halaman. Padahal, jalan ini merupakan jalan lintas nasional,'' kata Nasri, salah seorang warga asal Pessel yang berdomisili di Riau, Selasa (27/6).

Zulman, salah seorang warga Pessel yang merantau ke Pulau Jawa, mengaku kaget melihat kondisi jalan yang hancur. ''Seolah-olah jalan yang perlu diperbaiki di wilayah Pasisia (Pessel, red) ini, hanya dari Painan arah ke Padang. Sedangkan dari Painan arah ke Bengkulu dan Jambi, dibiarkan saja hancur,'' ujarnya, dengan nada jengkel, Selasa.

Pemudik dari Jawa lainnya, Rian, menilai pemerintah memperlakukan warga Pessel bagian selatan secara tidak adil. ''Buktinya, jalan dari Painan arah ke Padang mulus. Sedangkan dari Painan ke arah selatan dibiarkan hancur,'' ucapnya.

''Sangat menyedihkan dan menjengkelkan, pulang kampung lebaran tahun ini kita disambut jalan hancur,'' keluhnya.***

wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/