Home  /  Berita  /  GoNews Group

Penebar Teror Kian Nekad, Profesional Polri sedang Diuji

Penebar Teror Kian Nekad, Profesional Polri sedang Diuji
Istimewa.
Senin, 26 Juni 2017 19:57 WIB
Penulis: Muslikhin Effendy
JAKARTA - Jajaran Polri diminta agar perlu lebih bersiaga lagi. Kasus serangan teroris di Polda Sumut menjadi sebuah keprihatinan atas profesionalisme Polri dan sekaligus menunjukkan bahwa para teroris makin super nekat.

Dengan senjata seadanya, mereka nekad menyerang polisi bersenjata lengkap yang sedang bertugas di markas kepolisian.

Ind Police Wath (IPW) menilai, pasca serangan bom di Kampung Melayu Jakarta Timur, para teroris ternyata makin super nekat.

"Keberhasilnya membunuh tiga polisi dan melukai dua polisi lainnya di Kampung Melayu sepertinya menjadi inspirasi bagi para teroris untuk meningkatkan serang ke jajaran Polri," ungkap Ketua Presidium Ind Police Watch, Neta S Pane kepada GoNews.co, Senin (26/6/2017) malam.

Terbukti kata dia, di Hari Raya Idul Fitri, di saat masyarakat bergembira dalam silaturahmi, para teroris melakukan serangan ke Polda Sumut. Hanya dengan senjata seadanya, yakni sebilah pisau. Ironisnya, mereka berhasil membunuh seorang perwira polisi," paparnya.

Kasus ini kata dia, tentunya menjadi catatan buruk bagi Polri menjelang Hari Bhayangkara 2017. Dari kasus ini, publik jelas merasa prihatin karena anggota polisi ternyata tidak bisa melindungi dirinya sendiri, saat diserang pelaku kejahatan di markasnya sendiri," ujarnya.

Lalu bagaimana polisi bisa melindungi orang lain atau masyarakat dari serangan pelaku kejahatan. Sebaliknya, kasus Polda Sumut menjadi catatan "bersejarah" bagi jaringan teroris. Hanya dengan senjata seadanya mereka bisa membunuh seorang perwira polisi.

Sehingga menurut Neta, kasus ini dikhawatirkan, serangan teror di Polda Sumut akan menjadi inspirasi bagi para teroris untuk terus menerus meningkatkan serangan dan sekaligus menjadi motivasi bagi kader kadernya bahwa hanya dengan sebilah pisau ternyata bisa membunuh perwira polisi.

"Dari kasus ini para teroris bisa pula menyimpulkan, untuk melumpuhkan polisi tidak perlu lagi menggunakan bom. Cukup sebilah pisau. Sebab jajaran polisi tidak terlatih, tidak responsif, dan terlalu mudah untuk dilumpuhkan," tukasnya.

Neta juga beranggapan, belajar dari kasus Polda Sumut, Polri perlu mengimbau jajarannya untuk bersikap senantiasa waspada dan meningkat kepekaan serta selalu terlatih menghadapi berbagai situasi, sehingga anggota polisi tidak menjadi bulan bulan teroris atau pelaku kejahatan lainnya.

"Bagaimana pun, jika ada polisi terbunuh oleh pelaku kejahatan tentu akan menjadi keprihatinan tersendiri bagi publik dan sekaligus menjadi kecemasan terhadap profesionalisme sistem keamanan. Apalagi saat ini di saat isu ISSI merebak secara internasional dan terjadi serangan di Marawi, aksi aksi terorisme terus berkecamuk di Indonesia, tentunya akan menjadi kecemasan tersendiri bagi masyarakat," tanadasnya.

"Sepertinya ini menjadi tantangan serius bagi Polri menjelang Hari Bhayangkara 2017 dan publik selalu berharap Polri senantiasa bersikap profesional, baik dalam melindungi masyarakat maupun melindungi dirinya sendiri," pungkasnya. ***

wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/