Home  /  Berita  /  Pemerintahan

Hingga Triwulan II Tahun 2017, Rencana Renovasi Kolam Renang Bantola Bukittinggi Masih Terbengkalai

Hingga Triwulan II Tahun 2017, Rencana Renovasi Kolam Renang Bantola Bukittinggi Masih Terbengkalai
Kolam renang Bantola Bukittinggi yang tak kunjung direnovasi.
Jum'at, 02 Juni 2017 15:57 WIB
Penulis: Jontra
BUKITTINGGI - Rencana renovasi sarana prasarana olahraga Kolam Renang Bantola, Bukittinggi terancam gagal dilaksanakan pada tahun 2017 ini. Padahal, kolam renang warga Bukittinggi ini sudah cukup lama terabaikan. Kolam itu sudah ditutup untuk umum sejak tahun 2016 silam, karena dinilai tak layak digunakan lagi, karena sarana prasarana yang ada di dalamnya yang sudah tidak terurus dengan baik.

Selain sebagai salah satu aset Pemko Bukittinggi, Kolam Renang Bantola juga turut andil dalam memberikan kontribusi bagi pendapatan asli daerah (PAD) Kota Bukittinggi dari sektor pariwisata.

Wujud keseriusan Pemko Bukittinggi untuk renovasi kolam itu bahkan telah didukung penuh oleh DPRD Bukittinggi dan telah dianggarkan dalam Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) 2017. Untuk renovasi tahun 2017 ini, anggaran yang telah tersedia sebesar lebih kurang Rp1,6 miliar. Namun sayang, hingga triwulan kedua di tahun 2017 ini, realisasi pelaksanaan renovasi tersebut tak kunjung dilaksanakan oleh Dinas Pariwisata dan Pemuda Olahraga Kota Bukittinggi.

Kepala Bidang Pemuda Olahraga Tasman melalui Kasi Sarana dan Prasarana Olahraga, Maswardi menyebutkan ketersediaan anggaran menjadi faktor utama terkendalanya renovasi kolam renang satu-satunya yang menjadi kebanggaan warga Kota Bukittinggi itu.

Dikatakan juga oleh Maswardi, segala sesuatu terkait dengan pembangunan seperti DED dan FS nya telah dipersiapkan. Namun, semestinya anggaran untuk pelaksanaan renovasi tersebut harus tersedia sebanyak Rp6 Miliar agar kegiatan renovasi tersebut bisa maksimal dilaksanakan. Sekarang kami masih menggodok formula terbaik untuk memulai pelaksanaan renovasi ini, ungkapnya.

Pasca banyaknya atlet cabang olahraga renang Kota Bukittinggi yang menyumbangkan medali emas untuk kota Bukittinggi pada ajang Porprov akhir 2016 lalu, memang Walikota Bukittinggi, H.M Ramlan Nurmatias telah berkali-kali menyatakan ke publik, bahwa tahun 2017 ini sudah dimulai pelaksanaan renovasi Kolam Renang Bantola.

Namun sayang, entah terkendala dengan masalah apa, hingga saat ini renovasi pembangunan kolam renang tersebut tak kunjung juga dilaksanakan oleh bidang Sarana Prasarana Pemuda dan Olahraga Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Disparpora) Bukittinggi sebagai leading sektor penyelenggara renovasi.

Pada tahun lalu, sebelum dianggarkan di APBD Kota Bukittinggi, kolam renang yang terletak bersebelahan dengan stadion Ateh Ngarai Bukittinggi ini kondisinya memang sudah sangat memprihatinkan.

Sebelumnya, Wakil Ketua Komisi II DPRD Kota Bukittinggi yang juga merupakan Ketua Fraksi Partai Persatuan Pembangunan Rismaidi juga pernah menyarankan agar Kolam Renang Bantola ditutup sejak 2016 silam, karena dinilai sudah tidak layak lagi digunakan.

Sebelum ditutup, kondisi kolam memang sudah memprihatinkan, air kolam juga tampak berwarna hijau. Tak se­dikit­pun keramik lantai kolam bisa dilihat, akibat kurang jernihnya air di kolam itu. Jaminan kesehatan bagi p­e­ngun­­jung juga dipertanyakan jika pengunjung mencebur ke kolam tersebut.

Yang mengejutkan, dari keterangan penjaga kolam tersebut, diketahui bahwa air di kolam renang itu di­ganti sekali setahun. Selama setahun, air di kolam renang itu hanya dikasih obat se­jenis kaporit, agar air dalam kolam itu tampak bersih.

“Tapi selagi pemerintah atau pengelola kolam renang ini mampu menjamin ke­sehatan bagi pengunjung yang menggunakan fasilitas kolam renang itu, saya pikir ini bukan masalah serius. Masih ada masalah lain yang vital di kolam renang ini,” tutur Rismaidi.

Masalah vital yang di­mak­sud Rismaidi itu adalah ditemukan pembatas beton yang runtuh di dalam kolam. Reruntuhan beton itu belum dibersihkan juga, sehingga berpotensi melukai pe­ngun­jung, bahkan bisa berakibat fatal dari itu.

Pembatas beton itu di­buat agar para pengunjung, terutama anak-anak sekolah, agar tidak terjebak ke bagian air yang dalam. Kedalaman air di sebelah kiri pagar pembatas itu hanya men­capai sekitar 1,20 meter hingga 1,40 meter. Namun di sebelah kanan pembatas itu, kedalaman air bisa men­capai dua hingga tiga meter.

Dengan runtuhnya pem­batas itu, otomatis pe­ngun­jung bisa terseret ke bagian air yang dalam, karena tidak ada lagi pembatas yang me­ng­ha­lang­nya. Ini tentu saja sangat membahayakan ke­se­lama­tan pengunjung, te­ru­tama bagi yang baru belajar berenang.

Selain itu, reruntuhan tem­bok yang belum di­ber­sih­kan itu juga tampak tajam. Bahkan besi tajam juga mun­cul diantara reruntuhan pe­mbatas, juga sangat mem­ba­ha­yakan ke­selamatan pengunjung.

“Kami me­re­ko­men­dasi­kan kepada Pemerintah Ko­ta Bukittinggi melalui Dinas Pariwisata Pemuda dan Ola­­h­­raga (Disparpora) Kota Bukittinggi untuk menutup kolam renang ini dan tidak ada aktivitas pengunjung di kolam renang ini, termasuk pada saat lebaran, hingga betul-betul telah dibenahi dengan baik,” tutur Rismaidi.

Pasca rekomendasi DPRD Bukittinggi beberapa waktu lalu tersebut, Rismaidi juga merasa heran, karena kolam renang ini masih terus dibuka untuk umum, sementara dari keterangan Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kota Bukittinggi, tidak ada pihak ketiga yang mengurus kolam renang itu semenjak dua tahun terakhir, ungkapnya.

" Struktur Organisasi Perangkat Daerah (SOPD) yang ada perlu meningkatkan koordinasi. Tentu saja Walikota diharapkan terus mengevaluasi pimpinan SOPD selama 6 bulan kedepan, agar program daerah yang dituangkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dapat terlaksana dengan baik. Karena saat ini, kinerja mereka masih terasa lemah, terutama dalam pola koordinasi antar SOPD yang ada," terang Rismaidi.

Warga sekitar Bantola juga berharap pembangunan kolam renang Bantola segera rampung, karena hal itu ikut memberikan dampak yang positif bagi perekonomian mereka. Jika kolam ini berfungsi lagi, kami juga bisa berdagang di depan rumah kami, terutama saat ramai pengunjung ke lokasi ini, kan lumayan untuk menambah penghasilan kami, ungkap Andi salah seorang warga Bantola.(**)

wwwwwwhttps://green.radenintan.ac.id/max/https://bkpsdm.tanahlautkab.go.id/galaxy/https://143.198.234.52/sonic77