Home  /  Berita  /  GoNews Group
Nasional

Vulgarnya Pembelaan Pemerintah Turut Jadi Penyebab Kekalahan Ahok

Vulgarnya Pembelaan Pemerintah Turut Jadi Penyebab Kekalahan Ahok
Ahok-Djarot Saiful Hidayat bersama partai pendukung serta relawan memberikan keterangan pers di Jakarta, Rabu (19/4). (republika.co.id)
Rabu, 19 April 2017 23:58 WIB
JAKARTA - Hasil hitung cepat sejumlah lembaga survei menyatakan pasangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno mengungguli pasangan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok-Djarot pada Pilkada DKI 2017 putaran kedua.

Menurut pengamat politik dari Universitas Parahyangan Bandung, Asep Warlan Yusuf, kekalahan Ahok-Djarot dalam perhitungan quick count oleh beberapa lembaga survei terjadi karena tiga hal. Yaitu, figur paslon yang tidak terlalu disukai, program dan strategi politik yang salah.

''Saya kira tiga hal itu yang membuat Anies-Sandi menang. Pertama, sosok Anies adalah sosok pemimpin yang berwibawa, peduli, dan yang seperti yang diinginkan oleh rakyat Jakarta hari ini, sedang Ahok tidak memiliki itu,'' kata Warlan saat dihubungi republika.co.id, Rabu (19/4).

Warlan mengatakan, mengenai visi misi program, paslon Basuki-Djarot dinilai banyak juga kegagalannya. Tidak seperti yang didengung-dengungkan pasangan tersebut.

Sedangkan Anies-Sandi, lanjut Warlan, bisa membuat program yang lebih menyentuh rakyat Jakarta.

''Lalu yang terakhir, menurut hemat saya, ini terjadi karena adanya kesalahan strategi politik dari tim Basuki-Djarot. Misal, begitu vulgarnya pembelaan pemerintah terkait kasus penistaan agama, itu imbasnya besar,'' tegas Warlan. 

Menurut Warlan, dengan bertubi-tubinya 'pembelaan' dari pemerintah dan tim pemenangan Basuki-Djarot terkait kasus tersebut, menimbulkan efek tidak baik pada pasangan calon tersebut.

''Kan sudah jelas jadi terdakwa, kenapa keuekeuh harus dibela,'' jelas Warlan.

Adapun dugaan elektabilitas Ahok turun karena mencuatnya kasus politik sembako yang diarahkan pada Basuki-Djarot, menurut Warlan, hal tersebut tidak menjadi faktor dominan berkurangnya suara.

''Ya, barangkali ada. Tapi, menurut hemat saya, sembako itu tidak terlalu dominan,'' jelas Warlan.***

Editor:hasan b
Sumber:republika.co.id
Kategori:GoNews Group, Politik
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/