Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Pertamina GM Tournament 2024, Eka Putra Wirya: Terima Kasih PT Pertamina dan Bank Mandiri
Olahraga
21 jam yang lalu
Pertamina GM Tournament 2024, Eka Putra Wirya: Terima Kasih PT Pertamina dan Bank Mandiri
2
Inara Rusli dan Virgoun Berdamai demi Anak
Nasional
18 jam yang lalu
Inara Rusli dan Virgoun Berdamai demi Anak
3
Pesta Mewah Victoria Beckham Rayakan Ultah ke-50
Umum
18 jam yang lalu
Pesta Mewah Victoria Beckham Rayakan Ultah ke-50
4
Alyssa Soebandono dan Dude Harlino Sambut Kelahiran Buah Hati
Umum
18 jam yang lalu
Alyssa Soebandono dan Dude Harlino Sambut Kelahiran Buah Hati
5
Iqbaal Ramadhan Berbagi Karya dan Kegiatan Terbaru Lewat Saluran WhatsApp Khusus
Nasional
18 jam yang lalu
Iqbaal Ramadhan Berbagi Karya dan Kegiatan Terbaru Lewat Saluran WhatsApp Khusus
6
Simen Lyngbo Akui Timnas U 23 Indonesia Makin Kuat
Olahraga
17 jam yang lalu
Simen Lyngbo Akui Timnas U 23 Indonesia Makin Kuat
https://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/
Home  /  Berita  /  GoNews Group

Gerindra: Program Joko Widodo Tidak Mampu Buat Generasi Millennium Miliki Hunian di Kota, Ujungnya Hanya Kontrak

Gerindra: Program Joko Widodo Tidak Mampu Buat Generasi Millennium Miliki Hunian di Kota, Ujungnya Hanya Kontrak
Wakil Ketua Umum Gerindra, Arief Poyuono. (istimewa)
Jum'at, 17 Februari 2017 14:20 WIB
Penulis: Muslikhin Effendy
JAKARTA - Kalau generasi milenium tidak bisa membeli rumah, tentu banyak penyebabnya. Salah satunya adalah kebijakan pemerintah yang menaikan pajak PBB sangat tinggi di Jakarta.

Hal itu diungkapkan Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Arief Poyuono kepada GoNews.co, Jumat (17/2/2017) di Jakarta.

"Penyebab kedua, akibat sektor property hunian di Jakarta dijadi semacam produk dipasar modal dengan cara melakukan bubble harga hunian property oleh para mafia pengembang ,yang berakibat tingginya nilai harga property di kota," tukasnya.

Kemudian kata dia, akibat bunga pinjaman kredit perbankan untuk property yang sangat tinggi diatas 12 % dibandingkan negara negara di ASEAN dan ditambah lagi tingkat kenaikan pendapatan masyarakat yang makin menurun dan tergerus oleh inflansi dan nilai kurs rupiah yang makin jeblok terhadap nilai US dollar selama pemerintahan Joko Widodo - JK

"Hancurnya Industri bahan baku untuk sektor property yang 70 persen belum local content alias masih harus import, seperti furnitur, besi dan lainya," tandasnya.

Jika generasi millennium sambungnya, tidak mampu membeli hunian di kota akibat pendapatannya yang hanya naik 10 % pertahun dan kenaikan harga tanah hingga 15 % s/d 20 % akibat permainan mafia pengembang itu menunjukan kalau pemerintah Joko Widodo sudah gagal menciptakan kenaikan masyarakat kelas menengah di perkotaan.

"Apalagi Buruh yang UMR hanya naik berdasarkan nilai inflasi tidak akan pernah mimpin punya hunian tinggal di Kota, paling mampunya di rumah kontrakan petakan itupun patungan, sudah jelas Joko Widodo gagal total. Harga di Ibukota atau kota metropolitan negara anggota G 20 memang harganya pasti tinggi, tapi hanya Indonesia saja Generasi mileniumnya yang enga mampu beli," tegas Arief.

Yang harus dilakukan pemerintah katanya, harus menciptakan kota-kota Industri dan kota- kota satelit di daerah dengan fasilitas yang mendekati fasilitas Ibukota. Dengan sistim kepemilikan tanah yang lebih baik, sehingga bisa membuka lapangan kerja baru dan generasi milenium bisa bekerja serta meningkatkan pendapatan.

"Dan secara otomatis akan menciptakan penurunan harga hunian di ibukota akibat pindahnya warga kota jakarta ke kota kota satelit," tandasnya lagi.

Kalau dengan mengunakan cara-cara pengelolaan dan kebijakan ekonomi yang dilakukan oleh Joko Widodo dengan konsep yang ada kata dia, pasti gagal dan engga jelas untuk meyediakan hunian murah di kota. "Maka generasi milinium tidak akan pernah bisa memiliki hunian di Kota dan paling paling ngontrak di apartemen dan rumah petakan di Jakarta," pungkasnya. ***

wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/