Home  /  Berita  /  Ekonomi

Tingkat Inflasi di Sumbar Relatif Terjaga

Tingkat Inflasi di Sumbar Relatif Terjaga
Ilustrasi. (f: int)
Selasa, 07 Februari 2017 12:59 WIB
Penulis: rilis

PADANG-Inflasi bulanan Sumbar merupakan terendah ke-6 (enam) secara nasional. Pergerakan hargabulanan Sumbar pada Januari 2017 mengalami inflasi 0,53% (mtm), meningkat dari sebelumnya deflasisebesar 0,01% (mtm) di Desember 2016. Laju inflasi bulanan Sumbar tersebut masih berada di bawah laju inflasi nasional sebesar 0,97% (mtm).


Namun secara tahunan, laju inflasi Sumbar 5,39% (yoy) telah berada di atas laju inflasi nasional sebesar 3,49% (yoy). Inflasi bulanan (mtm) Sumbar pada Januari 2017 merupakan terendah ke-6 (enam) setelah Prov. Sumatera Utara (0,46%, mtm), Aceh (0,41%, mtm), Papua (0,37%, mtm), Jambi (0,31%, mtm) dan Maluku (0,26%, mtm).

Secara spasial bulanan, pergerakan harga Sumbar disumbang oleh pergerakan harga di Kota Padang dan Bukittinggi yang masing-masing tercatat inflasi 0,57% (mtm) dan 0,22% (mtm), sehingga menjadikan Kota Padang dan Bukittinggi sebagai kota dengan laju inflasi tertinggi ke-69 dan ke-79d ari 82 kota sampel inflasi di seluruh Indonesia.

Kenaikan harga pada kelompok inti (core inflation) dan kelompok barang yang diatur pemerintah (administered price) menjadi sumber utama inflasi Sumbar. Inflasi bulanan Januari 2017 untuk kelompok inti tercatat 1,43% (mtm), meningkat signifikan dari sebelumnya yang hanya 0,34% (mtm) di Desember 2016.

Kenaikan ini disebabkan oleh penyesuaian harga di awal tahun untuk tarif pulsa ponsel, tarif rumah sakit dan harga nasi dengan lauk. Sementara itu, pergerakan harga kelompok barang yang diatur pemerintahterus mengalami peningkatan namun dengan laju yang lebih rendah yaitu hanya 0,82% (mtm), dibandingkan Desember 2016 sebesar 1,23% (mtm).

Kenaikan harga pada kelompok ini disumbang oleh peningkatan biaya administrasi pengurusan STNK dan BPKB sejak 2 Januari 2017, pencabutan subsidi listrik untuk golongan 900 VA khusus rumah tangga mampu, kenaikan harga BBM untuk semua jenis bahan bakar kecuali premium dan solar sejak 5 Januari 2017, serta kenaikan tarif cukai hasil tembakau sejak 1 Januari 2017.

Kenaikan harga kelompok ini sedikit tertahan dengan turunnya harga tiket pesawat sebagai efek normalisasi setelah liburan akhir tahun 2016. Sejalan dengan hal tersebut, tekanan inflasi yang lebih tinggi tertahan kelompokbahan pangan bergejolak (volatile food) yang tercatat deflasi1,38% (mtm),tidak sedalam deflasi Desember 2016 sebesar 1,73% (mtm).

Deflasi tersebut disumbang oleh turunnya harga komoditas strategis cabai dan bawang merahserta berasseiring stabilnya pasokan pasca musim panen cabai dan bawang merah yang dimulai sejak Desember 2016. Ketersediaan pasokan beras disebabkan oleh kondisi cuaca yang kondusif bagi penjemuran gabah dan pelaksanaan Operasi Pasar (OP) beras Bulog selama Januari 2017 dengan total beras 65 ton yang tersebar di Pasar Raya dan Siteba. Laju deflasi bahan pangan bergejolak sedikit tertahan dengan kenaikan harga daging ayam ras yang mengalami inflasi 6,8% (mtm). (rls)

Editor:Evi Endri
Kategori:Ekonomi, Padang
wwwwwwhttps://green.radenintan.ac.id/max/https://bkpsdm.tanahlautkab.go.id/galaxy/https://143.198.234.52/sonic77