Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Susanto Megaranto Kalah, IM Gilbert Elroy Tarigan Bermain Remis
Olahraga
19 jam yang lalu
Susanto Megaranto Kalah, IM Gilbert Elroy Tarigan Bermain Remis
2
PT Pertamina Siap Dukung PB Percasi Lahirkan Pecatur Andal
Olahraga
19 jam yang lalu
PT Pertamina Siap Dukung PB Percasi Lahirkan Pecatur Andal
3
Dapak Izin SC Heerenveen, Nathan Siap Bela Timnas U 23 Indonesia
Olahraga
1 jam yang lalu
Dapak Izin SC Heerenveen, Nathan Siap Bela Timnas U 23 Indonesia
4
Soal Berbagi Sembako, Inul Daratista Balas Kritikan Netizen
Umum
36 menit yang lalu
Soal Berbagi Sembako, Inul Daratista Balas Kritikan Netizen
5
Mila Kunis dan Ashton Kutcher Tolak Perankan Kembali Film "That '90s Show" Season 2
Umum
55 menit yang lalu
Mila Kunis dan Ashton Kutcher Tolak Perankan Kembali Film That 90s Show Season 2
6
Perjuangan Melawan Penyakit SPS, Celine Dion Berharap Mukjizat
Umum
44 menit yang lalu
Perjuangan Melawan Penyakit SPS, Celine Dion Berharap Mukjizat
https://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/
Home  /  Berita  /  GoNews Group

100 Perusahaan Teknologi AS Bersatu Tolak Kebijakan Trump, Ini Alasannya...

100 Perusahaan Teknologi AS Bersatu Tolak Kebijakan Trump, Ini Alasannya...
Presiden AS Donald Trump.
Selasa, 07 Februari 2017 11:05 WIB

WASHINGTON - Hampir 100 perusahaan termasuk beberapa nama besar perusahaan teknologi tinggi bergabung menentang larangan perjalanan oleh Presiden Donald Trump. Mereka menganggap hal itu berpotensi membuat perusahaan memindahkan pekerjaannya di luar AS.

Perusahaan-perusahaan teknologi yang mempekerjakan banyak warga negara asing telah berada di antara kelompok yang paling vokal berbicara menentang larangan perjalanan.

Trump bersikeras keputusan tersebut untuk melindungi bangsanya dari ancaman dan serangan teror.

Perusahaan termasuk Apple Inc, Google Inc dan Microsoft Corp bersatu pada Ahad (5/2) malam untuk mengajukan friend of the court dengan alasan, larangan menimbulkan bahaya signifikan terhadap bisnis Amerika.

Pada 27 Januari, perintah ekeskeutif sementara Trump melarang masuk penduduk dari 7 negara mayoritas Muslim ke AS. Ia juga menangguhkan program pengungsi AS yang memicu protes dan kekacauan di AS juga bandara luar negeri.

Pada Jumat (3/2), seorang hakim federal di Seattle menahan sementara printah Trump hingga Senin. Sambil menunggu putusan berikutnya, larangan perjalanan tetap ditangguhkan dan mereka yang memiliki visa sah diblokir dari perjalanan.

Sementara itu perusahaan yang mendukung gugatan terhadap keputusan Trump berpendapat perintah itu menciptakan ketidakpastian bagi perusahaan yang bergantung pada perjalanan bisnis di luar negeri.

Imigran yang sangat terampil diakuinya akan lebih tertarik bekerja di tempat yang bisa melakukan perjalanan secara bebas dan jaminan bahwa status imigrasi mereka tidak akan tiba-tiba dicabut.

Hal ini membuat perusahaan multinasional berpikir untuk memindahkan dan membuat investasi di luar negeri. "Pada akhirnya, pekerja dan ekonomi Amerika-lah yang akan menderita," ujarnya.(rol)

Editor:Arie RF
Sumber:republika.co.id
Kategori:GoNews Group, Peristiwa, Ekonomi
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/