Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Okto Jadi Saksi Sejarah Indonesia Kalahkan Australia di Piala AFC U-23
Olahraga
6 jam yang lalu
Okto Jadi Saksi Sejarah Indonesia Kalahkan Australia di Piala AFC U-23
2
Kalahkan Australia di Piala Asia U 23, Erick Thohir: Luar Biasa Penampilan Indonesia
Olahraga
6 jam yang lalu
Kalahkan Australia di Piala Asia U 23, Erick Thohir: Luar Biasa Penampilan Indonesia
3
Uruguay Jajaki Kerja Sama Jaminan Produk Halal dengan Indonesia
Pemerintahan
2 jam yang lalu
Uruguay Jajaki Kerja Sama Jaminan Produk Halal dengan Indonesia
4
HUT ke-94, PSSI Berbagi Kebahagian dengan Legenda Timnas Indonesia
Olahraga
2 jam yang lalu
HUT ke-94, PSSI Berbagi Kebahagian dengan Legenda Timnas Indonesia
https://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/
Home  /  Berita  /  Umum

Wanita Ini Jadikan Pondok Sempit dan Reot untuk Tempat Tinggal Bersama Tujuh Anaknya

Wanita Ini Jadikan Pondok Sempit dan Reot untuk Tempat Tinggal Bersama Tujuh Anaknya
Pondok Asnimar. (f: topkini.com)
Kamis, 02 Februari 2017 12:43 WIB

PARIAMAN-Karena kemiskinan setelah ditinggal suami, sebuah keluarga di kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat, terpaksa tinggal di sela pohon kelapa. Pondok reot seukuran satu kali dua meter, dijadikan rumah tempat tinggal mereka.


Asnimar, beserta tujuh orang anaknya bertahan hidup, setelah empat bulan ditinggal mati suaminya, tinggal di gubuk reot yang dibuat dari terpal dikenagarian Balah Aia, kecamatan Tujuh Koto Sungai Sariak kabupaten Padang Pariaman. Dari tujuh anaknya, dua diantaranya dinyatakan menderita gizi buruk oleh puskesmas setempat.

Dia dan anaknya terpaksa makan dari belas kasihan orang lain, atau mengumpulkan makanan dari warga yang habis berpesta. Makanan tersebut dimasak berulang kali, yang sudah tidak layak lagi dikonsumsi. Mereka makan hanya berlauk-kan garam saja, untuk mengganjal perut dari kelaparan.

Menjelang malam Asnimar mendirikan kembali, pondok reotnya yang kecil berdindingkan terpal lusuh beratap seadanya. Sedangkan anak-anaknya tidur diatas becak yang ditutupi terpal dan beratapkan langit. Jika hujan datang Asnimar terpaksa mengungsi kerumah temannya, untuk terhindar dari dinginnya malam.

Tak mudah memang hidup seperti ini. Tapi apa daya, Asnimar tetap berusaha meski hanya jadi pemulung, dengan penghasilan tak menentu.

''Hidup kami sudah miskin dan susah, apalagi sejak ditinggal suami, kami hanya berharap belas kasihan dari orang lain, dua anak saya kata orang puskesmas menderita gizi buruk,'' ucap Asnimar Rabu (1/2/2017).

Asnimar sangat berharap bantuan dari masarakat lainnya, agar bisa mendapatkan kehidupan yang layak untuk dia dan anaknya . Karena pihak pemerintah hanya sekedar mendata dirinya , sementara bantuan yang diharapkan tak kunjung datang.***

Editor:Evi Endri
Sumber:Topkini.com
Kategori:Umum, Padang Pariaman
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/