Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Boy Pohan Berebut Tiket Wasit/Juri Tinju Olimpiade 2024 Paris
Olahraga
13 jam yang lalu
Boy Pohan Berebut Tiket Wasit/Juri Tinju Olimpiade 2024 Paris
2
Kejutan, Aditya Tahan Remis Unggulan Pertama Pertamina Indonesia Grand Master Tournament 2024
Olahraga
8 jam yang lalu
Kejutan, Aditya Tahan Remis Unggulan Pertama Pertamina Indonesia Grand Master Tournament 2024
3
Mandiri 3X3 Indonesia Tournament 2024 Disambut Antusias di Medan
Olahraga
6 jam yang lalu
Mandiri 3X3 Indonesia Tournament 2024 Disambut Antusias di Medan
4
Duel Fisik dan Membaca Permainan Itu Keunggulan Sergio Ramos
Sepakbola
6 jam yang lalu
Duel Fisik dan Membaca Permainan Itu Keunggulan Sergio Ramos
5
UEA Dukung Indonesia Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20 FIFA 2027
Olahraga
59 menit yang lalu
UEA Dukung Indonesia Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20 FIFA 2027
https://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/
Home  /  Berita  /  GoNews Group

Profesor Tewas Ditembak saat Shalat Berjamaah di Masjid Quebec

Profesor Tewas Ditembak saat Shalat Berjamaah di Masjid Quebec
Polisi melakukan penyisiran di lokasi pasca penembakan di sebuah masjid di kota Quebec, Kanada. (foto: AP/republika.co.id)
Selasa, 31 Januari 2017 12:32 WIB

QUEBEC - Enam Muslim tewas ditembak saat sedang shalat Isya berjamaah di Masjid Quebec, Kanada pada Ahad malam. Pada Senin (30/1), polisi merilis nama dan identitas dari enam korban yang Seluruhnya berjenis kelamin laki-laki.

Korban pertama adalah Azzedine Soufiane (57), seorang pemilik toko kelontong dan ayah dari tiga orang anak. Ia dikenal di tengah masyarakat dan sangat dicintai atas upayanya yang selalu membantu pendatang baru menyesuaikan diri di Québec.

Korban tewas kedua adalah Khaled Belkacemi (60), seorang profesor di Departemen Ilmu Makanan di Universitas Laval. Rektor Universitas Laval, Denis Briere, menyatakan kampusnya sangat berduka atas kematian Belkacemi.

Korban tewas ketiga dan keempat adalah Abdelkrim Hassane (41), seorang pekerja teknologi informasi di kantor pemerintah, dan Aboubaker Thabti (44), kelahiran Tunisia, ayah dari dua orang anak.

Dua korban tewas terakhir adalah dua bersaudara dari Guinea, Mamadou Tanou Barry (42) dan Ibrahima Barry (39). Mereka masing-masing meninggalkan dua dan empat orang anak.

Kekerasan jarang terjadi di Québec, yang saat ini dihuni oleh 500 ribu jiwa. Pada 2015, hanya ada dua pembunuhan yang terjadi di kota ini.

"Muslim Québec kini merasa takut. Kami mendesak jawaban bagaimana dan mengapa tragedi seperti itu bisa terjadi," ujar presiden AMAL-Québec, sebuah kelompok hak asasi manusia yang berbasis di Montreal, Haroun Bouazzi.(rol)

Editor:Arie RF
Sumber:republika.co.id
Kategori:GoNews Group, Peristiwa
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/