Home  /  Berita  /  GoNews Group

Zumi Zola Marah-marah, Arteria Dahlan: Ingat Beliau Orang Melayu Yang Adabnya Tinggi, Jangan Sampai "Alun Takilek lah Takalam Pulo"

Zumi Zola Marah-marah, Arteria Dahlan: Ingat Beliau Orang Melayu Yang Adabnya Tinggi, Jangan Sampai Alun Takilek lah Takalam Pulo
Anggota DPR RI, Arteria Dahlan. (istimewa)
Sabtu, 21 Januari 2017 14:40 WIB
Penulis: Muslikhin Effendy
JAKARTA - Terkait aksi sidak tengah malam yang dilakukan Gubernur Jambi, Zumi Zola, Anggota DPR RI, Arteria Dahlan menyangkan aksi tersebut. Pasalnya kata dia, Zumi Zola yang notabene Gubernur muda dari suku Melayu yang terkenal dengan menjunjung tinggi nilai-nilai peradaban.

"Pendapat saya, sangat tidak etis dan kurang pas seorang Gubernur Jambi Zumi Zola bersikap seperti itu, ini preseden buruk. Jalan masih panjang karirnya bisa cemerlang, jangan pula diikuti gaya-gaya cowboy para kepala daerah yang sempat populer beberapa tahun belakangan ini, ingat beliau sama dengan saya, orang melayu itu peradabannya tinggi, ada pepatah "alun takilek lah takalam" menegur tanpa perlu berucap sekalipun ini akan adat dan budaya kita yang begitu hebatnya. Saya juga meminta agar kejadian ini jangan menjadi polemik," ujar Arteria Dahlan kepada GoNews.co, Sabtu (21/1/2016) di Jakarta.

"Terus terang, saya juga tidak tahu maksud tujuan dan efektifitasnya sejauh mana. Beliau kan gubernur, kepala pemerintahan daerah tertinggi berdasarkan UU, punya alat kelengkapan daerah termasuk inspektorat, baperjakat dan bahkan kepala rumah sakit pun beliau yang tentukan, seandainya pun tidak ada alat kelengkapan negara lainnya yang bisa lakukan upaya korektif dan pastinya akan lebih efektif," ujarnya.

Masih kata Arteria Dahlan, harusnya Zumi Zola dapat melakukan tindakan bijak, jika mendapati ada bawahannya yang melanggar. "Beliau bisa panggil, tegur dan mengganti kepala rumah sakit, beliau bisa perintahkan inspektorat untuk melakukan pengawaasan, kalau ada indikasi penyimpangan pidana bisa minta bantuan Polda dan Kejaksaan, bisa menggandeng Ombudsman Jambi untuk lakukan pengawasan dan lainnya. Bukan sebaliknya," kata dia.

Menurutnya, tenaga medis di Jambi juga merupakan pegawai yang akan ikut atasan. "Kalau yang diatasnya tertib dan disiplin biasanya ke bawahnyanpun berdisiplin dan tertib. Tegur saja direktur RSUDnya kalau pun terbukti pecat atau ganti saja tapi bukan dengan cara marah-marah seperti itu. Tindakannya justru merendahkan kapasitas beliau sebagi seorang gubernur yang harus mengayomi semua pihak," tukasnya.

Jadi katanya lagi, kalau pelayanan publiknya buruk, gubernur tidak bisa langsun menyalahkan aparaturnya. "Ya gak bisa dong, harus dilihat dulu bagaimana postur aparatur, saat ini seorang aparatur pelayan publik atau tenaga medis dibebankan untuk melayani banyak orang yang melebihi stndar, belum bicara statusnya, kesejahteraannya, jaminan kerja dan jaminan purna tugas, mereka kebanyakan honorer yang kita semua cenderung melupakan kesejahteraannya, belum lagi kalau kita bicara mafia aparatur, jangan-jangan proses rekruitmen di RSUD bermasalah dan tidak mengikuti sistem dan bertendensi KKN, belum bicara fasilitas standar pelayanan bagi aaparatur dan lainnya," paparnya.

Arteria juga menambahkan, mereka dalam hal ini tenaga medis, tidak dituntut untuk sempurna ditengah keadaan mereka saat ini. "Harusnya gubernur mengayomi tenaga medis di RSUD juga, mereka itu kan rakyatnya juga. Saya yakin pak Zumi Zola ini tujuannya baik, tapi caranya saja yang tidak tepat, beliau tokoh muda dimaklumi semangatnya diapresiasi tapi ke depan harus lebih hati-hati, beliau bisa jadi tokoh besar ke depan, secara biologis terlahir dari keluarga yg sangat dihormati dan cukup disegani, beliau juga sudah berpengalaman menjadi bupati," paparnya.***

wwwwwwhttps://green.radenintan.ac.id/max/https://bkpsdm.tanahlautkab.go.id/galaxy/https://143.198.234.52/sonic77