Home  /  Berita  /  GoNews Group

Zainut Tauhid: Pengurus MUI Dilarang Kunjungi Negara Zionis Israel

Zainut Tauhid: Pengurus MUI Dilarang Kunjungi Negara Zionis Israel
Ketua Komisi Perempuan Remaja dan Keluarga MUI Istibsyaroh dan rombongan bertemu Presiden Israel Reuven Rivlin. (liputan6.com)
Jum'at, 20 Januari 2017 19:09 WIB
JAKARTA - Wakil Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Zainut Tauhid Sa'adi menegaskan, pengurus MUI dilarang berkunjung ke negara zionis Israel. Sebab, selain Indonesia tak punya hubungan diplomatik dengan Israel, Israel merupakan penjajah dan penindas negara Islam Palestina.

Zainut mastikan kunjungan Ketua Komisi Perempuan Remaja dan Keluarga MUI Istibsyaroh ke Israel dan betemu dengan dengan Presiden Israel Reuven Rivlin, tidak seizin pimpinan MUI dan tidak atas nama lembaga MUI.

"Kunjungan beliau tanpa sepengetahuan pimpinan MUI," kata Zainut kepada merdeka.com, Jumat (20/1).

Kepergian Istibsyaroh, menurut Zainut, telah menyalahi kebijakan organisasi. MUI pun sangat menyesalkan kunjungan tersebut.

"MUI melarang semua pengurusnya untuk berkunjung ke negara zionis dengan atau tanpa dalih apa pun," tegasnya.

Menurutnya, MUI sebagai salah satu representasi umat Islam Indonesia berkomitmen mendukung perjuangan kemerdekaan Palestina. Hal tersebut sesuai dengan semangat konstitusi, yakni menolak segala macam bentuk penindasan dan penjajahan.

"Israel adalah negara agresor dan penjajah yang selama ini berbuat zalim terhadap rakyat Palestina," tandasnya.

Anggota Dewan Pertimbangan MUI Cholil Ridwan juga mengatakan, seharusnya anggota MUI tidak boleh ada yang berkunjung ke sana atas nama lembaga. Apalagi bertemu Presiden Israel karena tidak ada hubungan doplomatik antara Indonesia dengan Israel.

''Saya belum tahu. Tapi itu sangat tidak patut dan karena Indonesia tidak ada hubungan diplomatik dengan Israel," ujar Cholil saat dihubungi Liputan6.com, Jumat (20/1/2017).

"Dan secara politik, MUI tidak ada hubungan dengan Israel," dia menambahkan.

Harusnya, kata Cholil, anggota MUI dapat belajar dari kasus Abdurrahman Wahid atau Gus Dur saat berkunjung ke Israel pada 1994. Saat itu Gus Dur mendapat reaksi negatif.

"Kan ada contoh Gus Dur yang datang ke Israel. Jadi mengacu pada kasus yang lalu, mestinya pengurus MUI tidak boleh ke sana (Israel). Sementara negara Timur Tengah baru bermusuhan dengan Isreal," ujar Ketua MUI 2005-2015 itu.

Namun, terkait sanksi jika memang benar Istibsyaroh melakukan kunjungan tersebut, Cholil belum dapat berkomentar banyak. Pihaknya baru akan mengonfirmasi kepada pihak terkait.

"Itu nanti saya cek, saya kira mestinya ada (sanksi). Saya enggak tahu persis (kejadian) itu," Cholil menandaskan.

Diprakarsai AIJAC

Seperti diketahui, tujuh delegasi Muslim Indonesia menemui Presiden Israel Reuven Rivlin di kediamannya, Beit HaNassi, Talbiyah, Yerusalem. Kedatangan mereka diprakarsai oleh Australia/Israel & Jewish Affairs Council (AIJAC).

Kedatangan mereka diterima langsung oleh Rivlin. Para delegasi dan kepala negara Yahudi itu membicarakan hubungan antara Umat Islam dan Yahudi. Dia juga berharap Indonesia bisa membuka kerja sama dan saling berinteraksi di masa mendatang.

"Saya yakinkan kepada Anda bahwa di Yerusalem, kota Tuhan, semua orang bisa beribadah sesuai dengan keyakinannya. Dan Israel akan terus membela hak ini, tidak peduli apapun propaganda anti-Israel tentang hal ini. Selama ini, propaganda yang selama ini muncul untuk memprovokasi dunia Islam terhadap Israel," kata Rivlin, demikian dikutip dari Times of Israel, Kamis (19/1).

Dilansir dari laman Kementerian Luar Negeri Israel, pertemuan itu berlangsung pada Rabu, 18 Januari 2017.***

Editor:hasan b
Sumber:merdeka.com dan liputan6.com
Kategori:GoNews Group, Umum
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/