Home  /  Berita  /  GoNews Group

Atlet Dinilai Hanya Korban Kasus Doping PON dan Peparnas

Atlet Dinilai Hanya Korban Kasus Doping PON dan Peparnas
Ilustrasi.
Kamis, 19 Januari 2017 20:48 WIB
Penulis: Azhari Nasution
JAKARTA - Lembaga Anti Doping Indonesia (LADI) meminta publik tak langsung menghakimi 14 atlet yang terindikasi doping pada PON dan Peparnas 2016 Jawa Barat. Pasalnya, mereka belum tentu bersalah karena masih memiliki kesempatan melakukan pembelaan melalui sidang yang dilakukan Dewan Disiplin Anti Doping.

 Menurut Ketua LADI Zaini Khadafi Saragih, para atlet tersebut juga belum tentu paham mengenai doping yang dikonsumsi karena bisa saja berasal dari orang-orang terdekat.

"Para atlet ini sebenarnya jadi korban.   Lalu siapa yang bikin sehingga obat itu sampai ke atlet? Bisa jadi dari keluarga, pelatih, tim sport science dan yang lain," ujar Zaini saat menjadi narasumber diskusi yang digelar Siwo PWI Pusat dengan tema "Kasus Doping PON XIX/2016 Peringatan Keras dalam Misi Meraih Sukses Prestasi Asian Games 2018" di Jakarta, Kamis (19/1/2017). 

Selain Zaini, tokoh yang menjadi narasumber adalah Wakil Ketua Umum KONI Pusat Inugroho, Bidang Sport Science KOI Leane Suniar dan Kabid Binpres Binaraga PB PABBSI Irwan Alwi.

Zaini menuturkan, pihaknya akan melakukan penelitian terhadap zat-zat yang dikonsumsi para atlet tersebut, sehingga ke depan masalah serupa tak terjadi lagi.

Selain itu, LADI juga akan memeriksa para atlet Indonesia yang akan mengikuti kejuaraan internasional supaya bebas doping.

Namun upaya tersebut masih terganggu lantaran status LADI saat ini sedang disanksi WADA (Badan Anti Doping Dunia). Hukuman itu dijatuhkan pada 2013 karena LADI tak mengikuti regulasi WADA untuk melakukan pemeriksaan doping secara berkala.

"Untuk lepas dari sanksi itu, ada beberapa langkah yang harus dilakukan. Pertama pemerintah perlu melaporkan bahwa LADI yang disanksi kemarin sudah dibubarkan dan diganti pengurus baru. Lalu kita perlu sampaikan program kerja yang mengacu pada WADA, penandatanganan kerjasama dan tentunya juga bayar denda. Rencananya, Komite Eksekutif WADA akan melakukan sidang pada Mei dan kami harapkan sebelum bulan itu sudah dicabut sanksinya," ungkap Zaini yang kepengurusannya baru dikukuhkan satu minggu lalu.

Kabid Binpres Binaraga PB PABBSI Irwan Alwi mengemukakan, pihaknya tak akan memberi toleransi terhadap atlet yang sengaja menggunakan doping untuk menjadi juara. "Ini akan coba kami telusuri seperti apa masalahnya," terang Irwan.

Dari 14 atlet yang terindikasi doping, 12 adalah atlet PON dan dua Peparnas. Dari binaraga ada delapan atlet, dua dari menembak, satu angkat berat dan satu berkuda untuk PON.

Meski demikian, Irwan menyesalkan adanya pengumuman nama-nama atlet yang terindikasi doping oleh PB PON. Sebab hal itu dinilai tak sesuai prosedur, mengingat atlet belum tentu bersalah.

"Atlet-atlet sekarang menderita, sudah terekspose ke mana-mana, ini baru indikasi belum putusan. Ini sengaja dilempar wacana, apinya dilempar tapi tak tahu siapa yang akan mematikan. Mari kita sikapi dengan bijaksana," tandasnya. ***

Editor:Muslikhin Effendy
Kategori:GoNews Group, Peristiwa, Pemerintahan, Olahraga
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/