Home  /  Berita  /  GoNews Group

Juragan Ikan di Aceh Tewas Ditembak di Depan Anak Balitanya, Polisi Tangkap Dua Pelaku

Juragan Ikan di Aceh Tewas Ditembak di Depan Anak Balitanya, Polisi Tangkap Dua Pelaku
Korban saat dievakuasi dengan Ambulance. (istimewa)
Senin, 02 Januari 2017 15:53 WIB
Penulis: Muslikhin Effendy
JAKARTA - Tim gabungan Sat Reskrim dan Sat Intel Polres Aceh Timur, menangkap dua dari tiga terduga penembak Muchlisin (31) warga Gampong Kuala Idi, Kecamatan Idi Rayeuk.

Pria yang berprofesi sebagai tauke ikan ini ditembak di depan anaknya yang baru berumur empat tahun, di Gampong Meunasah Keutapang, Kecamatan Darul Aman, Aceh Timur, Selasa (6/12/2016) lalu.

Kapolres Aceh Timur AKBP Rudi Purwiyanto menyebutkan, kedua terduga ditangkap di dua lokasi terpisah pada Sabtu (31/12/2016).

Terduga pelaku yang pertama diamankan yakni Wahyudin alias Tgk Agam (43) warga Gampong Seuneubok Meuku, Kecamatan Idi Timur, Aceh Timur. Ia ditangkap di rumahnya, Sabtu (31/12/2016) pukul 14.00 WIB.

"Hasil penggeledahan terhadap rumah Wahyudin alias Tgk Agam ditemukan sepucuk senpi laras pendek jenis FN merk Norico dengan jumlah amunisi 7 butir. Senjata itu disimpan di bawah bantal di tempat tidur," ujar Rudi, Minggu (1/1/2017).

Kapolres menyebut Wahyudin alias Tgk Agam merupakan DPO pelarian dari Rutan Idi Rayeuk. Ia merupakan terpidana kasus penembakan yang ditangani oleh Ditreskrimum Polda Aceh.

Kepada petugas, Wahyudin alias Tgk Agam mengakui penembakan terhadap Muchlisin dilakukan bersama Saiful alias Sipon.Berdasarkan keterangan pelaku, tim gabungan langsung bergerak ke rumah Saiful alias Sipon di Gampong Medang Ara, Kecamatan Nurussalam, Aceh Timur.

"Tim gabungan berhasil menangkap Saiful alias Sipon di rumahnya pukul 14.45 WIB. Setelah dilakukan penggeledahan badan, darinya ditemukan narkotika jenis sabu-sabu seberat 0,5 gram," jelas AKBP Rudi Purwiyanto.

Kapolres Aceh Timur, AKBP Rudi Purwiyanto, juga menyebutkan kedua terduga terpaksa dilumpuhkan karena berusaha melarikan diri.

Terduga Wahyudin alias Tgk Agam, tertembak di kaki kiri dan kanan karena berusaha melarikan diri saat tim gabungan melakukan penangkapan terhadap rekannya, Saiful alias Sipon.

Sementara Sipon ditembak di kaki sebelah kakan karena pada saat penangkapan berusaha melarikan diri dari pintu belakang.Setelah ditangkap, kata Kapolres, keduanya dibawa ke Mapolres Aceh Timur pukul 15.30 WIB. Kemudian dibawa ke rumah sakit untuk dirawat.

"Terduga Wahyudin alias Tgk Agam dirujuk ke RSUD Kota Langsa, karena tertembak di kaki kiri dan kanan. Sedangkan, Saiful dirawat di RSUD dr Zubir Mahmud karena mengalami luka tembak di kaki sebelah kanan," jelas Kapolres.

Kapolres Rudi Purwiyanto menambahkan, saat ini pihaknya masih melakukan penyelidikan terhadap satu terduga pelaku lagi berinisial T warga Aceh Utara. "Satu terduga masih kami selidiki karena pembunuhan dengan menggunakan senjata api laras pendek ini diduga dilakukan oleh tiga orang pelaku," ujarnya.

Rudi menjelaskan, peristiwa penembakan terhadap Muchlisin terjadi pada Selasa 6 Desember 2016. Korban ditembak di kepala menggunakan senjata api laras pendek.Berdasarkan keterangan istri korban, waktu itu Selasa 6 Desember 2016 pukul 08.30 WIB, korban mendapat telepon dari seseorang untuk datang ke Jalan Kasih Sayang di Gampong Meunasah Keutapang, Kecamatan Darul Aman, Aceh Timur.

Selanjutnya pukul 09.30 WIB, korban bersama anak laki-lakinya menggunakan sepeda motor Scoopy berangkat menuju Jalan Kasih Sayang di Gampong Meunasah Keutapang, Kecamatan Darul Aman."Sekitar pukul 10.30 WIB, korban bertemu dengan pelaku dan terjadi penembakan terhadap Muchlisin yang menyebabkan ia meninggal di tempat kejadian," ungkap Rudi.

Sekretaris Desa Meunasah Keutapang, Kecamatan Darul Aman, Sakya (47) mengatakan, saat ditemukan di samping jasad korban terdapat sepeda motor dan anak laki-lakinya berumur empat tahun yang sedang menangis.

Ditanya tentang motif pembunuhan tersebut, Rudi mengatakan, berdasarkan keterangan sementara yang dikumpulkan dari sejumlah saksi, kasus ini terkait persoalan pribadi. "Terduga belum mau bicara terkait apa. Cuma indikasinya terkait masalah kapal, yaitu agar kapal tidak menjadi milik korban lagi. Namun demikian kita akan terus mengungkap motif sebenarnya di balik peristiwa penembakan ini," ucap Rudi.

Polisi juga belum bisa memastikan apakah senjata FN yang disita dari Wahyudin alias Tgk Agam merupakan senjata api yang digunakan untuk menembak korban."Kami belum bisa memastikan apakah senjata itu yang dipakai menembak Muchlisin atau bukan, karena proyektil di kepala korban waktu itu tidak bisa diambil karena tidak diizinkan pihak keluarga. Tapi kami menduga senpi itu yang digunakan karena keterangan dari anaknya, korban ditembak pakai senpi laras pendek. Jadi, untuk kebenarannya kami akan melakukan uji balistik atau uji proyektil," jelas Kapolres.

Sementara senpi laras pendek yang disita dari Wahyudin alias Tgk Agam, kata Kapolres merupakan buatan Cina. "Tapi dari mana mereka mendapatnya kami belum tahu. Kami belum mendapatkan banyak keterangan dari pelaku, karena masih dirawat di RSUD Langsa. Intinya senjata itu akan kami selidiki lebih lanjut asal muasalnya," ujarnya. ***

Sumber:kompas.com dan Tribunews
Kategori:GoNews Group, Peristiwa, Hukum
wwwwwwhttps://green.radenintan.ac.id/max/https://bkpsdm.tanahlautkab.go.id/galaxy/https://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/