Gara-Gara Jadul Membuat Kue Bika Minang Sangat Disukai, Ini Ceritanya
Penulis: Sisie
Dengan memanfaatkan badan jalan dikawasan Jalan Amaliun Medan, Nurmalis dibantu dua putranya Ilham dan Abdul Daud (16) menggelar dagangannya. Mereka tidak hanya menjual kue yang sudah jadi, proses pembuatan hingga memasaknya pun dilakukan di tempat. Pembeli pun mendapatkan kue bika dalam kondisi yang masih hangat.(bersambung)
Bahannya kue bika adalalah kelapa parut, tepung beras, gula pasir yang diaduk rata. Selanjutnya dimasukkan ke dalam cetaan yang terbuat dari aluminium. Tapi kuenya tidak langsung menyentuh aluminium, ia sebelumnya dialaskan daun pisang. “Seharusnya bukan daun pisang, tapi juga daun waru. Tapi karena sulit mendapatkan daun waru di Medan, kami gantikan dengan daun pisang,”ungkap Ilham. Kue dialaskan agar tidak apinya tidak langsung menyentuh kue yang mengakibatkan kuenya menghitam.
Satu persatu adonan dimasukkan ke dalam cetaan. Selanjutnya kue disusun didalam loyang, barulah dimasukkan ke dalam pembakaran yang dibawahnya sudah memiliki api yang bernyala. Hmm, aromanya luar biasa wangi.
tempat masaknya pun memanfaatkan drum bekas. Setelah loyang dimasukkan ke dalam tempat pembakaran, bagian atasnya turun ditutup kembali. Di atasnya juga terdapat api yang bahan bakarnya menggunakan limbah kelapa.
Mengapa harus menggunakan bahan bakar dari kayu? Ilham berujar, bahan bakar dari kayu membuat kue bika menjadi lebih wangi dan proses pemasakannya pun tidak butuh waktu lama. “Tapi yang lebih penting adalah kami ingin menjaga rasa dan cara pembuatan kue bika ini seperti layaknya jaman dahulu. Resepnya juga sama,”ujarnya.
Ia berharap cara yang digunakannya turut menghadirkan unsur nostaliga bagi masyarakat Minang yang ada disekitarnya. Sementara bagi etnis lain bisa menjadi sebentuk nilai promosi untuk lebih memperkenalkan makanan tradisional Minang.
Editor | : | Sisie |
Kategori | : | Umum, Pendidikan, GoNews Group |