Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Boy Pohan Berebut Tiket Wasit/Juri Tinju Olimpiade 2024 Paris
Olahraga
13 jam yang lalu
Boy Pohan Berebut Tiket Wasit/Juri Tinju Olimpiade 2024 Paris
2
Kejutan, Aditya Tahan Remis Unggulan Pertama Pertamina Indonesia Grand Master Tournament 2024
Olahraga
8 jam yang lalu
Kejutan, Aditya Tahan Remis Unggulan Pertama Pertamina Indonesia Grand Master Tournament 2024
3
Mandiri 3X3 Indonesia Tournament 2024 Disambut Antusias di Medan
Olahraga
6 jam yang lalu
Mandiri 3X3 Indonesia Tournament 2024 Disambut Antusias di Medan
4
Duel Fisik dan Membaca Permainan Itu Keunggulan Sergio Ramos
Sepakbola
6 jam yang lalu
Duel Fisik dan Membaca Permainan Itu Keunggulan Sergio Ramos
5
UEA Dukung Indonesia Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20 FIFA 2027
Olahraga
59 menit yang lalu
UEA Dukung Indonesia Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20 FIFA 2027
https://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/
Home  /  Berita  /  Umum

Gara-Gara Jadul Membuat Kue Bika Minang Sangat Disukai, Ini Ceritanya

Gara-Gara Jadul Membuat Kue Bika Minang Sangat Disukai, Ini Ceritanya
Ilham sedang membakar kue Bika khas Minang
Minggu, 20 November 2016 14:05 WIB
Penulis: Sisie
MEDAN-Meskipun penganan modern kini semakin banyak pilihan, ternyata makanan tradisional tetap tidak tergusur zaman. Contohnya kue bika yang merupakan kue tradisional khas Minang yang begitu diminati oleh warga Medan. Nurmalis (55) memperoleh omset  ratusan ribu rupiah dari ketrampilannya membuat kue bika.

Dengan memanfaatkan badan jalan dikawasan Jalan Amaliun Medan, Nurmalis dibantu dua putranya Ilham dan Abdul Daud (16) menggelar dagangannya. Mereka tidak hanya menjual kue yang sudah jadi, proses pembuatan hingga memasaknya pun dilakukan di tempat. Pembeli pun mendapatkan kue bika dalam kondisi yang masih hangat.(bersambung)

Bahannya kue bika adalalah kelapa parut, tepung beras, gula pasir yang diaduk rata. Selanjutnya dimasukkan ke dalam cetaan yang terbuat dari aluminium. Tapi kuenya tidak langsung menyentuh aluminium, ia sebelumnya dialaskan daun pisang. “Seharusnya bukan daun pisang, tapi juga daun waru. Tapi karena sulit mendapatkan daun waru di Medan, kami gantikan dengan daun pisang,”ungkap Ilham. Kue dialaskan agar tidak apinya tidak langsung menyentuh kue yang mengakibatkan kuenya menghitam.

Satu persatu adonan dimasukkan ke dalam cetaan. Selanjutnya kue disusun didalam loyang, barulah dimasukkan ke dalam pembakaran yang dibawahnya sudah memiliki api yang bernyala. Hmm, aromanya luar biasa wangi.

tempat masaknya pun memanfaatkan drum bekas. Setelah loyang dimasukkan ke dalam tempat pembakaran, bagian atasnya turun ditutup kembali. Di atasnya juga terdapat api yang bahan bakarnya menggunakan limbah kelapa.

Mengapa harus menggunakan bahan bakar dari kayu? Ilham berujar, bahan bakar dari kayu membuat kue bika menjadi lebih wangi dan proses pemasakannya pun tidak butuh waktu lama. “Tapi yang lebih penting adalah kami ingin menjaga rasa dan cara pembuatan kue bika ini seperti layaknya jaman dahulu. Resepnya juga sama,”ujarnya.

Ia berharap cara yang digunakannya turut menghadirkan unsur nostaliga bagi masyarakat Minang yang ada disekitarnya. Sementara bagi etnis lain bisa menjadi sebentuk nilai promosi untuk lebih memperkenalkan makanan tradisional Minang.

Editor:Sisie
Kategori:Umum, Pendidikan, GoNews Group
wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/