Terpopuler 24 Jam Terakhir
1
Dengan Tema Mawar Hitam, Pameran Busana Migi Rihasalay Pukau Pengunjung Indonesia Fashion Week 2024
Umum
21 jam yang lalu
Dengan Tema Mawar Hitam, Pameran Busana Migi Rihasalay Pukau Pengunjung Indonesia Fashion Week 2024
2
Cinta Laura Tetap Produktif di Bulan Ramadan
Umum
22 jam yang lalu
Cinta Laura Tetap Produktif di Bulan Ramadan
3
Persis Solo Pantau Fisik Pemain Selama Ramadan
Olahraga
19 jam yang lalu
Persis Solo Pantau Fisik Pemain Selama Ramadan
4
Tekad Bangkit Super Elang Jawan Raih Tiga Poin
Olahraga
20 jam yang lalu
Tekad Bangkit Super Elang Jawan Raih Tiga Poin
5
Ilhamsyah Bersyukur Menit Bermain Bertambah
Olahraga
19 jam yang lalu
Ilhamsyah Bersyukur Menit Bermain Bertambah
6
Lawan Bali United, Thomas Doll Harapkan Pemain Persija Jakarta Bugar
Olahraga
20 jam yang lalu
Lawan Bali United, Thomas Doll Harapkan Pemain Persija Jakarta Bugar
https://green.radenintan.ac.id/max/https://bkpsdm.tanahlautkab.go.id/galaxy/https://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/
Home  /  Berita  /  Pemerintahan

Hari Santri Nasional, PBNU: Rakyat Rindu Jiwa Patriot dalam Pengelolaan Negara

Hari Santri Nasional, PBNU: Rakyat Rindu Jiwa Patriot dalam Pengelolaan Negara
Ilustrasi.
Sabtu, 22 Oktober 2016 13:48 WIB
JAKARTA - Hari Santri diperingati dengan berbagai cara dimana-mana dan dengan berbagai cara. Mulai dari futsal bersarung, melukis logo NU, seminar dan diskusi, karnaval budaya, Kirab Resolusi Jihad NU, pembacaan Shalawat Nariyah, sampai apel akbar.

Yang membuat peringatan Hari Santri menjadi magnet utama warga NU dan masyarakat Indonesia. Memperingati Hari Santri berarti menggelorakan kembali Resolusi Jihad NU 1945.

"Seperti dimaklumi, resolusi jihad tersebut mampu menjadi penabuh genderang perang yang dahsyat untuk mengusir penjajah yang kala berusaha merebut kedaulatan negara yang telah merdeka," ujar Ketua PBNU Robikin Emhas, kepada GoNews.co melalui siaran persnya, Sabtu (22/10/2016) di Jakarta.

Ini mengindikasikan rakyat Indonesia saat ini, khususnya NU, merindukan patriotisme dalam pengelolaan negara. "Dulu patriot mengusir penjajajh, sekarang patriot pengelolaan ekonomi berdaulat, antikorupsi, dan antiradikalimse," tukasnya.

Saat ini kata dia, masyarakat tengah bosan mendengar korupsi terjadi dimana-mana. Masyarakat lelah dengan ekonomi yang sulit dan tidak berdaulat di hadapan negara besar. Begitu juga di bidang lain, seperti bidang energi, keuangan, sampai politik. Juga narkoba masuk ke desa-desa.

"Rasiogini atau alat ukur seberapa jauh disparitas antara yang miskin dan yang kaya kini mengindikasikan angka pada tingkat yang mengkhawatirkan. Rakyat ingin keluar dari keadaan ini," tukasnya.

"Kondisi seperti ini yang ditangkap NU dengan menggelorakan semangat Resolusi Jihad NU. Sekarang harus diwujudkan dengan patriot penegakakan keadilan dan pemerataan ekonomi dan pembangunan," paparnya.

Daya tarik lain, lanjutnya, adalah pembacaan 1 miliar Shalawat Nariyah yang dibacakan serentak Jumat (21/10) dari Aceh sampai Papua, dan di luar negeri yang dikoordinir Pengurus Cabang Istimewa Nahdalatul Ulama di masing-masing negara.

LShalawat Nariyah adalah jiwanya peringatan Hari Santri. Selain ekspresi cinta kepada Nabi dan Allah, di situ ada doa pengharapan. Ini raga ketemu rohnya. Itulah yang membuat semangat warga NU menjadi bergelora," tandasnya.

Puncak peringatan Hari Santri dengan Apel Santri di Monumen Nasional yang pagi ini (22/10/2016) berlangsung. Tidak kurang 55 ribu santri ikut apel. ***

Editor:Muslikhin Effendy
Kategori:Pemerintahan, Peristiwa, GoNews Group
wwwwwwhttps://green.radenintan.ac.id/max/https://bkpsdm.tanahlautkab.go.id/galaxy/https://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/