Home  /  Berita  /  Pendidikan

Begini Jadinya Kalau Pelajar Bertemu Bupati Dharmasraya di Masjid di Bulan Ramadan

Begini Jadinya Kalau Pelajar Bertemu Bupati Dharmasraya di Masjid di Bulan Ramadan
Bupati Dharmasraya Sutan Riska Tuanku Kerajaan dengan ramah melayani para pelajar membubuhkan tandatangannya. (Foto: Eko/GoSumbar)
Sabtu, 18 Juni 2016 10:05 WIB
Penulis: Eko Pangestu
DHARMASRAYA - Sekilas tidak ada perbedaan beribadah di Masjid Al Ikhwan Sungai Rumbai dari malam-malam sebelumnya. Masjid terbesar di nagari metro ini selalu ramai oleh jamaah. Tua muda berbondong-bondong memenuhi panggilan Allah SWT tatkala muazzin mengumandangkan azan.

Masjid dengan satu menara ini memang sudah makmur. Ia menjadi pusat peribadaatan Ummat Islam di nagari dengan pertumbuhan ekonomi tertinggi Sumatera Barat di wilayah selatan ini.

Namun Shalat Tarawih malam ke 10 Ramadhan di masjid yang telah berdiri sejak tahun 1980 ini terasa lebih berbeda. Jamaah yang hadir melebihi dari biasanya. Jamaah sampai meluber hingga teras masjid. Padalah diperkirakan daya tampung Masjid yang terletak di Jorong Balai Tangah ini tidak kurang 1.500 jamaah.

Rupanya kedatangan Tim Ramadhan Provinsi yang didampingi Bupati Muda Dharmasraya Sutan Riska Tuanku Kerajaan menjadi magnet lain. Banyak jamaah yang biasanya bertarawih di mushalla sengaja datang ke masjid ini.

Sutan Riska Tuanku Kerajaan, Bupati Dharmasraya, kehadirannya ditengah masyarakat dipandang sebagai sesuatu yang istimewa. Itulah yang dirasakan Ridhan, Deon, Abi, Habib dan Iqbal.

Rupanya enam bocah lugu itu tidak mau melepaskan momen kunjungan silaturahmi Safari Ramadhan bupati termuda se Nusantara ini.

"Pak, boleh ndak kami minta tanda tangan Pak Bupati di Buku Agenda Ramadhan kami?," tanya Ridhan berkonsultasi pada Yudha Topan, Subag Peliputan Bagian Humas dan Protokol.

Mendengar permintaan itu Yudha sontak kaget. Yudha sepertinya berfikir bagaimana kalau ratusan anak lain yang sudah siap-siap dengan Buku Agenda Ramadhan juga menuntut hal yang sama. Bisa bisa kewalahan rekan-rekan protokoler.

"Boleh ya pak," rengek Ridhan yang dukung lima teman lainnya.

Sambil senyum Yudha menjawab, "boleh, tunggu sampai acaranya selesai, tapi jangan bilang-bilang sama teman yang lain ya..!!"

"Ngga apa-apa, toh mereka hanya berenam, kita tidak boleh rusak bingkai impian mereka," kata Yudha kepada staf yang mencoba mengingatkan hal itu.

Selesai rangkaian acara, dengan dibimbing Yudha, enam wiswa Sekolah Dasar itu, mengendap-endap ke arah Bupati.

"Pak saya minta tandatangan Bapak," pinta Deon langsung pada suami Dewi Lopita Sari itu.

Bupati dengan ramah langsung mengamini permintaan tunas bangsa itu satu persatu.

Melihat ramai di sudut ruangan masjid, rupanya "operasi rahasia" Yudha bocor. Puluhan anak-anak lain juga datang menuntut hal yang sama. Namun apa daya bupati sudah meninggalkan ruangan. Aturan keprorokolan memang harus ditaati.

"Ndak apa-apa lain kali tanda tangan beliau pasti saya dapatkan," ujar Sari anak yang gagal mendapatkan tandatangan bupati.

Sementara Ridhan bersama enam rekannya dengan bangga menunjukkan tandatangan bupati kepada teman-temannya. Katanya, ia akan menunjukkan tandatangan itu kepada Bu Guru di Sekolah.

"Terima kasih Pak Bupati," tuturnya. (***)

wwwwwwhttps://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/https://64.23.207.118/http://152.42.220.57/