Home  /  Berita  /  Umum
Mohon Bebaskan Kami dari Keterisoliran dan Ketertinggalan

Warga Galugua Tautkan Harapan ke Pemerintahan IDEAL

Warga Galugua Tautkan Harapan ke Pemerintahan IDEAL
Wabup Ferizal Ridwan meninjau kondisi infrastuktur jalan dari Sialang ke Nagari Galugua yang masih jalan tanah berbatu. (Foto: Tri/GoSumbar)
Jum'at, 17 Juni 2016 10:33 WIB
Penulis: Tri Nanda
LIMAPULUH KOTA--Berpuluh tahun hidup di daerah terisolir tanpa tersentuh kue pembangunan, masyarakat Nagari Galugua kembali menopangkan harapan kepada pemerintah daerah agar dapat dibebaskan dari "ketertinggalan" pembangunan. Terutama kepada pasangan kepala daerah Limapuluh Kota yang baru, Irfendi Arbi-Ferizal Ridwan (IDEAL).

"Berpuluh tahun, kami hidup dalam ketertinggalan. Semua fasilitas nyaris tidak memadai, mulai dari infrastuktur, sarana-prasarana, sampai sumber daya manusia. Kami berharap, kepala daerah yang baru, mendengar jeritan hati masyarakat kami di sini," ungkap Wali Nagari Galugua, Kecamatan Kapur IX, Syakban, kepada Wakil Bupati Ferizal Ridwan, Rabu (15/6) malam.
 
Kunjungan Ferizal ke nagari paling ujung di bagian timur Limapuluh Kota itu, yakni dalam rangka memimpin tim safari Ramadhan Pemkab. Kedatangannya bersama jajaran SKPD beserta unsur Muspika Kapur IX ke masjid Amaliyah di Jorong Kototangah nagari setempat mendapat sambutan hangat puluhan tokoh masyarakat.    
 
Warga mengapresiasi, adanya kemauan Wakil Bupati beserta pejabat Pemkab berkunjung ke nagari mereka yang berbatas langsung dengan Kabupaten Pasaman Timur dan Provinsi Riau itu. "Kami sudah membayangkan sulitnya medan yang Bapak-bapak tempuh, untuk dapat mencapai Galugua ini. Ini lah yang kami rasakan setiap hari," ungkap Syakban. 
 
Wali Nagari menyebutkan, selain buruknya kualitas akses jalan ke daerah mereka yang berjarak sekitar 30 kilometer dari pusat Kapur IX, berbagai fasilitas pendukung terhadap pelayanan masyarakat belum kunjung terbenahi. Dari segi kesehatan, ia mencontohkan, Galugua kini baru memiliki 1 Puskesmas Pembantu serta 1 Puskesri. 
 
Adapun dua pos kesehatan, katanya, tidak pula dilengkapi fasilitas serta tenaga medis yang memadai, mulai dari tenaga dokter, bidan, peralatan kesehatan atau mobiler seperti ambulan. Ketika ada masyarakat yang sakit parah, mereka kerap kesulitan mengikuti rujukan ke RSUD yang berada Muaro Paiti, karena tidak punya ambulan. 
 
Agar bisa dirujuk, warga yang sakit parah ke RSUD terpaksa menyewa mobil pribadi dengan ongkos mencapai jutaan rupiah. Fasilitas sekolah seperti SD dan SMP di Galugua dilaporkan juga belum layak. Salah satunya SDN 1 Galugua, yang hanya dilengkapi dua orang PNS. "Bahkan, ruangan kantor terpaksa dipakai sebagai tempat tinggal kepala sekolah," sebut Syakban. 
 
Kemudian, belum adanya aliran listrik menjadi kendala masyarakat beraktifitas. Syakban menyebut, dari empat jorong di Nagari Galugua, baru Jorong Mongan yang dimasuki listrik. Adapun tiga jorong lain, yakni Galugua, Kototangah dan Tanjungjajaran masih gelap gulita. Buat penerangan, warga Galugua masih memakai genset dan mesin diesel. 
 
Begitu pula jaringan seluler (HP/Telepon) untuk alat berkomunikasi ke luar Galugua, kata Syakban, warga terpaksa mengakali memakai pemancar signal buatan. Atau juga mencari dataran tinggi seperti ke atas bukit. "Ini lah kampung kami. Kami harap, kepala daerah saat ini, Pak Irfendi Arbi-Ferizal Ridwan, bisa membantu mencarikan solusinya," harap Syakban diamini warga. 
 
Mendengar ungkapan Wali Nagari dan tokoh masyarakat, Wabup Ferizal yang sengaja membuka dialog terbuka bersama masyarakat mengaku, Pemkab tetap akan mendahulukan setiap kebutuhan prioritas dalam pembangunan ke depan. Terutama terhadap pelayanan masyarakat. Tidak akan ada diskriminasi dalam hal pembagian anggaran atau pun kegiatan pembangunan.  
 
Terhadap infrastuktur jalan ke Galugua, Ferizal menyebut, bakal berupaya melobi anggaran di Provinsi dan Pusat. Sebab, saat ini terbatasnya APBD Limapuluh Kota, belum bisa diandalkan untuk membuat jalan dari Sialang ke Galugua. Dia menyarankan, Pemnag Galugua memasukkan semua kebutuhan nagarinya di RPJM Nagari ke depan. 
 
Adanya program pusat, yakni perecepatan pembangunan desa atau Dana Desa, menjadi peluang besar yang bisa dimanfaatkan pemnag Galugua, seperti melengkapi fasilitas serta kebutuhan masyarakat nagari. "Program Desa, musti bermanfaat bagi masyarakat, terutama di daerah pinggir. Silahkan tuangkan format kebutuhan itu di RPJM Nagari, tetapi harus sinkron dengan RPJM Kabupaten, nanti kita akomodir," kata Ferizal. 
 
Dalam kesempatan itu, didampingi Camat Kapur IX, Sofyan, Wabup Ferizal sempat menyosialisasikan berbagai program pembangunan sosial dan ekonomi kemasyarakatan yang akan dijalankan Pemkab Limapuluh Kota. Seperti program 'Sayang Jompo' serta pemberian Insentif Penghasilan bagi garin masjid, guru MDA/TPA dan TPSA. 
 
"Insya Allah, tahun ini kita mulai realisasikan, termasuk juga pada program pendidikan serta gerakan pembangunan lainnya. Kami ingin kita semua optimis dan saling mendukung setiap program percepatan pembangunan yang dijalankan pemerintah daerah. Kami harapkan juga seluruh unsur masyarakat, sato sakaki mambangun nagari," sebut Ferizal Ridwan.***

Editor:M. Siebert
Kategori:Limapuluh Kota, Umum
wwwwwwhttps://green.radenintan.ac.id/max/https://bkpsdm.tanahlautkab.go.id/galaxy/https://143.198.234.52/sonic77https://159.223.193.153/